Peduli

4.2K 211 7
                                    

"Wanita yang kuat tidak berakting sebagai korban tidak membuat diri mereka terlihat menyedihkan  dan tidak menunjukkan jari untuk memberitahu dunia siapa yang salah"

•••••••••••••••




Melamun menatap langit.

Mungkin kalian bisa bilang Gadis itu aneh tapi percaya lah bahwa menatap langit seorang mengajak nya berkomunikasi menceritakan pahit nya hidup dapat membuat gadis itu merasa lebih tenang sekarang.

Tak jauh dari ujung sana seorang laki-laki yang selama ini masuk ke kehidupan Ara memandangi nya dari jauh.

Entahlah Ara juga bingung akan kah Arkha membawa sejutah keindahan pelangi atau malah membawa Keperihan hati.

Ara menoleh dan mendapati Arkha bediri disana. Yaps mereka sedang berada di roftoop sekolah. Lalu Arkha mennghampiri gadis itu kemudian menyamai posisi nya duduk di ujung gedung sambil menatap kota yang luas.

"Kalau langit bisa bicara mungkin dia udah ceritain banyak hal kebumi tentang pahit nya hidup yang harus dijalani"Ucap Ara sambil memandang langit.

"Lo lagi ada masalah?"tanya Arkha.

"Kadang ada banyak hal yang gak perlu dikatan namun harus dimengerti" ucap nya lalu tersenyum.

"Ara suka banget sama langit, dia bisa jadi teman dan pendengar yang baik dan dia selalu mengerti tanpa harus kita cerita"

"Gimana lo tau langit ngerti lo?"tanya nya.

"Langit selalu mendung saat Ara sedih dan hancur bahkan dia menurunkan hujan untuk buat Ara tenang tapi dia juga berusaha menghibur Ara dengan menunjukkan pelangi yang indah"

" Tapi pelangi cuma hadir sesaat kan?"

Ara tersenyum tulus lalu mengangguk.

"Tapi langit udah usaha hibur kita kok kak"

"Yang penting kan udah berusaha jadi yang terbaik mau dihargai atau nggak itu kan urusan dia" lanjut Ara lalu pergi meninggalkan Arkha yang masih terdiam kaku disana.

*#*#*#*#*#*#*#*#*#*


TURUN!!!!!!

Turun.....

Kemudian semua anak kelas sepuluh melakukan posisi push up di tanah sekarang seperti latihan Akpol.

Hari ini adalah Hari Kamis dimana kelas sepuluh wajib mengikuti ekstrakurikuler Paskibra tanpa terkecuali walau sakit mereka tetap harus kelapangan dan bedanya diperbolehkan duduk di belakang.

Terik matahari siang ini sangat menyengat walau sudah pukul 15.00. WIB tapi tetap saja matahari menyengat tubuh.

Ara yang sedang telungkup di tanah pun keringatnya mulai berucucuran. Disini lah saat paling seru bagi senior.

Satuuuu.... Satuuuuuu

Duaaa....Duaaaaaa

Dua puluh.... Duaa puluhhh

K1N9 NINETEEN  [SELESAI]Where stories live. Discover now