3 - Jadi Teman Atau Gebetan

174 19 4
                                    

3 - Cowok ini masuk kriteria jadi teman Atau gebetan?

__________________

Beby baru saja selesai menceritakan kejadian yang menimpanya siang tadi kepada Rindita—sahabat yang sudah ia kenal sejak masuk SMA. Tapi, hal yang tak ia duga adalah reaksi Rindita setelah mendengar cerita Beby.

Cewek itu langsung tertawa terbahak-bahak yang membuat Beby yakin seandainya sofa yang Rindita duduki itu tidak memiliki sandaran, cewek itu sudah jungkir balik dengan tidak elitnya. Mana Rindita ketawa gak ada jaim-jaimnya lagi, Padahal kan ini mereka lagi ada di kafe yang ramai, banyak orang yang liat. Malu-maluin aja jadi sahabat.

"Ih, kok malah diketawain sih. Gue udah cerita serius juga." sungut Beby dengan kesal, sedangkan Rindita masih setia dengan tawa lepasnya, matanya yang sebenarnya bulat kini terlihat menyipit hampir tak terlihat dengan mulut terbuka lebar.

"Oke,oke. Sori." ujar rindita kemudian masih dengan tawa yang ia paksa berhenti, tangannya menyeka air mata akibat terlalu senangnya tertawa. "Jadi kesimpulannya, lo lupa nanyain nama dia, gitu?"

Beby mengangguk.

"Lo juga lupa bilang makasih?" tanya Rindita lagi.

Beby kembali mengangguk yang membuat Rindita hampir kembali menyemburkan tawa tak elitnya jika saja Beby tidak memperingati. Rindita menghela napas kentara, setelah itu ia menatap Beby dengan wajah yang dibuat seprihatin mungkin.

"Bukan ksatria lo yang misterius. Tapi lo-nya yang bego."

Hah?

Beby sesaat terdiam, setelah itu mendecakkan bibirnya dengan jengkel saat tahu jika Rindita tengah mengejeknya. Tadi udah diketawain, sekarang malah di bilangin bego. Benar-benar sahabat sejati.

"Yee, malah ngambek, terima aja kali By, emang kenyataannya kok. Karena alih-alih nanyain nama, lo malah kagum sama warna mata sang 'ksatria' lo itu, sampai niat buat cungkil tuh mata lagi. Ada ada aja. " sahut Rindita sambil menekankan kalimatnya pada kata 'ksatria'.

Beby terlihat berpikir, "Emang perlu ya, gue tanya namanya?"

Rindita memutar bola matanya, "Ampun deh By, lo kapan nggak lemot sih?"

Beby meringis, "Ih, lo kejem banget sih,"

Rindita berdengus sabar, susah emang kalo punya teman yang otaknya cuma muat buat cerita disney doang. "Lo tahu nggak kenapa tuh cowok ngatain lo aneh?!! Ya karna ini, nih!! Kelemotan berfikir otak lo tuh udah over pake banget!"

"Emang gue se-aneh itu, ya?"

Rindita memutar kedua bola matanya. "Lo pikir?"

Beby menggeleng. "Gue nggak aneh."

"Nggak ada orang normal yang bakal mempertanyakan kenormalannya sendiri." ujar Rindita, "Then, Well... Lo aneh. Jadi terima aja nasib lo kayak gini."

"Rin yang bawelnya selangit..., Gue. Nggak. Aneh."

"Beby..., yang kelemotannya ngalahin tingkat dewa. Lo emang aneh say!!"

Beby berdecak. "Ah, nyebelin lo."

Rindita kembali tertawa melihat akhir perdebatan mereka. Huh!! Kenapa orang-orang selalu saja menertawakannya? Apakah muka Beby mirip badut Ancol? Kejam banget!!

Bunyi notifikasi WhatsApp akhirnya menyelamatkan Beby dari ketawa bawel Rindita. Dengan hati setengah dongkol, Beby memasuki room chat-nya.

A BEWICTHEDWhere stories live. Discover now