Bagian 19: Akhir Cinta

74 5 0
                                    

Karena semua yang mempunyai awal selalu memiliki akhir. Ada yang sesuai ekspektasi ada pula yang tak sesuai. Karena nyata nya, kadang cinta saja tak cukup kuat jadi modal hubungan bertahan lama.

- N & D -

Happy Reading 😘
.
.
.

Novia Pov

" Saya terima nikah dan kawinnya Lethisa Novianti binti Ridwan Purnomo dengan maskawin seperangkat alat sholat dan emas sepuluh gram di bayar Tunai."

" Bagaimana saksi sah?"

" Sah...!"

SAH

Kalimat sakral itu telah terucap. Mas Alan resmi menjadi suami ku. Hari ini sudah tak ada lagi kisah Novia dan Dewa. Saat ini yang tersisa adalah kisah rumah tangga Novia dan Alan.

Flashback on

Setelah liburan semester selesai, aku akhirnya bisa bertemu dengan Dewa. Kali ini kami sedang dalam perjalanan Study tour menuju Bali. Study tour ini, di ikuti oleh sebagian teman satu angkatan dalam jurusan yang sama setelah menyelesaikan sidang skripsi.

Aku duduk bersama Reina. Sedangkang Roman dan Dewa. Di paling depan samping sopir ada Revan sebagai ketua tour sekaligus mengatur acara perjalanan kami.

Sejak kembali hubungan ku dan Dewa bisa di bilang biasa saja. Yah... Aku cukup egois tak mau melepas Dewa meskipun status ku adalah tunangan Mas Alan. Tepat seminggu setelah lebaran haji.

Setelah pelaksanaan Pertunangan, aku kembali ke Surabaya untuk melanjutkan kuliah, menyelesaikan skripsi dan sidang akhir. Dua minggu lagi acara prosesi wisuda.
Dan sampai detik ini, aku tak lagi memberitahukan Dewa apapun soal hubungan ku dan mas Alan, aku bahkan tak memakai cincin tunangan kami.

" Aku mau, kamu segera jujur sama Dewa. Kamu calon istri ku Via , kita sudah tunangan." Ucap mas Alan, yang sampai saat ini masih terngiang di telingaku.

" Bisakah aku protes? Selama ini aku memang gak pernah punya pilihan dalam hidup ku mas." ujarku tajam. Mas Alan menarik napas pelan.

" Aku sudah datang menemui sejak dua tahun lalu meminta pada Ayahmu agar kamu jadi istriku. Aku tidak memberi janji tapi aku membuktikan menikahimu agar halal. Dan aku gak bermain dengan keseriusan perasaanku sama kamu. Apa yang membuatmu ragu menerima ku?" tanya mas Alan yang membuat ku menutup mata.

Obrolan ku dengan mas Alan membuatku tak sadar meneteskan air mata dalam perjalanan. Aku melihat Reina sudah tertidur. Aku memaksakan menengok kursi belakang dan Dewa juga tidur. Aku tersenyum, bahkan melihat wajah Dewa yang damai saja mampu membuatku tersenyum tanpa di paksa.

🐌🌺🐌

Jam 06:00 kami sampai ke hotel tempat kami menginap. Jadwal berikut nya adalah sarapan. Kemudian berjalan - jalan ke pantai Kuta.

Saat ini semua rombongan sedang menikmati romantisme dan keindangan pantai Kuta. Ada beberapa diantara teman - teman sedang sibuk mengambil gambar dan berfoto bersama.

" Aku ingin bicara sesuatu sama kamu bisa?" ujarku pada Dewa.

" Ah....pergilah kau Wa. Sana sama Novia. Biar kau puas berdua. Hahahaha." Ujar Revan menggoda kami

" Kita duduk di sana saja." Dewa mengambil tanganku dan kami berdua menuju ke tepi pantai.

Aku menatap wajah Dewa. Ya Tuhan bagaimana bisa aku akan melukai laki - laki di depan ku ini. Dia yang sudah memberi warna berbeda dalam hidup ku. Aku sudah lama tak bisa tertawa lepas, selama bersamanya banyak tawa yang kami buat. Banyak canda yang kami bagi. Apakah aku sanggup? Menyakiti hatinya?

DEAR YOU ( Complete )Where stories live. Discover now