Chapter 3 ~ Awal Dari Keraguan

554 105 27
                                    

لسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

(Jangan baca di waktu shalat dan jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama)

"Laki-laki yang buruk hanya untuk perempuan yang buruk dan sedangkan laki-laki yang baik hanya itu perempuan yang baik"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Laki-laki yang buruk hanya untuk perempuan yang buruk dan sedangkan laki-laki yang baik hanya itu perempuan yang baik"

-Queen Bila-

~Ketika Takdir Memilih~

Malam ini sesuai janji, Rafif akan mengajak Amira jalan-jalan dan dia memutuskan untuk pergi ke Mall karena dia sudah lama tidak pergi ke Mall.

"Paman, ayo! Ayo kita berangkat," ucap Amira menarik tangan Rafif.

"Iya, Sayang ... bentar, Paman siap-siap dulu," ucap Rafif

Amira hanya diam dan menatap Pamannya yang sedang bersiap-siap. Gadis kecil itu duduk di ranjang kamar Rafif dan memandanginya sambil tersenyum.

"Paman, kok kamu belum punya istri? Amira pengen punya adik juga, biar nanti dia bakalan jadi temen aku," jelas Amira.

Rafif terkejut dengan perkataan keponakannya, dia tak menyangka jika gadis kecil itu sudah berpikiran seperti itu. Rafif mendekati dan tersenyum ke arah Amira.

"Paman belum mau menikah, lagian pula calonnya aja belum ada," ucap Rafif.

"Hmm, apa perlu, Amira aja yang cari calon buat Paman?" tanya Amira.

Rafif tertawa kecil dan menggeleng. Dia tak menjawab pertanyaan gadis kecil itu, dia hanya melanjutkan persiapannya.

"Ih, Paman. Kenapa pertanyaan aku nggak di jawab?" tanya Amira cemberut.

Rafif hanya diam dan tetap menata rambutnya. Amira yang dicueki langsung mendekati Pamannya dan memukulnya, sontak Rafif tersenyum ke arah Amira dan berkata, "Iya ... nggak usah marah kayak gitu dong. Aku janji, nanti aku akan menikah,"

Amira tersenyum dan langsung memeluk Rafif. Terlihat ada Faris dan Zulfa yang sedang mengintip dan tersenyum ke arah Amira, sebenarnya ini semua rencana mereka berdua yang menyuruh Amira mengatakan itu semua.

"Yaudah, ayo kita berangkat," ucap Rafif melepaskan pelukannya dari Amira.

"Ayo!!" pekik Amira.

Ketika Takdir Memilih [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang