44 || Terbukti

4.8K 174 14
                                    

******

——

——

"Gimana? Reaksi tuh anak gimana?" Tanya Fahri.

Deevita menghela nafas, kemudian tersenyum penuh arti ke arah kekasihnya itu.

"Berhasil!" Pekik deevita girang.

"Hah? Maksudnya?" Bingung Fahri.

"Aku udah buktiin perasaan dia!"

"Terus gimana? Kok kamu seneng gitu? Dia suka kan sama kamu?" Cecar Fahri.

Deevita menggelengkan kepalanya, "nggak ri. Nih aku Ceritain."

"Jadi haikal tuh selama tadi aku deketin dan coba untuk ajak dia pulang bareng, tapi dia nolak dan nggak ngerespon. Justru ngerespon nya malah dingin gitu." Cicit deevita terus menjelaskan.

"Iyalah! Beda sama aku, aku kan Slalu sweet sama kamu." Goda Fahri, dan itu sukses membuat kedua pipi deevita memerah.

"Eh tapi...kalo dia emang nggak tertarik sama kamu, kenapa dia nulis nama kamu dibelakang bukunya? Dan kenapa juga dia bilang kalo dia emang tertarik sama kamu?" Fahri masih terbingung akan hal tersebut.

Deevita mengedikan bahunya bingung.

"Kita harus cari tau dan selesain misi ini sampai benar-benar terbukti yang sebenarnya."

———

Gadis itu terus memegangi kepalanya yang saat ini kembali terasa sakit, Keysa mencari obat pereda rasa nyerinya dikotak P3K. Makin lama rasa sakit kepala yang ia rasakan makin parah.

Bahkan belakangan ini Keysa Slalu cepat lupa dan tidak mudah mengingat lagi. Ketika ia bercerita akan hal itu pada teman-temannya, justru teman-temannya mengatakan bahwa Keysa pikun.

Apa belakang ini ia sering lupa dan tidak cepat mengingat sesuatu apa itu karena cidera dikepalanya?
Entah lah. Bahkan, jika Keysa terlalu keras berfikir saja rasa sakit dikepala nya kembali terasa.

Waktu itu, Ismi. Mamah Keysa pernah membawa Keysa ke dokter. Dokter bilang ini memang ada cidera, dan Keysa dianjurkan untuk pergi ke tempat psikiater kejiwaan.

Ke tempat seperti itu?! Apa Keysa gila? Harus dibawa ke tempat seperti itu?

Saat ini Keysa terus menerus meminum obat pemberian dari dokter saja untuk penghilangkan rasa nyeri yang kadang bisa Slalu datang tiba-tiba.

"Eh emang iya yah?"

Aulia menyentil kening Keysa gemas.

"Yaiyaa lah begitu! Masa gitu aja lo lama ngoneknya si!" Cicit aulia geram.

Saat ini Keysa sedang tidak fokus pada materi yang sedang diterangkan oleh guru saat ini. Karena entah kenapa hari ini pikirannya tidak bisa mencerna pelajaran.

"Ih! Elo kenapa si key jadi lemot begini? Kayanya Gegara sering ngatain si merly telmi si, lo jadi ketularan." Timpal nashwa.

"Gue nggak tau gue kenapa akhir-akhir ini. Masa nih ya, moment-monent dari kecil yang pernah gue lewati masa tiba-tiba hilang gitu aja, bahkan gue lupa gue dulu kaya begimana. Jadi ingatan gue itu berasa Ilang separo." Cecar Keysa terus menjelaskan mengenai dirinya akhir-akhir ini.

SLS [1] My ice boy Where stories live. Discover now