Chapter 7 ~ Celaka?

396 70 3
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

(Jangan baca di waktu shalat dan jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama)

"Kebenaran memang pahit, tapi aku akan melakukan apapun untuk membuktikan kalau Kak Rafif tak bersalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kebenaran memang pahit, tapi aku akan melakukan apapun untuk membuktikan kalau Kak Rafif tak bersalah."

-Hafsa-

~Ketika Takdir Memilih~

Di Suatu Universitas ternama yang berada di Inonesia, terlihat Hafsa yang sedang memarkirkan mobilnya. Setelah itu, gadis itu langsung keluar dari mobilnya, dia berjalan menuju taman kampus untuk menghampiri kedua sahabatnya.

Ketika sedang berjalan, tiba-tiba dia melihat Rafif yang sedang menelpon dengan aneh, gadis itu penasaran dan langsung menghampiri laki-laki itu. Di sana sangat sepi, bahkan tiada satu orangpun yang ada di sana, hal itulah yang membuat dirinya penasaran.

Hafsa mengintip dan mendengar pembicaraan Rafif, namun jarak di antara mereka agak sedikit jauh yang membuat pembicaraan itu tak jelas untuk didengar. Gadis itu berjalan mendekati Rafif dengan hati-hati, dia tak ingin jika laki-laki itu mengerahui keberadaannnya.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Rafif dalam telepon.

"Siapa yang ditanya dengan Kak Rafif?" tanya Hafsa penasaran.

Hafsa tetap mendengar hingga ada perempuan yang memanggil dan memegang pundaknya. Gadis itu tak menghiraukan itu, dia tetap serius mendengar pembicaraan Rafif.

"Hafsa!" Perempuan itu memanggil Hafsa dengan suara agak sedikit keras.

Hal itu berhasil membuat Rafif terkejut dan berkata, "Hafsa?"

Dia langsung mematikan teleponnya dan pergi meninggalkan tempat itu. Rafif berharap, semoga pembicaraannya dengan seorang laki-laki tidak diketahui dengan siapapun.

Di satu sisi, Hafsa yang terkejut langsung berbalik dan menatap perempuan itu. "Kail? Kamu ngapain disini?" tanya Hafsa panik.

"Kamu yang ngapai disini? Pakai acara ngintip-ngintip segala. Ada apa sih di sana?" ujar Kaila yang hendak melihat ke arah lorong itu tapi Hafsa menjegahnya.

"Tidak ... tidak ada apa-apa," kata Hafsa panik.

Kaila mengangkat alis matanya, dia merasa ada yang aneh dengan Hafsa. Dengan kuat dia mencoba melihat sesuatu yang ada di sana, walaupun Hafsa tak menyuruhnya tapi dia masih bisa melihatnya.

Hafsa mengembuskan nafas berat, dia sangat panik dan khawatir, bagaimana kalau Kaila berpendapat kalau dirinya sedang mengikuti Rafif padahal niatnya hanya ingin mencari tahu kebenaran

Ketika Takdir Memilih [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang