15 - Makan Siang

93 14 0
                                    

15 - Makan siang.
Ajakan awal untuk membuatmu lebih dekat

______________________

Ternyata Adimas membawa Beby kesebuah kafe. Kafe itu rupanya tak terlalu jauh dari rumah sakit tempat Beby praktek. Mungkin sekitar 2 km atau mungkin lebih.

Beby memperhatikan sekeliling kafe dengan tatapan kagum yang tak bisa ia tutup-tutupi. Kafe yang mereka datangi bernuansa vintage, cukup luas namun sangat nyaman, pencahayaan kafe ini dimadai dengan dinding kaca sehingga Beby bisa melihat suasana di luar kafe yang padat dengan akfivitas orang-orang.

Di dalam kafe sendiri terdapat beberapa tanaman yang di gantung sehingga susasanya terasa lebih rileks dan hangat. Ditambah alunan musik pop yang mengalun di dalam kafe ini.

"Udah nggak usah melongo kayak gitu. Kayak lo baru ke kafe aja."

Beby beralih menatap Adimas yang ternyata menangkap basah dirinya sedang memasang tampang cengo. Gadis itu memberikan senyum lebar, "Duh Dim, di sini bagus banget. Keren!"

Adimas berdecak geli, "Emang lo nggak pernah ke sini? Padahal ini lumayan deket sama rumah sakit loh."

Beby langsung menggeleng, "Gak pernah. Wah.., Ini tempatnya adem, nyaman lagi, seger jadinya."

Adimas mengangguk setuju,"Kafe ini emang cozy banget."

"Lo sering ke sini?"

"Emm," adimas menggaruk tengkukknya salah tingkah. "lumayan. Tapi datengnya rame-rame, bareng anak-anak yang lain juga." Adimas kemudian berjalan dan memilih duduk di tempat duduk yang terletak di tengah sedangkan Beby mengikuti. "Di sini emang nggak terlalu ramai kalo menjelang sore."


Beby hanya bisa ber-oh ria sambil mengangguk paham. Masih terkesima dengan spot-spot yang begitu bagus di kafe ini. Dalam hati ia mulai berencana untuk mengajak dokter Rafa atau Rin untuk ke kafe ini. Eh, tapi kata Adimas dia sering kesini bareng temen-temennya, berarti Rin juga dong.

"Wah, ada mini stage juga." Beby menunjuk ke sudut ujung kafe, terdapat mini stage yang terisi peralatan band. "Tapi kok nggak ada yang manggung, sih."

Adimas menoleh ke arah di mana Beby menunjuk. "Oh, itu. Ada band-nya kok. Cuma mereka manggung kalo pas malem aja." jelas Adimas.

Beby kembali mengangguk sambil membuka mulut. "Berarti kalo malem pasti rame banget, ya."

"Tentu aja, apalagi pas malam minggu."

"Lo sering dateng pas malam minggu? Sama siapa? Pacar lo ya?" tebak Beby, terlihat kerlingan untuk menggoda Adimas.

Adimas sontak tertawa. "Bawa pacar apaan, bawa cewek pertama kali kesini aja baru hari ini. Itupun bareng lo."

Beby mengerjap bingung."Eh?"

Adimas menelan ludahnya susah payah. Ngomong apasih dia, kok kesannya kayak Beby cewek spesial ya. "Ehemm, pokoknya gue gak punya pacar."

"Lho, terus cewek cantik yang rambut blonde itu, yang dateng jenguk lo, matanya tajem itu siapa? Gue pikir pacar lo." mengungkit hal ini sebenarnya mengingatkan Beby pada gadis cantik yang ikut rombongan menjenguk Adimas dulu. Namun gadis cantik itu memiliki mata yang tajam dan menatap Beby seperti ingin memangsa saja. Huh, mengerikan.

A BEWICTHEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang