Part 23 - Fun Day

14.1K 933 22
                                    

Norman Tudor dan Alexander Bennett menggandeng Victoria Pierre sambil berjalan masuk ke dalam taman pusat kota Northernberg bersama-sama. Karena hari sudah mulai sore, banyak orang mulai berdatangan untuk menikmati hari bersama para bangsawan lainnya, serta anak-anak mereka.

William Tudor dan Charlotte Pierre berjalan mengikuti ketiganya kemanapun mereka pergi tanpa berbicara sepatah katapun. Baik Lord Tudor maupun Charlotte sama-sama sibuk memikirkan kalimat pembuka percakapan apa yang tidak terdengar buruk.

Alexander dan Norman saling pandang karena merasa sedikit risih diikuti oleh William dan Miss Charlotte. Jelas-jelas mereka mengajak Victoria berjalan-jalan untuk menyingkirkan keduanya, tapi keduanya justru mengikuti mereka.

"Kenapa William jadi mengikuti kita terus? Bukankah ia seharusnya berjalan-jalan berdua saja dengan gadis Pierre itu?" Tanya Norman kepada Alexander, seakan Victoria yang berada di tengah mereka tidak dapat mendengar percakapan mereka.

"Entahlah. Jangan tanyakan padaku, ia itu kakak laki-lakimu." Kata Alexander sambil melirik ke arah William. Sekarang Victoria yakin bahwa keduanya lupa sama sekali bahwa dirinya berada di antaramereka.

"Well, ini sangat jelas bahwa ia bahkan tidak tahu bagaimana cara memperlakukan seorang wanita." Komentar Norman pedas, namun ia terdengar berbisik-bisik karena tidak ingin sampai kakak laki-lakinya itu mendengar perkataannya.

Norman tidak ingin memancing keributan antara dirinya dan William di tengah taman serta di tengah hari yang cerah seperti ini, dimana sebagian besar bangsawan keluar untuk bersenang-senang. Norman jelas tidak ingin menjadi pertunjukan mendadak bagi mereka.

"Dan.. apakah kamu tahu bagaimana cara memperlakukan wanita?" Tanya Victoria yang membuat baik Alexander maupun Norman sedikit terkejut ketika mendengar gadis itu berbicara, seakan mereka baru tersadar bahwa daritadi gadis itu berada dalam gandengan mereka.

"Tentu saja aku mengetahuinya, Miss Pierre. Aku adalah seorang Tudor. Beginilah aku memperlakukan seorang wanita." Kata Norman lalu melepaskan gandengan Victoria.

Dengan percaya diri pemuda itu meraih tangan Victoria dan mengecup lembut punggung tangan gadis itu dan berkata, "Miss Pierre, hari ini kamu terlihat sangat memesona. Jika diperbolehkan, izinkan aku untuk menemanimu jalan-jalan dan meninggalkan si bodoh ini sendirian?"

Norman selalu memainkan kartu itu, kartu yang sama. Mengecup punggung tangan seorang gadis, mengatakan betapa cantiknya ia hari ini, dan mengajak mereka berjalan-jalan. Namun yang terpenting adalah pemilihan kata yang digunakan oleh Norman.

Norman ingin para gadis itu tetap merasa memiliki pengendalian penuh akan diri mereka. Seakan para gadis itu punya kuasa untuk menolak, padahal tidak sama sekali karena mereka jelas berada di bawah sihir pesona Norman.

Victoria tidak dapat menahan tawanya, suaranya lembut dan penuh kehati-hatian. Ia melirik ke arah Alexander Bennett, pemuda tampan yang baru saja dihina bodoh oleh Norman Tudor. Ketika melihat dan mendengar Victoria tertawa seperti itu, jantung Norman dan Alexander berdebar lebih keras. Mereka terpana melihat kecantikan gadis itu ketika tertawa.

"Tidak mungkin Mr. Tudor. Wanita secantik Miss Pierre seperti ini, tidak boleh disia-siakan dengan berjalan berdua saja denganmu." Kata Alexander sambil menunjukkan pesona senyumnya pada gadis itu. Jantung Victoria berdetak kencang ketika menyadari betapa tampannya Alexander Bennett itu.

"Me-memangnya kenapa?" Tanya Victoria terdengar gugup. Ia mengutuk dirinya dalam hati, kenapa ia jadi gagap seperti ini?

"Oh, tidakkah kamu tahu miss? Norman adalah seorang pemuda tampan yang sering memainkan perasaan perempuan, jadi kamu harus berhati-hati dengannya." Ucap Alexander seakan ia memang mengucapkan sebuah fakta menarik yang harus Victoria ketahui.

Misunderstood BeautyWhere stories live. Discover now