Chapter 8 ~ Apakah Ini Saatnya Kehilangan?

383 72 3
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

(Jangan baca di waktu shalat dan jadikan Al-Quran sebagai bacaan utama)

"Kau adalah sosok yang paling berharga bagiku, dan juga sosok yang menjadi alasanku tuk selalu bahagia sampai saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau adalah sosok yang paling berharga bagiku, dan juga sosok yang menjadi alasanku tuk selalu bahagia sampai saat ini. Jadi, kumohon jangan pergi, aku tak mau kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupku, dan itu kamu."

@its.queenbila

~Ketika Takdir Memilih~

"TOLONG!!!" Pekik Hafsa dengan kuat.

Bruk!!

Suara pukulan itu terdengar sangat kuat, dia terjatuh dan tak berdaya. Tubuhnya mengeluarkan banyak darah, terlebih lagi dibagian kepalanya. Hafsa yang melihat itu langsung terekejut, tubuhnya gemetaran dan sangat gugup seketika.

"Hafsa, cepat kamu lari dari sini!" pekik Rafif.

Hafsa mengangguk dan hendak pergi tapi laki-laki tadi menarik tangannya hingga dia terjatuh. Gadis itu mencoba untuk pergi tapi genggaman laki-laki sangat kuat, kini dia berada dalam dekapan laki-laki jahat itu.

"Lo mau kemana? Hahaha," ujar laki-laki itu.

"Hei!! Lepasin dia!" Pekik Rafif.

"Enak aja, memangnya lo siapa hah?" tanya laki-laki itu.

Laki-laki itu mengeluarkan pisau dan mengarahkan pisau tersebut ke arah Rafif. Hafsa sangat terkejut, dia sangat tak berdaya.

"Jangan! Jangan lakukan itu," ujar Hafsa dengan nafas yang tak teratur.

Laki-laki itu membawa Hafsa keluar dari lorong itu sambil mengarahkan pisau ke arah Rafif. Gadis itu terus berdoa dan berharap agar dia bisa keluar dari cengkraman laki-laki jahat itu.

Rafif terus mengikuti dan mendekati mereka berdua. Tak peduli ada pisau yang berada di depannya, dia langsung menonjok muka laki-laki itu dengan kuat. Akhirnya laki-laki itu terjatuh dan melepasakan Hafsa dari cengkramannya.

"Hafsa cepat pergi!" Pekik Rafif.

Hafsa langsung pergi dan berlari untuk mencari bantuan di luar sana. Dirinya sangat panik dan khawatir, dia langsung menelpon polisi untuk datang ke tempat itu. Sebelum polisi datang, dirinya tak berani masuk ke dalam lorong itu lagi.

Ketika Takdir Memilih [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang