Part 7 - Excitement

11.9K 811 7
                                    

Hanya tinggal beberapa hari saja sebelum pesta dansa pertama pada musim perjodohan tahun ini dimulai. Baik Lord dan Lady Pierre memutuskan untuk tinggal di Manor Mackenzie bersama kedua anaknya serta Lady Mackenzie. Jadi sepanjang hari ini, Victoria merasa sangat bersemangat karena akan bertemu kedua orang tuanya lagi setelah hampir dua minggu tidak bertemu.

"Apakah mereka sudah sampai?" Tanya Victoria kepada Marchioness Mackenzie untuk kesekian kalinya. Mereka sedang berada di ruang makan sambil sarapan.

Charlotte mengambil dua lembar roti, mentega, dan dua butir telur rebus. Tidak seperti kakak perempuannya yang terlihat sangat bersemangat untuk bertemu dengan kedua orang tua mereka, Charlotte terlihat seperti seseorang yang tertekan.

"Belum, sayang. Mungkin mereka akan tiba waktu makan siang." Jawab Marchioness Mackenzie terdengar sabar. Untuk seorang wanita paruh baya yang suka mengeluh, ia cukup sabar menghadapi Victoria dan Charlotte selama mereka berada di Manor Mackenzie.

"Tapi itu masih sangat lama." Victoria mengeluh terdengar seperti merengek. Gadis itu benar-benar tidak sabar memamerkan gaun dan perhiasan yang dibelikan Marchioness Mackenzie untuknya kepada mamanya.

Charlotte merasa sangat jahat ketika ia berharap dalam hatinya bahwa kedua orang tuanya tidak perlu datang ke Northernberg. Karena itu berarti seluruh kebebasan yang ia miliki selama tinggal bersama Marchioness Mackenzie akan lenyap.

Gadis itu jadi terpaksa harus bersikap layaknya seorang gadis bangsawan yang penurut, dan Charlotte sangat benci memerankan peran tersebut. Marchioness Mackenzie memperhatikan Charlotte, gadis itu sudah menghela napasnya sebanyak lima kali pagi itu. Tanpa bertanya, bibinya itu sudah tahu apa keluhan keponakannya yang satu itu.

"Apakah kamu tidak merasa bersemangat karena akan bertemu kedua orang tuamu, Charlotte?" Tanya Marchioness Mackenzie kepada Charlotte. Gadis itu terlonjak ketika mendengar namanya dipanggil, sehingga kursi yang sedang ia duduki membuat suara decitan yang cukup keras.

"Ya, Charlotte. Apakah kamu tidak merasa bersemangat? Kita akan bertemu papa dan mama sebentar lagi." Ucap Victoria sambil tersenyum kecil. Selama tinggal di Manor Mackenzie, Victoria tidak terlalu mencari gara-gara seperti saat mereka tinggal di Manor Pierre.

Charlotte memaksakan senyumnya saat balas memandang kakak perempuannya yang sedang bersemangat itu. Senyum palsu Charlotte kelihatan cukup tulus, karena ia sudah sangat terbiasa melakukan itu.

"Tentu saja. Aku sangat merindukan mereka." Jawab Charlotte terdengar terlalu ceria bahkan di telinganya sendiri.

Ketika kedua orang tua mereka akhirnya datang, Victoria dan Charlotte berdiri di undakan teratas Manor Mackenzie untuk menyambut mereka. Melihat kedua anak perempuannya itu tampak akur, Lord Pierre merasa sedikit lega dan berterima kasih kepada Marchioness Mackenzie.

Selama beberapa hari itu, Victoria tidak dapat berhenti membicarakan undangan-undangan pesta perjodohan. Lord Pierre sebenarnya tidak menyangka, meskipun ada skandal tentang Charlotte dan Mr. Long, para bangsawan itu tetap mengundang Victoria datang ke pesta dansanya.

Karena Charlotte masih berusia 18 tahun, ia tidak terlalu peduli pada pesta perjodohan itu. Ia tetap memfokuskan diri pada pelajaran-pelajaran yang harus dihadapi setiap harinya. Sekarang Charlotte tidak hanya belajar bahasa-bahasa kerajaan disekitarnya, ia juga harus belajar bermain musik serta melukis. Meskipun ia tidak menyukainya, Marchioness Mackenzie memaksa Charlotte untuk melakukannya.

Ketika tiba harinya dimana pesta dansa pertama untuk musim perjodohan tahun ini akhirnya datang. Sepanjang hari, Victoria terlihat sangat gugup dan bersemangat disaat yang bersamaan. Ia sudah berganti gaun lebih dari tiga kali karena terlalu bingung apa yang harus kenakan.

Misunderstood BeautyWo Geschichten leben. Entdecke jetzt