bagian 14 : Mantan lagi?

59 7 0
                                    

" jangan paksakan melupakan, akan terasa sakit, tapi coba terima kenyataan bahwa sudah tak ada hubungan spesial, kecuali status Mantan. "

- Dewa -

Happy Reading 😘
.
.
.

Dewa Pov

Siang ini, aku memilih di rumah dan berdiam di kamar. Terpaksa aku menolak ajakan makan siang bersama Novia. Emosiku labil, jika di paksa bersama Novia saat ini aku takut tak bisa menahan emosi sehingga mengeluarkan kalimat dingin bahkan kasar kesannya akan menyakiti hati Novia.

" Bro, Novia gak salah kasus ini, dia bisa jadi korban fitnah, kalau dilihat dari karakter Novia, gak mungkin melakukan hal separah itu." ujar Revan yang memang sejak siang tadi main ke rumah.

" Aku juga gak percaya sama Alan itu, cuma aku gak habis pikir sama pikiran dia aja. Se frustasi itu di putusin Novia." ujarku dengan kesana

" Korban patah hati emang kadang suka begitu bro,hahahahaha."

" Aku pengen banget menghajar wajahnya yang sok baik itu. Gak terima cewek aku di jelek - jelekin, di fitnah dan kata - kata dia itu jahat bro."

" Wah... Koen beneran cinta mati karo Novia cuk, Astaga...seorang Dewa akhirnya klepek klepek oy...!" ujar Revan dengan tertawa di akhir kalimat nya membuat aku diam dan menggelengkan kepala pelan

" Dan jatuh cita bikin aku kelihatan bodoh yah? Aku gak terima Van, sumpah rasanya hatiku sakit." ujarku mendesah kasar.

" Wah... Roman sudah menemukan Reina. Kau sudah menemukan Novia. Apalah daya ku ini yang masih jomblo?"

" Makanya buruan cari pacar yang bener, jangan buat mainan koen sob, sampai kapan mau main - main, sampai malaikat jemput koen buat pulang ke akhirat?"

" Kurang asem koen bercanda gak usah bawa - bawa malaikat maut dan akhirat lah. Dosaku masih banyak, belum aku tobat pada orang tuaku, kau ah... Dewa kurang ajar kali kau."

" Hahahahahaha, beneran deh bro. Coba jatuh cinta, nanti juga kau akan merasakan bahagia kok."

" Sok...sok...sok...kau. Bahagia pala kau, ini kau sudah galau saja. Heyy...mendingan aku bro, aku masih suka mencoba dan mencari, kalau sudah ada yang pas di hati baru aku berhenti, tapi tak tau kapan?"

" Suka suka kau lah..! Pokoknya aku harus ngasik pelajaran si kuncrut itu."

" Hey... Kau masih simpan nomor si Alan itu? Telpon lagi saja."

" Pakai nomor pribadi. Disembunyikan bro. Ah... Asem emang si kuncrut itu." desahku pelan dalam kekesalan.

" Ah... Tanya Novia, dia pasti menyimpan nomor mantannya. Setelah aku pikir dari pada kau bingung dan kesal sendiri. Cerita saja sama Novia soal mantan itu. Biar tak stres kau."

" Benar, aku gak bisa penuh dengan pikiran negatif. Aku akan tanya ke Novia besok. Mumpung besok kita gak ada jadwal Ujian."

" Ah... Masak besok tak ada Ujian?"

" Besok tanggal merah...ish kau lihat lah kalender. Kampus saja besok libur. Kecuali kalau kau mau masuk sendirian. Barangkali kau mau bersihin toilet kampus. Atau mau uji nyali kenalan sama penghuni ghoib lantai tiga."

" Busyeet...! Sembarang kali kau bicara."

Aku hanya tertawa melihat Dewa langsung merebahkan badannya ke atas kasur. Tiga menit kemudian nafas kasar dan teratur diiringi suara ngorok Revan menjadi iringan musik galau terburuk yang pernah ada.

" Dasar Pelor koen...!" Ujarku sambil sengaja melempar bantal ke wajah Revan.

🐌🐌

Sore hari, disinilah aku sekarang. Setelah berfikir panjang, rasanya aku tak sanggup sampai pagi untuk datang ke kosan Novia.
Rasanya otakku penuh jika harus menunggu sampai besok di landa penasaran akut.

DEAR YOU ( Complete )Where stories live. Discover now