16.3 :: (Remember) Yura

31 26 0
                                    


Beginilah Yura mengingat masa-masa itu...

Untuk ukuran cowok pendiam dan kaku dan miskin ekspresi wajah, Renjun adalah penulis surat jempolan. Halus, sensitif, indah, justru karena isi surat-suratnya teramat jujur dan sederhana. Setidaknya begitulah penilaian Yura, sebagai pasangan surat-suratan Renjun selama minggu-minggu terakhir ini.

Sebenarnya harapan Yura dari surat'menyurat ini sungguh sangat samar, bahkan bagi dirinya sendiri.

Dia nggak yakin betul-betul naksir Renjun, dia nulis surat pertama itu juga hanya karena dikejar-kejar Areum. Itu pun isi suratnya hanya sebaris: ”Mata kamu bagus, tapi aku nggak yakin naksir beneran”.

Habis, dia nggak tahu mau nulis apa lagi! Dan karena Yura bukan penulis surat yang baik, surat-surat selanjutnya paling'paling hanya sepanjang satu atau dua baris, dan isinya selalu nggak nyambung, hanya hal-hal acak yang kebetulan nyangkut di kepalanya.

Tapi sebaliknya, surat-surat Renjun sangat menyentuh hati Yura. Bahkan ada surat-surat cowok itu yang jadi favorit Yura, yaitu surat'surat pertamanya, surat-surat yang membuat Yura semakin bersimpati pada cowok itu.

Senin
Dia selalu datang berkeringat,
Katanya suka sprint
Kusuruh dia mandi sebelum belajar kimia
Dia malah ketawa mengangkat ketiak:
”Nggak bau!” diendusnya yang kiri.
”Nggak bau!” diciumnya lagi yang kanan
Lalu duduk di depanku, tanpa merasa jangan  ”Ayo kita mulai!” serunya dengan semangat empat lima

Selasa
Hampir setiap Selasa aku bertemu dnegan nya,
Di atap sekolah dengan earphone yang ia pakai
Awalnya kupikir itu bukan dia,
Tubuhnya tenang, bibirnya berkomat kamit mengikuti alunan musik yang di dengar nya

Rabu
Aku tak tahu jadwalnya sebelum kukenal dia
Tapi sekarang itu hari aku, helmeoni, dan dia
Melihat kereta atau ke taman dekat rumah,
Sambil makan es krim atau gulali merah muda helmeoni menyukainya, bisa kulihat itu di matanya
Dan dia menyukai helmeoni, bisa kulihat itu di wajahnya Aku? Aku senang hari ini, hari kami bertiga

Kamis
Ini malam Jumat, dia berkata
Malamnya para hantu
Kutatap dia, keras-keras kutahan tawa
Yang benar saja! Cewek ini pasti sudah gila Tapi dikeluarkannya DVD bajakan sampai lima,
judulnya saja sudah bikin sakit kepala
”Ayo nonton,” penuh semangat dia berkata, Sama sekali tidak malu dengan seleranya
Tapi justru karena itulah aku tak pernah menepis ajakannya
Aku terlalu terpukau oleh kenaifannya

Jumat
Aku tidak suka hari ini. Karena itu artinya Ada dua hari di muka Yang harus kuhabiskan
tanpa dirinya

Sabtu
Sepi.
Sendiri.

Sungguh, itu surat-surat yang indah. Dan Yura tidak senaifiitu untuk tidak menyadari'siapa yang dibicarakan Renjun di dalam baris-baris tulisan tangannya yang tajam tajam dan sedikit berantakan.

Areum.

Sampai akhirnya datang sepucuk surat yang lain. Surat yang bikin hati Yura trenyuh dan matanya berkaca kaca

Aku masih menunggnya di rumah setiap hari, Lupa, dia telah terikat janji yang lain
Aku masih menantinya di telepon setiap malam, Lupa, dia kini kehabisan kelam tuk dilalui sendirian

Yura tercenung.

Apakah. Renjun. Jatuh. Cinta. Pada. Areum?

Apakah. Areum Tahu?

Dulu... waktu awal-awal B-M-an dulu, Yura sempat menangkap kesan itu. Bahwa Areum naksir Renjun... tapi sekarang sepertinya nggak mungkin! Secara Areum sedang asyik asyiknya menghabiskan hari-harinya dengan chenle.

Ah. Hati Yura yang lembut tersentuh. Kalau saja Areum tahu isi hati Renjun.

Puzzle Love | ENDΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα