Bagian 12 : Perasaan Novia

69 7 0
                                    

" Kamu lupa satu kekuatan wanita, insting jitu jika ada yang mengusik hatinya. Kalian bilang itu cuma perasaan, bagi kami itu cara untuk tahu kamu sedang berdusta atau jujur."

- Novia -

Happy Reading.
.
.
.

Novia Pov

Siang tadi aku sangat bahagia bisa bertemu dengan keluarga Dewa. Akhirnya semua ketakutanku rasanya luruh bersama pengakuan cinta Dewa. Aku sudah jatuh dalam pelukannya, artinya hariku sudah menjadi miliknya.

Dua minggu terakhir rasanya beban dari pundakku semakin terasa, bahkan saat aku pulang ke kampung halaman rasanya aku masih meninggalkan nyawaku di Surabaya. Masih teringat Dewa dan ada sedikit yang tercubit saat aku melihat dia bersama cewek lain. Aku melihat sendiri, dan fakta Dewa berbohong membuatku ingin bertanya lebih, namun aku urungkan karena aku juga belum bisa memastikan perasaanku pada Dewa.

Pernyataan Dewa tadi sekaligus menjawab perasaanku padanya. Dan bahagia karena ternyata rasaku tak bertepuk sebelah tangan. Aku menemukan keseriusan dari mata Dewa hingga aku merasa aku harus menjatuhkan hatiku pada dia, yang sudah dengan luar biasa memporak porandakan pertahanan yang aku buat sendiri.

" Hai Yang, tumben nelpon, ada apa?" tanyaku heran, padahal Dewa baru saja lima belas menit yang lalu mengantarkan aku pulang.

" Kangen pacar, gak boleh?" tanyanya dari ujung sana, membuatku menarik senyum otomatis.

" Aku juga kangen sama kamu. Tapi ini tumben deh, baru lima belas menit yang lalu ketemu." ujarku penasaran

" Kangen sama suara kamu. Aku pengen denger aja. Ah... Jadi alay gini sih aku." terdengar dia tertawa renyah

Aku tertawa mendengar pengakuannya. Ini akan jadi hal baru bagi playboy sekelas Dewa yang jarang bawa hati dalam berhubungan dengan perempuan.

" Kamu mau janji satu hal Yang, tolong jangan pernah selingkuh di belakangku. Kalau kamu udah merasa gak nyaman sama kita, bilang yah. Aku mau kita selesai dengan benar. " ujarku, entah apa dipikirin ku, aku cuma tiba - tiba ingin bilang itu.

" Aku janji, kamu gak usah khawatir soal itu." mendengar jawaban Dewa bikin aku diam lagi karena bingung.

" Bentar lagi UTS lho di kampus, besok kita belajar bareng mau? Sama Roman dan Reina juga."

" Asal sama kamu kemana aja aku mau kok Yang." jawaban receh Dewa bikin senyum ku makin cerah saja.

" Gombal, emang dasar playboy yah kamu." usilku menggoda Dewa.

" Hahahahah, ya udah kamu mandi dulu udaj sore, jangan lupa nanti malam aku jemput. Kita makan bareng yah."

" Iya, aku tunggu."

Setelahnya sambungan telpon terputus, dan aku masih menatap layar hp lama. Aku masih termenung dengan semua hal yang baru saja terjadi. Semua yang sudah terlewati antara aku sama Dewa, bukan hal biasa. Kami jadian dengan cara yang aneh, kemudian jatuh cinta pun semua di luar rencana.

" Woy... Melamun aja Via, aku udah gedor pintu gak di jawab. Ya udah masuk aja." Mbak Melly teman satu kos yang kamarnya samping kamarku membuatku kembali berpijak ke bumi.

" Mbak, aduh kaget aku. Ada apa nih? Tumben sore udah cantik, mau keluar?"

" Iya mau keluar sama pacar aku, dia mau ngajak aku ke rumah temanya yang sakit, sambil nunggu jemputan aku kesini, lha kamu melamun aja. Mikirin Dewa? Kalian pacaran?"

" Oh... Itu, iya pacaran, baru jalan sebulan mbak. Kenapa?"

" Ya ndak apa - apa, justru bagus kamu gak jomblo. Lagian yah Via, kamu tuh jadi lebih berubah baik karena dekat sama Dewa, nih yah, sorry aja aku perhatikan penampilan kamu pertama ketemu, kampungan banget. Tapi sekarang lebih baik, lebih cantik, lebih stylish. Intinya Dewa ngasik perubahan baik buat penampilan kamu."

DEAR YOU ( Complete )Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ