bagian 15:Drama lagi

67 5 0
                                    

" Masa lalu ku sepaket dengan ku. Aku tak bisa mengulang dan menghapus yang sudah terjadi, maka pahamilah."

- Novia -

Happy Reading 😘
.
.
.

Novia pov

Rasanya hatiku sakit mendengar pengakuan Dewa soal Alan. Demi tuhan aku tak pernah melakukan hal yg Alan tuduhkan. Meski aku belum masuk dalam kategori muslimah baik, namun aku selalu menjaga kehormatan ku. Aku selalu berusaha menjaga agar tak mempermalukan ayah dan ibuku.

Tuduhan Alan tanpa alasan. Tanpa bukti dan dia mempermalukan aku dengan fitnahnya. Aku kecewa dengan perubahan sikap Dewa akhir ini. Apapun alasan dia menyembunyikan semua ini, tetap itu tampak dia tak percaya padaku. Aku bukan tak sadar dia berubah. Aku hanya bisa berusaha untuk membuktikan jika tuduhan Alan salah dan membersihkan namaku.

" Hallo mas Alan, ini Novia." ujarku saat ia menerima telpon ku di dering pertama dari tiga kali percobaan menghubungi dia.

" Hai... Sayang, akhirnya kamu menghubungi mas duluan." mendengar suara sok manis itu membuatku rasanya ingin marah. Aku melihat wajah Dewa sekilas menahan emosinya.

" Mas Alan kok tega sih, gara - gara kamu, Dewa mutusin aku." Ujarku berbohong memancing dia mengaku.

" Apa maksud kamu Via?"

Pembohong, bisanya dia sok polos.

" Mas, Dewa percaya kata - kata kamu bahwa kita pernah tidur bersama. Dia marah dan mutusin aku gitu aja. Puas kamu mas?" ujarku dengan menahan emosi, Dewa melihat ku sekilas dan menganggukkan kepala pertanda paham maksud dan siasatku.

" Aku hanya menguji kepercayaan Dewa sama kamu. Aku sengaja mengarang cerita bahwa kita pernah tidur bareng. Kamu lihat, dia tidak mencintaimu Novia. Harusnya dia mencari tahu dulu, bukan malah mutusin kamu dong. Jadi jelas dia tidak dewasa."

Kena kau, pencundang.

" Tapi cara yang mas lakukan keterlaluan, aku cinta sama Dewa Mas, apa sih yang mas Alan mau?"

" Aku mau kamu Novia, aku menyesal putus sama kamu. Ayolah Via, kembali sama mas sayang, aku mau kamu kembali jadi pacar mas lagi. Lupakan Dewa, dia tidak pantas sama kamu Via."

Detik itu juga, Dewa mengambil handphone ku dan menahan emosi ia menarik napas dalam, panjang dan memejamkan mata sebentar mengontrol marahnya.

" Hey... Alan. Pengecut kamu, pecundang. Saya gak nyangka kamu menghalalkan segala cara untuk memisahkan kami. Kamu salah besar, dari awal saya yakin, Via gak akan melakukan seperti tuduhan kamu. Sekarang kamu mengakui sendiri bahwa kamu memfitnah pacar saya, pecundang...!"

Aku mencoba menyentuh lengan Dewa dan mengusapnya pelan. Aku berharap bisa menurunkan emosi Dewa.

" Kalian kompak sekali menjebak saya, hem... Kagum saya dengan kalian berdua. Tapi kamu harus ingat, saya tidak akan pernah ikhlas kamu memiliki Novia. Ini baru awal Dewa, saya gak akan langsung menyerah, saya akan rebut Novia dari kamu, ingat itu."

Ancaman Alam membuat darahku berdesir. Aku takut dan khawatir entah apa yang akan Alan lakukan. Aku takut jika dia nekat menyakiti Dewa. Tidak, aku tidak akan sanggup.

Mengambil alih handphone ku dari tangan Dewa.

" Mas, aku kenal kamu sebagai orang baik. Aku sudah tidak bisa sama kamu lagi mas, tolong jangan ganggu aku sama Dewa. Masih banyak cewek lain yang bisa kamu cari sebagai pengganti aku mas."

Setelah berusaha berbicara dengan nada pelan, aku mendengar mas Alan menghembuskan nafasnya.

" Aku masih mencintai kamu Novia, kamu tahu itu. Aku gak bisa melihat kamu sama laki - laki lain. Maafkan aku. Aku tidak bisa melepaskan kamu begitu saja. Dengan siapapun kamu, aku gak bisa terima."

Dewa mengambil handphone dan mematikan sambungan sepihak. Aku hanya bisa diam. Melihat mata Dewa penuh emosi. Aku merasa ada aura mulai tidak enak di mata Dewa.

" Aku sudah membuktikan bahwa semua tuduhan Alan salah Kan? Aku minta maaf, dia masalalu aku dan aku gak bisa menghapus begitu aja."

" Aku tahu, aku hanya gak ngerti jalan pikiran Alan itu. Dia laki - laki, dan cara dia itu kayak banci tau gak?" ucapan Dewa masih sarat dengan emosi

" Aku merasa kamu berubah Wa, sikap kamu ke aku. Aku gak tau kalau kamu sebegitu percaya sama omongan Alan. Aku bukan perempuan murahan Wa. Kamu gak seharus nya berubah gitu, kamu bisa tanya ke aku langsung Wa."

Dewa menatapku tajam, entah apa yang dipikirkan laki - laki ini. Aku tidak bisa menebak. Alan benar, Dewa belum dewasa. Cara dia menghadapi masalah ini belum dewasa.

" Aku ini pacar kamu Via. Kamu mau aku bagaimana? Mendengar kamu dan mantan sialan kamu tidur bareng. Aku marah Via. Okeh...aku brengsek, aku playboy banyak orang nuduh aku begitu, tapi aku gak pernah merusak perempuan. Apalagi orang yang aku cinta."

" Aku paham, tapi cara kamu menjauhi aku itu menunjukan kamu gak percaya sama aku. Harusnya kamu tanya aku sebelum menilai semua. Aku kecewa sama kamu." ucapku dingin. Kali ini semua lelah yang aku tahan beberapa hari karena kelakuan Dewa usai sudah.

" Aku minta maaf Via. Aku mau tanya sama kamu tapi kita lagi ujian dan aku gak mau kepikiran soal ini. Aku tanya sekarang karena aku tahu ujian bentar lagi selesai. Dan soal menjauhi kamu, bukan karena masalah ini, Roman bilang, aku harus bisa ngasik kamu waktu belajar. Sama kayak Roman dan Reina yang jaga jarak agar konsen belajar."

Aku terdiam, dan perlahan melihat mata Dewa. Ada keseriusan disana. Aku tahu bahwa semua yang aku lakukan ini menuduh Dewa. Aku gak mikir dia akan berfikir begitu.

" Aku minta maaf kalau aku secara gak langsung nyakitin kamu Sayang. Maaf. Dari awal aku sadar, kamu gak akan melakukan seperti tuduhan Alan."

Aku hanya bisa mengangguk. Saat tangan Dewa menghapus air mataku dengan ibu jarinya. Dewa menarik kepalaku ke dalam pelukannya. Harus parfum mask dan mint menyatu dalam indraku dan membuat tenang.

Aku merasa nyaman jika ada di dekat Dewa, Demi Allah hatiku berhenti di dia. Cuma Dewa yang bisa membuatku merasa di lindungi selain ayah.

" Aku harap mulai sekarang kita bisa saling terbuka. Kita bisa bicarakan yah Wa. Aku harap kita bisa jujur. Satus sama lain."

" Iya kita akan lebih kuat dari kejadia ini, kita bisa makin tahu bahwa kita harus bersama, demi hubungan ini. Sebagai cowok, aku tahu Alan akan melakukan apapun demi orang yang dicintai. Dia akan melakukan apapun merebut kamu dari aku." kalimat Dewa seakan membuatku terdiam. Dewa benar, bahwa semua yang dia lakukan demi hubungan ini dan aku percaya cinta kita cukup kuat melewati semua ini.

" Besok ada acara syukuran ulang tahun mbakku, dia naik jabatan. Kalau kamu mau besok aku jemput kamu ke rumah yah. Bisa bantu ibu juga, mau kan?"

Pertanyaan Dewa membuat ku tersenyum dan sejenak melupakan apa yang sudah terjadi.

" Aku mau, aku akan usahain besok ke sana."

" Pokoknya besok aku jemput." ujar Dewa sambil mengacak puncak kepala ku pelan.
Membuat ku tersenyum lebar.

" Baiklah tuan Pemaksa." ujarku dan disambut tawa renyah Dewa.

Malam ini satu masalah selesai. Aku tahu ke depan hubungan ini akan mengalami banyak ujian lagi. Aku paham aku dan Dewa masih baru memulai hubungan ini. Masih banyak hal yang akan membuat kami harus bersama melewati semua. Semoga aku dan Dewa serta cinta kita cukup sebagai fondasi kebersamaan kita semakin kuat .

- bersambung -

Baiklah akhirnya update. Jangan lupa aku minta vote tekan bintang.

See you next part and keep santuy 😘

Ps : duh...sapa nih yang punya mantan kayak Alan? Nyebelin sih ya mantan tipe gitu 😅

DEAR YOU ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang