Sagara - 3

105 14 4
                                    

Happy Reading!

***

Tangan mungil Bintang mengibas roknya ketika ia baru saja turun dari dalam bus. Lalu, ia menyeret kakinya untuk memasuki gedung sekolah. Baru beberapa langkah ia menginjakkan kaki di halaman SMA Antariksa, ia dikejutkan dengan adegan baku hantam yang tak jauh darinya.

Refleks kaki Bintang berhenti. Ia membeku di tempat. Matanya menatap takut Sagara yang memukul lawannya tanpa ampun. Sudut bibir lawan Sagara sudah robek akibat menerima berulang kali bogeman dari cowok itu. Bahkan pelipisnya juga ikut mengeluarkan darah.

Bintang mundur dua langkah. Tangannya gemetar. Bagaimana bisa Sagara sebringas itu?.

Seseorang menarik tangan Bintang. Membawa cewek itu pergi. "Lo ngapain di situ hah?!" Bentak seorang cowok yang Bintang ketahui namanya adalah Duta. Salah satu anggota Phoenix.

"Gu-gue ba-baru aja dateng dan ada kejadian itu. Gu-gue nggak tau." Bintang menunduk takut.

Duta menghela napas. "Sekarang mending lo ke kelas aja deh!."

"Ta-tapi-".

"Sana cepet ke kelas!."

Mendapat perintah itu, Bintang langsung berlari menuju kelas 11- 1 yang berada di lantai dua. Berlama-lama dengan Duta, membuat nyalinya menciut. Duta hampir mirip dengan Sagara. Menyeramkan!.

***

"Kamu lagi Sagara? Tidak ada bosan-bosannya kamu mencari masalah" Bu Rika menatap jengah murid laki-laki di hadapannya ini. "Saya tau kamu adalah cucu dari Pak Lesmana. Tapi, bukan berarti kamu bisa bertingkah sesuka hati kamu. Main pukul anak orang."

Hati Sagara sedikit tersentil mendengar itu. Ada rasa tak terima dalam dirinya. "Kalo dia nggak nyari masalah, saya nggak bakalan melayangkan pukulan."

"Selalu itu saja yang kamu katakan. Apa nggak ada alasan lain?."

"Karena memang dia yang nyari masalah duluan sama saya. Di sini saya nggak sepenuhnya salah. Anda tidak berhak menyudutkan saya, Bu Rika Pertama yang terhormat!" suara Sagara meninggi. Bu Rika terkejut.

Sagara tidak peduli. Ia keluar dengan membanting pintu keras-keras. Emosinya benar-benar terkuras pagi ini.

"Gar, are you okay?." Dion memang menunggu Sagara di luar ruang BK. Ia sampai merelakan jam pelajaran Bahasa Indonesia dan memilih untuk menemani Sagara.

Sagara mengangkat bahu. Ia tidak bisa mengatakan dirinya baik-baik saja, karena faktanya ia memang sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.

"Sekarang lo mau ke mana?."

"Dark Room."

"Gue bakalan nemenin lo."

"Nggak usah" tolak Sagara. "Jadi anak pinter sana, jangan ngikutin gue!."

"Iya, bener apa kata Sagara. Balik sono lo! Nggak ada sejarahnya ketos bolos" entah sejak kapan, tiba-tiba Galang sudah ada di belakang Sagara dan Dion.

"Gue bakalan buat sejarah baru di sekolah ini kalo ketos juga bisa bolos." Dion tertawa.

"Lah nih anak, ketularan siapa bego lo? Bilang sama gue siapa yang udah ngambil otak lo? Biar gue suruh dia balikin otak cemerlang lo itu." Galang berkacak pinggang.

"Ketularan lo lah, siapa lagi? Bego lo kan udah nyampe ke ujung."

"Enak aja!."

Dion tertawa lagi, sebelum kembali ke dalam kelasnya ia sempat berpamitan dengan kedua sahabatnya itu.

SAGARAWhere stories live. Discover now