LANGIT SEBASTIAN BRATADIRKASA

Start from the beginning
                                    

"Udah Pak jangan marah-marah terus ntar tambah tua lo Pak, ga kasian tu sama jantungnya?" ujar Adeni

"Kenapa dengan jantung saya hah? Apa hubungannya dengan kalian?"balas Pak Broto yang tak habis pikir dengan keenam siswanya ini.

"Ya ada hubungannya lah Pak kalau bapak marah-marah mulu sama kita ntar Bapak jadi jantungan gimana, Pak? Terus kalau Bapak tidak bisa bertahan gimana, Pak? Kalau Bapak nggak ada nanti siapa yang marahin kita, Pak? Jangan sampai Bu Renata yang gantiin Bapak, bisa hancur ini SMA," sahut Bayu yang tak menyaring kata-katanya terlebih dahulu.

"Bayu kamu mendoakan saya mati?" balas Pak Broto menatap Bayu tanpa ampun.

"Maafkan teman-teman saya Pak, ucapan mereka jangan dimasukkan hati. Kami masuk ke kelas sekarang, Pak, "ujar Dirga dengan sopan.

"Lo apa-apaan sih Dir, gue mau makan dulu baru masuk ke kelas, " protes Aldan yang tak terima kalah dengan semudah itu.

"Kita masuk ke kelas sekarang," balas Langit dengan ketus.

"Yah Lang kok gitu sih," balas teman temannya secara bersamaan kecuali Dirga.

Kalian heran ya kenapa Langit berkata seperti itu? Sebenernya mudah saja membantah dan melarikan diri dari Pak Broto tapi Langit malas berdebat dengan satu guru ini belum lagi saat nanti ia masuk ke kelas ia akan dihadapkan dengan Bu Renata yang tak kalah menyebalkan dan Killer dari Pak Broto.

Jadi ia memutuskan untuk masuk ke kelas saja. Langit juga tidak mau teman-temannya lepas kendali karena Pak Broto.

*****

Langit, Aldan, Dirga, Ravin, Adeni, dan Bayu sudah berada di depan kelas XI IPA 4. Kelas dimana semua siswa unggulan ada didalamnya. Kelas yang kerap dicap oleh guru sebagai kelas Biang Kerok segala masalah di sekolah. Padahal kenyataannya siswa kelas XI IPA 4 lah yang paling banyak menyumbangkan piala yang disimpan di ruang Kepala Sekolah.

"Kalian berenam dari mana saja? Kalian telat 15 menit di jam pelajaran saya," ujar Bu Renata.

"Sebenarnya pas bel berbunyi kami mau masuk ke kelas Bu, tapi kami dihadang sama Pak Broto ," adu Adeni yang memutar balikan fakta.

"Ia Bu bener kata Adeni. Kita dihadang Pak Broto Bu, tau sendiri kan kalau udah Pak Broto yang hadang kita pasti ceramahnya bisa sampai 24 jam nonstop," balas Bayu tak kalah membalikan fakta.

"Ibu tidak percaya sama kalian. Pasti Pak Broto punya alasan mengapa menghadang kalian. Diantara kalian yang paling jujur itu Dirga. Dirga jawab Ibu dengan jujur dari mana kalian?" balas Bu Renata sambil menatap Dirga.

Kelima cowok itu menatap tajam ke arah Dirga berharap ia tidak berkata jujur kepada Bu Renata jika Dirga berkata jujur habislah mereka.

"Kami dari kantin, Bu," jawab Dirga jujur ia menghiraukan tatapan tajam kelima temanya.

"Lo jadi orang jujur amet dah, Dir," gerutu Bayu.

"Dari pada memutar balikkan fakta ntar lo juga Bay yang kena hukuman Pak Broto, mau lo?" balas Dirga.

"Ya nggak lah," balas Bayu pasrah.

"Sudah sudah mau berbicara di situ terus kalian? Sekarang kalian duduk di bangku kalian dan ikuti pelajaran ibu dengan baik," perintah Bu Renata, beliau sengaja membiarkan mereka duduk, beliau lebih mementingkan materi yang harus disampaikan hari ini dari pada meladeni keenam siswanya yang sulit diatur.

"Tumben dah Bu Renata baik ma kita biasanya aja disuruh muterin lapangan 50 kali dulu baru boleh ikut pelajaran," ucap Ravin heran sambil berjalan ke arah bangkunya.

"Oh jadi kamu mau muterin lapangan 50 kali dulu baru bisa ikut pelajaran saya?" balas Bu Renata yang masih biasa mendengar ucapan Ravin.

"Enggak deh Bu bercanda," balas Ravin tersenyum langsung duduk di bangkunya.

Langit duduk di sebelah Aldan deret dekat pintu barisan paling belakang di depan mereka ada Dirga yang duduk dengan Ravin, kemudian di samping mereka ada Adeni yang duduk dengan Bayu. Formasi duduk ini menguntungkan untuk Aldan dan Ravin bagaimana tidak diantara mereka yang memiliki otak jenius itu Langit dan Dirga.

Aldan, Ravin, Adeni dan Bayu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan mereka berdua. Kepintaran yang dimiliki Langit itu diluar batas kemampuan mereka, bayangkan saja Langit yang tak pernah serius mendengarkan penjelasan guru saat pelajaran hingga tidur dikelas.

Ia juga tidak pernah belajar saat ulangan maupun ujian semester saja selalu mendapatkan nilai sembilan bahkan ia tak jarang mendapatkan nilai sempurna. Sedangkan mereka yang sudah payah belajar hingga larut malam saja belum tentu mendapatkan nilai sembilan, jangankan nilai sembilan nilai tujuh pun belum tentu bisa mereka dapatkan.

Berbeda dengan Dirga ia selalu memperhatikan setiap penjelasan dari guru ia juga kerap mencatat apa saja yang guru tulis di papan tulis ia juga selalu belajar setiap malam, mengerjakan PR dan jika tidak ada PR ia memilih untuk mempelajari materi berikutnya dan mengerjakan latihan soal soal di buku.

Jadi jangan kaget kalau saat di kelas guru menyuruh mengerjakan latihan soal Dirga hanya tinggal menunggu waktu mengumpulkan saja. Tak jarang juga Dirga sering mempelajari pelajaran anak kelas XII padahal ia masih duduk di kelas XI.

Jujur saja Langit tidak bisa konsentrasi mendengarkan dan menangkap rumus rumus yang diberikan Bu Renata, perutnya benar benar sangat lapar ia tidak sempat sarapan pagi ini. Alhasil rumus-rumus itu hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Ah—walaupun seperti itu jika diadakan ulangan dadakan hari ini juga, Langit tetap akan mendapatkan nilai diatas KKM bahkan mungkin nilai sempurna.

Gimana pandangan kalian tentang Langit?

Menurut kalian part Langit Sebastian Bratadirkasa gimana?

Lanjut nggak nih?

Vote dan komen ya!!!!

Nillaksm

Langit Sebastian BratadirkasaWhere stories live. Discover now