[REVISI] Keputusan

429K 28.5K 5.1K
                                    

Reygan duduk di dapur, seraya memegang gelas berisi air putih.

Entah, kenapa rasanya sekarang sudah tidak bersemangat.

Mana Fannesa lagi diluar kota lagi.

Bel pintu utama berbunyi.

Reygan bergegas, berjalan ke depan, namun belum sempat dia sampai di pintu depan, Jennie keluar dari kamar, dan berjalan ke pintu depan.

Reygan bisa melihat dari sini, ternyata yang datang adalah go-food pesanan Jennie.

Jennie berbalik, sedikit terkejut melihat Reygan yang juga diam menatapnya.

Jennie dengan cepat melewati Reygan begitu saja, mengambil mangkuk dan sendok.

"Lo pesen apa itu?"

Jennie yang hendak masuk kembali ke kamar, menoleh. "Makanan."

"Ya makanan apa?"

Bukankah gadis itu baru saja sembuh? Kenapa memesan makanan sembarangan?

Jennie berdecak, "Bukan urusan lo."

Reygan diam. Melihat Jennie masuk kembali ke kamarnya.

Seketika Reygan menyesal, kenapa membuat kamar itu untuk Jennie?

Entahlah, ada perasaan sesal dan dongkol dalam hatinya. Tapi, Reygan tidak tau kenapa.

****

Reygan bangun dari tidurnya, sore ini dia akan kembali bekerja, walaupun empat hari tapi tetap saja lelah.

Sehari, bisa saja belasan penerbangan dia lalui.

Reygan ke kamar mandi, dan membersihkan diri, Reygan melirik jam dinding di kamar sudah pukul 08;39

Reygan menuruni tangga, alisnya sedikit mengkerut dia tidak menemukan Jennie masak seperti biasanya, atau paling tidak menemukan Jennie sedang menyapu rumah.

Reygan berjalan-jalan dalam rumahnya, mencari Jennie.

Tapi tidak menemukan gadis itu.

Reygan merogoh ponselnya, melihat history log panggilan nya dengan Jennie.

Karena sebelum pernikahan mereka, Jennie sempat menghubunginya lewat telepon.

Reygan men-diall nomer Jennie.

"Halo?"

Jantung Reygan berdebar kencang, bibirnya tanpa dia sadari melengkung keatas.

"Halo? Siapa sih ini? Kok diem aja?"

Bentar, berarti Jennie tidak menyimpan nomornya? Tidak disimpan dan malah dihapus begitu saja?

"Gue tutup ya, lagi si---"

"Jen,"

Sementara disana, Jennie terdiam. Ini suara Reygan kan?

"Siapa ini?" katanya memastikan.

"Jen, ini gue. Reygan."

Jantung Jennie berdebar kencang, sial!

"Ya?"

Reygan duduk, membasahi bibirnya ketika ingin berbicara. "Gue mau makan! Laper. Meja makan kosong?!"

Tinggal nanya, Jennie dimana sekarang saja gengsi.

Jennie mengerutkan keningnya, kenapa Reygan tiba-tiba jadi marah dan emosi?

Bukannya dia sangat jarang makan dirumah? Itupun biasanya hanya makan siang atau malam.

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now