14 - Ajakan

80 18 0
                                    

Perlahan, semua mulai terasa menyenangkan.


-Adimas Allardo-

_____________________

"Lo kesini mau chek up ke dokter Rafa, ya?"

Adimas menggaruk tengguknya, "Heheh, lebih tepatnya sih gue udah selesai chek up." Adimas lalu menunjuk suatu pintu yang terdapat tulisan Poli Ortopedi pada pintunya.

Beby kini mengangguk, "Oh, gitu." ia kemudian kembali menatap Adimas, "Terus,  keadaan lo sekarang, gimana?"

"Ya, kayak yang lo liat, " Adimas merentangkan tangannya, mempersilahkan Beby melihat sendiri dirinya.

"Gips lo udah di lepas?"

"Yaps, hebatkan gue. Wahh dokter Rafa aja sampe heran liat proses penyembuhan gue yang terbilang cepet. Gue aja sampe merinding."

Beby terkekeh mendengar Adimas menyombongkan diri.

"Terus lo kenapa masih di sini? Katanya udah selesai."

Adimas menundukkna badannya untuk sejajar dengan Beby, lalu kemudian tersenyum. "Kalo gue bilang, gue kesini karena sengaja buat ketemu sama, lo? Percaya, ngga?"

Beby terdiam sesaat, setelah itu menunggingkan senyum manisnya. "Percaya kok."

"Lo nggak nanya, kenapa gue ketemu sama lo?"

Beby meletakkan jari telunjuknya di dagu, terlihat berfikir. "Mungkin lo kangen sama gue. Heheh."

Awalnya Adimas terperangah, namun ia akhirnya ikut tertawa. "Ih, Ge Er banget lo."

"Oh, jadi bukan kangen ya. Terus apaan dong?"

Adimas menatap Beby yang terlihat sangat santai, mungkin gadis ini tak sadar jika Adimas baru saja menggodanya. Duh, nih anak polos banget sih.

"Kalo lo sendiri, kangen sama gue?"

Adimas bertanya dengan ragu, takut-takut Beby akan menyangka yang tidak-tidak padanya.

"Ya, kangen dong." ucapnya dengan enteng. Terkesan apa adanya.

Adimas meringis, Ya, ini murni dari hati Beby. Gadis itu sungguh polos jika menyangkut soal seperti ini. Kangen yang di maksud gadis ini adalah hal yang nyata, bukan sekedar basa basi.

Adimas kembali berdehem, ya, sepertinya ia memang harus ikut permainan kata dari Beby yang tak tersirat kata-kata modus atau terselubung. "Ya gitudeh,"

"Gitu deh apaan?"

Adimas melirik Beby dengan kikuk, ia kembali menggaruk tengkuknya yang sebenarnya yak gatal. "Gue juga kangen."

"Kangen ke siapa?"

Adimas mendesah sambil mengacak rambutnya. Uh, serius gadis ini menanyakan hal itu? "Sama lo, puas?"

Beby mengangguk mengerti. "Gitu aja kok susah banget."

gadis itu kemudian kembali terkikik geli sambil melangkah menuju ruangan tempatnya di tugaskan.

A BEWICTHEDWhere stories live. Discover now