[REVISI] Ragu dan rayu

Start from the beginning
                                    

Rayn mengetatkan rahangnya. "Kamu cuman mantan suami, yang udah menceraikan Jennie, kamu nggak ada hubungan apa-apa. Saya jelas lebih berhak, karena dia pacar saya!"

Tangan Reygan dalam kantong mengepal.

"Kamu yang sudah menuduh Jennie, menceraikan. Dan sekarang, kamu datang tanpa rasa bersalah, meminta dia kembali setelah semua yang telah kamu lakukan?"

Reygan mengetatkan rahangnya. "Nggak usah banyak bacot lo!" Kaki jenjang Reygan berjalan ke arah Rayn, meninju rahang laki-laki itu. Membuat Rayn tersungkur.

Jennie menutup mulutnya. "Reygan stop!"

Rayn yang semula diam, mulai membalas pukulan Reygan membuat keduanya terlibat baku hantam.

Reygan dengan keras meninju perut Rayn, membuat laki-laki itu terbatuk, belum selesai sampai disitu, Reygan duduk diatas Rayn memukuli laki-laki itu. "Lo nggak tau apa-apa nggak usah berlagak paling tau!"

Jennie berlari, menahan tangan Reygan yang hendak memukuli Rayn. "Stop please!" Emosi Reygan mendadak surut ketika melihat Jennie menangis.

Reygan bangkit, begitu juga dengan Rayn yang sudah luka dimana-mana. "Saya pulang dulu." katanya lalu berlalu.

Rayn berjalan, membawa luka dan kecewa di dalam hatinya, membuat dadanya bergemuruh sesak. Rasanya sakit.

"Kak Rayn. Kak tunggu---"

Rayn masuk ke dalam lift, mengalihkan pandangannya ketika menyadari matanya berair. Hatinya sakit sekali.

Jennie menunduk. Astaga, kenapa menjadi serumit ini. Mana yang harus dia pilih?

"Jen, jangan nangis."

Reygan berjalan ke arah Jennie yang beberapa jarak lebih jauh darinya. "Jangan nangis." Reygan memeluk Jennie, mengelus rambutnya.

"Gan, aku jahat sama dia." katanya lama-lama menjadi terisak.

Reygan menangkup pipi Jennie yang berisi. "Kamu sayang sama dia?"

Jennie diam.

Reygan tersenyum. "Kalau misalnya kamu memang sayang sama dia, kamu cinta sama dia. Kejar dia, aku nggak papa."

Jennie mendongak. Tatapan Reygan juga terluka, dia tau laki-laki didepannya ini tulus. Tapi, bagaimana dengan Rayn?

Reygan menatap Jennie. "Kamu belum jawab, kamu sayang sama dia? Kamu cinta dia?"

Jennie menunduk. "E-enggak."

Reygan menggandeng tangan Jennie masuk ke dalam apartemen perempuan itu. Dan mendudukkannya di sofa. "Terus kenapa kamu mau jadi pacar dia?"

"Aku mau coba belajar cinta sama dia, karena dia baik sama aku. Dia yang jaga aku selama aku disini. Gan, aku jahat ya?"

Reygan berlutut didepan Jennie, menyelipkan rambut perempuan itu ke belakang telinganya. "Kita omongin ini baik-baik sama dia. Perasaan itu nggak bisa dipaksa. Tapi, aku tanya sama kamu, kamu bener mau putus sama dia atau nggak? Itu pilihannya. Kalau memang harus aku yang mundur, aku nggak papa. Asal kamu bahagia, aku juga ikut bahagia."

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now