16 Happy!

5.2K 286 12
                                    

༺❀༻
Terkadang orang yang membuat kita terluka bisa kembali membuat kita bahagia

HAPPY READING!!

Adel menunggu Arvin di parkiran, sedangkan Arvin tengah mengambil motornya.

Sebelum Adel naik, Adel diberi hoodie Arvin. Adel yang sudah mengetahui maksud Arvin itu segera mengikat hoodie itu di pinggangnya lalu naik ke motor Arvin.

Mereka pun pulang.


"Makasih ya Kak udah nganterin Adel, lain kali Adel di ante-"

Arvin langsung menaruh jari telunjuknya di bibir mungil Adel "Gak usah lo tetep pulang sama gue" ucap Arvin

Adel menatap mata tajam Arvin lalu 5 detik kemudian ia menundukkan kepalanya sebab ia yakin bahwa rona merah di pipinya sudah muncul.

Arvin terkekeh lalu mengusap kepala Adel "Gue balik" pamit Arvin

Adel mengangkat kepalanya dan mengangguk malu lalu melambaikan tangan pada Arvin yang sudah jalan pulang dengan motornya.

Adel masuk dengan bahagia. Vara yang melihat anaknya hanya menatap heran.

"Kamu kenapa sih, Del?" tanya Vara

"Loh? Bunda gak ke butik?" tanya balik Adel

"Kamu ditanyain Bunda malah nanya balik, enggak sayang Bunda mutusin buat dirumah aja trus butik biar pegawai yang urus kecuali kalo ada urusan mendadak. Bi Lilis cuma ditugasin setiap siang aja bersih-bersih" jelas Vara

"Hehe maaf Bun, waahh asik dong tiap hari ada Bunda" girang Adel lalu memeluk Vara

"Udah sana ganti baju terus makan, Bunda tadi beliin kue coklat kesukaan kamu" ujar Vara

"Bunda emang pengertian deh" puji Adel

"Abang mana?" tanya Vara karna tidak melihat batang hidung sang anak sulung

"Biasa Bun" kekeh Adel

Vara tersenyum dan menggelengkan kepala.

❍ིི۪۪⃕۫۫͜ꦿ֗
.
.
.

"Inget rumah kamu Arvin?" tanya Dirga dingin

Arvin hanya melewati Dirga yang duduk ditemani laptop dan kopi diruang keluarga itu.

"Arvin duduk! Papa mau bicara sama kamu" ucap Dirga tegas

Arvin mau tidak mau duduk dihadapan Papa nya.

"Kamu jadi kan ikut olimpiade nya?" tanya Dirga mulai melembutkan suaranya

Arvin mengangguk.

"Kamu lulus langsung kuliah di London" ucap Dirga

"Pa! Arvin mau jadi arsitek, Papa gak ada hak buat ngubah mimpi Arvin" protes Arvin

"Gak Vin, Papa kayak gini juga buat kamu! Buat kita. Semenjak Mama kamu gak ada, perusahaan kita hampir bangkrut" ucap Dirga

Arvin sebenarnya sudah muak dan tak tega dengan pembahasan ini.

DELVIN [COMPLETE]✔Where stories live. Discover now