1. Panas Pagi

208 46 42
                                    

"Awal kisah tak selamanya indah, kan?"

***

Arcelia membulatkan matanya tidak percaya. Setelah tadi malam dia begadang hingga pukul dua belas untuk mengerjakan makalah pelajaran Sejarah, mengutak-atik printer yang mendadak macet dan berakhir dengan kesiangan. Kini dia mendapati mahakaryanya itu jatuh ke genangan. Menyaksikan air keruh itu dengan leluasa melunturi tinta-tintanya.

Ia membalikkan badan, membuat jalan seorang cowok terblokade dengan tubuh mungilnya.

Arcelia menggeram menatap cowok dihadapannya, "Jalan tuh pake mata, ya. Bukan pake dengkul!" sergahnya tanpa basa-basi.

Cowok bertubuh jangkung itu mundur satu langkah akibat sentakan yang diterimanya, lalu mengangkat sebelah alis dengan acuh. "Gue jalan pake kaki. Bukan pake mata."

Dengusan yang keluar dari bibir Arcelia sepertinya cukup menggambarkan rasa kesalnya pagi ini, "Pokoknya lo tanggung jawab!"

Kernyitan muncul di antara alis tebal lelaki itu. Lantas dia mengangkat kedua bahunya tanpa dosa lalu mengambil langkah menjauh.

Demi apapun, Cowok itu songong sekali!

Arcelia menarik tas yang tersampir pada bahu kanan cowok itu untuk menghentikan langkahnya, "Heh! Lo budeg ya? Denger gue ngomong nggak sih lo!"

Dengan santai, cowok itu memasukkan tangannya ke saku celana abu. Hanya meladeni Arcelia dengan tatapan datar. Seakan berkata 'Terus, gue harus apa?'

Sedang Arcelia menunggu lelaki itu mengucapkan kalimat. Namun yang dia dapatkan hanyalah tatapan tak berdosa.

"Makalah gue jatuh gara-gara lo!"

Arcelia memelotot galak. Tidak kurang nyali sedikitpun untuk mendongak agar mata almondnya menatap gelapnya iris cowok itu.

Arcelia mendengar dengusan seadanya dari cowok yang sekarang ia beri julukan si songong itu, sedetik sebelum mengucapkan kalimat yang membuat darahnya memanas, "Salah lo sendiri. Megang kertas gitu doang nggak bisa."

Entah mimpi macam apa yang ia alami semalam sampai membawanya untuk menghadapi manusia paling songong yang pernah ia temui sepagi ini.

Benar-benar cowok itu! Tidak ada etika!

"Nggak bisa gitu dong! Enak banget hidup lo!" Ketusnya penuh emosi.

Seakan tidak peduli dengan apapun, bibir cowok itu terangkat sebelah, "Ngeyel banget sih jadi orang."

Arcelia mengepalkan jemarinya erat-erat, geliginya beradu, matanya berkaca menahan marah.

"Cowok macem ap-"

"Ehm!"

Jeweran penuh kasih sayang tiba-tiba dirasakan oleh telinga keduanya, menginterupsi perdebatan di pagi yang memanas.

Oh, atau mungkin hanya Arcelia yang merasakan panasnya?

"Kalian ngapain? Urusan rumah tangga kok dibawa-bawa ke sekolah."

Arcelia tentu menekuk mukanya masam mendengar sindiran bu Aya, guru kedisiplinan sekolahnya itu.

"Dia jatuhin makalah-"

Cowok itu cepat-cepat memotong, "Dia nuduh sa-aduh!"

Bu Aya memandang Arcelia dan cowok itu bergantian, menyunggingkan senyum simpul. Kontras sekali dengan jeweran yang semakin sadis, "Nggak usah drama ya, ini masih pagi. Kalau telat ya udah, ngaku aja."

Wanita paruh baya itu menggiring keduanya ke lapangan, tetap dengan tangan yang menjewer tanpa ampun. Membuat Arcelia maupun cowok itu sampai tertunduk untuk mengurangi nyeri di telinga. Beberapa siswa terlihat melirik-lirik mereka sebagai tontonan gratis.

Seumur hidup berada di sekolah tiga tingkatan, baru kali ia merasakan yang namanya terlambat dan hukuman. Maka wajar saja Arcelia mengekspresikan ketidakterimaannya melalui tatapan sinis. Lelaki itu tidak kalah, seolah meremehkan Arcelia dengan alisnya yang lagi-lagi terangkat sebelah.

Tahu apa yang dilakukan muridnya, bu Aya kembali menyindir, "Nanti aja ya main tatap-tatapannya." Ujarnya seraya melepas jeweran pada telinga yang memerah.

"Arcelia tiga putaran ya, kamu lima putaran."

Cowok itu memasang tatapan menuntut, "Kok saya lima bu? Kan telatnya-"

Belum selesai kalimat itu, bu Aya menatapnya lagi seraya tersenyum, "Kamu kan cowok."

Cowok itu hanya menghembuskan nafas malas, sedang Arcelia dalam hati berseru jumawa seraya berharap, Semoga saja semesta tidak melanjutkan kesialannya.

★★★

Author Note:

Makasihhh banyaakk buat yang udah baca.
Seneng bgt dapet respon positif temen2 semua wkwkk:v
Feel free to drop your comment yaa..
Thankyouu

-Fyraa

EPIPHANYTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon