38 || Kabar buruk

3.6K 138 9
                                    

******

"Apa aku harus berhenti sampai disini saja? Mengikhkaskan perasaanku yang belum terbalas?"
-Amanda Keysa Ainsley

******

  Pria itu tengah berjalan menuju kantin dengan langkah angkuh dan pandangan tetap menyorot kearah depan.
Seperti biasa, ia mengabaikan panggilan serta sapaan dari para gadis di sekolahnya yang mengagumi dirinya.

Haikal beserta Fahri menuju kantin yang sudah penuh dengan para siswa yang kelaparan. Tempat duduk dikantin pun sudah cukup penuh.
Haikal menyuruh Fahri untuk mencarikan tempat duduk untuk dirinya.
Setelah Fahri menyetujuinya, ia pun segera mencarikan tempat kosong untuk dirinya dan haikal.

Akhirnya Fahri pun menemukannya. Ia dan haikal kemudian duduk dimeja yang masih kosong di pojok kantin.
Iris mata haikal yang Slalu memancarkan aura dingin itu menatap ke semua penjuru kantin.

"Lo kuliah mau kemana kal?" Tanya Fahri membuka obrolan.

"Nggak tau." Saut haikal tanpa menoleh pada lawan bicaranya.

Fahri menghela nafas kesal.

"Kebiasaan lo! Kalo diajak ngobrol tuh noleh ke lawan bicara." Cibir Fahri seraya memutar kepala haikal agar menatapnya.

Haikal menyingkirkan tangan Fahri dari wajahnya, kemudian menatap jengkel Fahri.

"Oke deev, kalo ada yang godain jangan di ladenin ya wkwk."

"Siap. Gue duluan ya."

Suara yang tak asing bagi haikal terdengar dari arah depan haikal. Kemudian ia menyipitkan matanya memperjelas penglihatannya pada gadis tersebut.

"Deevita" batin haikal.

Haikal mengenal deevita sudah sejak minggu kemarin, saat tak sengaja haikal membantu deevita yang mobilnya mogok dipinggir jalan.

Setelah pertemuan itu, haikal merasa ada sesuatu yang aneh pada pertemuannya dengan deevita.
Memang harus diakui, deevita adalah gadis yang cantik, ramah, tak jarang pula para siswa laki-laki Slalu mengincar deevita.

Haikal memperhatikan deevita dari tempatnya duduk.
Gadis itu nampak ingin meninggalkan kantin.

Namun ia tak melihat sekelilingnya. Bahwa ada cireng yang terjatuh dilantai kantin.
Deevita segera melengaskan langkahnya kemudian tanpa sengaja ia terpeleset cireng itu.
Hampir saja deevita terjatuh kalau saja...

Brak!

Deevita hampir terjauh karena terpeleset cireng kalau saja haikal tak segera menahan tubuh deevita agar gadis itu tidak terjatuh.

Mata haikal dan deevita saling bertautan cukup lama.
Ricuhan sorak ria dari para siswa yang sedang berada di kantin pun terdengar.

Haikal segera melepaskan tubuh deevita yang sudah mulai seimbang itu.

"Hati-hati." Ujar haikal.

"Ma-makasih untuk kedua kalinya, haikal?" Saut deevita tersenyum manis.

Tanpa diketahui, bahwa diantara pada siswa yang menyaksikan adegan tersebut, beberapa diantaranya adalah aulia, nashwa dan merly yang kebetulan sedang berada dikantin dan menyaksikan adegan singkat itu.

SLS [1] My ice boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang