Chapter 10 ~ Kebohongan Aluna

383 68 4
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

(Jangan baca di waktu shalat dan jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama)

"Melihatmu yang disukai banyak orang aja aku cemburu, apalagi salah satu di antara mereka adalah orang terdekatku, rasanya sakit tapi tak berdarah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Melihatmu yang disukai banyak orang aja aku cemburu, apalagi salah satu di antara mereka adalah orang terdekatku, rasanya sakit tapi tak berdarah."

-Hafsa-

~Ketika Takdir Memilih~

"Jadi Pacarnya," ucap Rina dengan nada yang agak lembut.

Hafsa yang mendengar itu, sontak menghentikan mobilnya secara tiba-tiba. Dia tidak terima dengan semua ini, dia tak suka jika salah satu sahabatnya terjerumus dalam kemaksiatan.

Mengetahui itu telah membutnya sangat terkejut, bukan kerena dia iri atapun cemburu, tapi memang benar kalau pacaran dalam islam itu tidak diperbolehkan.

"Maksudnya?" tanya Hafsa dengan tatapan tajam ke arah Rina. Hafsa memang sedikit sensitif dengan yang namanya pacaran, apalagi itu menyangkut sahabatnya.

"Tapi boong ... hahahaha. Maaf ya, guys telah membuat kalian terkejut," ucap Rina

Hafsa lega dan menghembuskan nafasnya, dia langsung menjalankan mobilnya. Gadis itu sangat kesal dengan Rina, bisa-bisanya Rina berbohong tentang masalah ini, sungguh Hafsa tak bisa menerimanya jika salah satu sahabatnya terjerumus dalam kemaksiatan.

"Ingat ... dalam Surah Al-Isra ayat 32 yang artinya, dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk. Nah, pacaran juga termasuk zina kan? Maka dari itu dalam islam tidak diperbolehkan untuk pacaran," jelas Hafsa sambil menyetir.

"Iya, Hafsa. Kita kan udah janji, nggak ada yang pacaran di antara kita. Lagian pula mana mungkin Kak Ridho mau pacaran, dia itu udah berubah sempurah ... sekarang dia jadi alim, sering shalat, dan juga hafal Al-Quran," jelas Rina sambil tersenyum.

"Terus ngapain kamu ketemu dia?" tanya Kaila penasaran.

"Nggak tau sih, dia yang mau ketemu denganku tapi rumah, dia juga mau ketemu Ayah dan Ibu," ucap Rina.

"Mungkin dia akan melamarmu," ujar Hafsa sambil tertawa kecil.

"Aamiinn ..." ucap semua orang.

Tiba di kampus, Hafsa langsung memarkirkan mobilnya dan setelah itu mereka keluar dari mobilnya. Mereka tak langsung ke kelas, tetapi menuju kantin, Rina sangat lapar dan kebetulan pagi ini dia belum sarapan, itulah sebabnya mereka mampir ke kantin sebentar sebelum masuk ke kelas.

Ketika Takdir Memilih [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang