Sagara - 9

95 9 5
                                    

Happy Reading!

***

Sagara baru saja turun dari mobil dan langsung mendapat teriakan heboh dari para penggemarnya. Tak jarang banyak yang memasang senyum semanis dan bergaya seanggun mungkin demi mendapat perhatian dari Sagara. Tapi, semua itu dirasa tidak ada gunanya. Sagara tidak tertarik untuk menoleh, melirik pun enggan.

Sagara, lirik gue dikit aja dong!

Sagara kenapa cuek banget sih?

Gapapa cuek, yang penting masih ganteng!

Kamu dingin Mas, tapi aku tetep suka. Gimana dong?

Ucapan-ucapan itu hanya dianggap angin lalu oleh Sagara. Lagipula apa untungnya menanggapi  ucapan mereka?

Langkah Sagara tiba-tiba terhenti ketika seorang cewek dengan seragam putih yang terkesan ketat dengan rok yang sengaja dipotong super pendek, berdiri menghadangnya. Sagara memberikan tatapan tajam pada cewek itu. Sementara yang ditatap malah asik senyum-senyum sendiri.

"Good morning, capar" sapa cewek bernama Diska itu dengan centil.

"Apaan capar?" Vani, teman Diska menyahut.

"Calon pacar, gitu aja lo nggak tau." Lala, cewek yang sedang merapikan poninya itu menjawab.

Sagara semakin kesal dengan ketiga cewek yang ada di depannya ini.

"Minggir!"

"Nggak mau." Diska tersenyum centil.

Sagara yang muak dengan kelakuan Diska, memutar tubuhnya. Ia memilih jalan lain.

Diska segera mengejar Sagara. Ia memegang lengan cowok itu.

Sagara menatap tajam. Ia langsung menipis tangan Diska dengan kasar.

"Ih, kamu kok kasar banget sih sama aku?" Rengek Diska.

Sagara tidak peduli, ia melangkah dengan cepat agar Diska tidak bisa mengikutinya lagi. Sagara menoleh ke belakang, ia memastikan apakah Diska masih mengikutinya atau tidak. Sagara yang tidak memperhatikan jalan di depan, secara tak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

"Awws..." Ringis seseorang yang bertabrakan dengan Sagara. Buku yang ada di tangan gadis itu ikut terjatuh.

Sagara hanya diam. Ia tidak berusaha membantu gadis itu.

Gadis itu mendongak. Lalu, berdiri. Ia menatap Sagara. Satu detik, dua detik, hingga hitungan itu berubah menjadi menit, tak ada yang bersuara. Tak ada yang memutuskan tatapan itu. Keduanya sama-sama menyelam dalam iris mata masing-masing.

"Ekhem, ekhem, ada apa ya ini?" Alden yang sedari tadi memperhatikan Sagara dan Bintang dari jauh, berujar dengan suara yang sengaja diberatkan.

Sagara melirik Alden. Tanpa berkata apa-apa, cowok itu melanjutkan langkah kakinya.

Alden tersenyum kepada Bintang. "Sabar ya! Dia emang gitu, dingin" Ucapnya, lalu meninggalkan Bintang sendirian.

Bintang sama sekali tidak paham dengan ucapan Alden. "Apa maksudnya?"

Ia mengangkat bahu. "Au ah, mending gue sekarang ke perpus aja balikin nih novel."

***

Bel masuk berbunyi lima belas menit yang lalu. Miss Jena, yang mengajar Bahasa Inggris sudah memasuki ruang kelas 11-1. Tidak seperti biasanya, geng Phoenix berada dalam kelas dengan anggota yang lengkap. Itu sedikit membuat beberapa penghuni kelas bingung.

SAGARAWhere stories live. Discover now