Ep-17

112 30 23
                                    

Sebelum membaca tolong di vote. Sambil berjalan koment dah yang banyak. Terakhir boleh di share juga yaa 💕 😊
.

Playful Love
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Terlalu banyak kejutan pada permainan ini.
.
.
.
.
.

"Gue udah bunuh iblis itu," Jeje menunjukkan tangannya yang berlumur darah di depan wajah Chandra dengan bangga, sambil menyeringai.

Melihat temannya begini, Chandra jadi ngeri sendiri.

"Kenapa lo lakuin ini Je?" Mendengar pertanyaan itu membuat Jeje menarik kerah jaket Chandra dan menatapnya tajam.

"Emang kenapa?! Gue begini karena iblis itu! Lo tau kan, gue udah gak tahan liat iblis yang tukang mabok - mabokan itu nyiksa nyokap gue setiap hari!"

"Lo juga tau dari kecil gue cuma bisa sembunyi liat nyokap gue disiksa karena terlalu takut sama iblis itu!"

"Apa sekarang gue harus tetap sembunyi, setelah gue merasa berani untuk lawan dia?! Apa salah kalau gue jadi jahat sekarang?! Gue cuma mau lindungin nyokap dan diri gue Chan! Karena gak ada yang bisa lindungin gue selain diri gue sendiri!" Ucapnya melemah diakhir sambil tertunduk, napasnya yang memburu mulai stabil seiring tangannya yang perlahan melepas cengkraman pada kerah jaket Chandra.

"Gue yang bakal lindungi lo dan nyokap lo," Mendengarnya membuat Jeje mendongak kembali, lalu terkekeh.

Chandra sampai bingung dengan sikap Jeje yang beruba - ubah seperti kerasukan ini.

"Gue percaya sama lo,"

Ngiung...ngiung...ngiung

Chandra menoleh kebelakang menerka dari mana suara sirine itu berasal.

"Itu bukan sirine lo yang biasa dipake untuk misi kan?" Chandra menatap Jeje menghunus, dan dibalas gelengan pelan dari Jeje.

"Itu polisi beneran, gue yang telfon mereka,"

"Lo gila?!" Pekik Chandra.

"Lo baru ngatain gue gila sekarang, setelah gue udah bunuh bokap gue sendiri?" Jeje malah tertawa sekarang.

Setan apa yang sebenarnya merasuki Jeje? Chandra tidak habis pikir dengan tingkah temannya ini.

"Gak waras lo! Lo bisa di penjara Je!"

"Terus mau gue apain iblis itu kalau gue gak telfon polisi? Dibuang ke jurang? Gue gak setega itu Chan," Chandra mengusak wajahnya kasar. Heran. Punya temen goblok banget.

Kalau gak tega kenapa ya dibunuh?!

"Angkat tangan kalian!" Seseorang yang diperkirakan polisi mengintrupsi di belakang Chandra. Mereka berdua—Chandra dan Jeje mengangkat kedua tangannya ke udara pasrah.

Polisi yang berjumlah sepuluh orang itu, segera mengamankan mereka dan menggeledah TKP mencari barang bukti.

Suara riuh ambulan ikut memenuhi kediaman Jeje, Ayah dan Ibu Jeje dibawa oleh mereka, untuk ditangani lebih lanjut.

-----------------------------------------------------------

Chandra menatap Jeje yang berada di dalam jeruji besi prihatin.

PLAYFUL LOVE | PCYWhere stories live. Discover now