16 - The Guy Who Ask a Girl's Phone Number

34 6 0
                                    

16 - The Guy Who Ask a Girl's Phone Number
Alasan Cowok meminta nomor cewek.

___________

"Seharusnya lo nggak usah bayarin makanan gue."

Adimas mendesah lelah dengan perkataan Beby. Bayangkan, gadis itu sudah mengatakan hal ini sebanyak lima kali saat mereka meninggalkan kafe, Saat itu Beby ke toilet sebentar dan Adimas tanpa diketahui telah meminta bon pembayaran dan membayar semuanya.

"Gak papa kok." dan ini juga sudah kelima kalinya juga Adimas mengatakan hal ini.

"Tapi gue nggak enak hati tau. Kalo dokter Rafata yang teraktir gue mah nggak masalah. Ini malah Lo."

Nah, sebenarnya perkataan inilah yang membuat adimas bosan, tadinya Adimas cuma cuekin aja, tapi kok lama-lama kedengarannya jadi ngeselin, yah?

Saat itu juga Adimas menyipitkan matanya untuk memandang Beby lurus. "Kenapa dokter Rafata boleh neraktir lo sedangkan gue nggak?"

Beby mengerjapkan matanya mendengar protes dari Adimas. "Itu karena dokter Rafata neraktir gue pake uangnya sendiri. Lah elo? Biar bagaimanapun Lo kan juga masih mahasiswa. Kedudukan kita sama."

Adimas kini mencibir dalam hati. Sungguh, kata-kata Beby sedikit meruntuhkan harga dirinya.

"Gue bayar setengah deh, berapa?"

"Gak usah." Adimas segera menolak ketika melihat Beby mengambil dompetnya. kemudian Adimas seperti mendapatkan ide. "Gimana anggap aja lo ngutang sama gue."

"Nah, ini gue mau bayar."

"Aish, bukan itu maksud gue."

"Terus?"

"Lo bisa neraktir gue makan sebagai gantinya."

"Lo belom kenyang emang?"

"Bukan sekarang tapi nanti, kalo kita ketemu lagi." ujarnya menjelaskan.

Beby mengangguk, ia kemudian teringat sesuatu. "Oh, iya. Kembaliin dong." Beby menengadah kedua tangannya di depan Adimas, meminta sesuatu.

Awalnya Adimas merenggut tak paham dan membuat Beby melirik saku jaketnya," Lo kan tadi sita hape gue."

lelaki itu langsung menggeledah saku jaketnya. Setelah mengangkat benda pipih yang ada di sana, ia kemudian mengangguk paham sambil tertawa kecil. "Oh, ini. Sori-sori. Hampir aja gue lupa."

Beby memutar kedua bolamatanya. Uh!

"Nih. " Adimas lalu menaruh hape Beby ke tangan Beby yang sedaritadi menengadah, baru sedetik ia menjulurkan hape itu, Adimas mengurungkan Niatnya."Eitss, tunggu dulu."

Beby merengut karena merasa sedari tadi dipermainkan."Ih, Adimas apaan sih dari tadi tarik ulur mulu." gadis itu mengeluh gemas.

Adimas menggoda, "Ye, biarin. Asal bukan lo yang gue tarik ulur."

Beby memiringkan kepalanya,"Hah?" selanjutnya Beby tertawa kecil. "Ih, apaan sih. Emangnya gue tali apa di tarik ulur segala. Ada-ada aja deh lo."

A BEWICTHEDWhere stories live. Discover now