Part 12 - Miss Marina Throne

21.1K 1.2K 17
                                    

Photo: Alexander Bennett

William Tudor sedang berdiri di depan cermin kamarnya sambil merapikan pakaian yang hendak dikenakannya untuk bertemu dengan seorang pengusaha. Rencananya Lord Tudor akan berinvestasi di perusahaannya, sehingga ia akan menemui pria itu hari ini.

"Willy?" Panggil suara anak perempuan dan ketukan di balik pintu kamarnya. Seorang pelayan lelakinya membuka pintu kamar tersebut sehingga Poppy, adik perempuan Duke William Tudor dapat masuk ke dalam kamar.

Lord Tudor melihat adik perempuannya dari pantulan cermin terlihat sedikit gugup ketika berjalan mendekatinya. Jika bersama Norman, Poppy masih merasa aman karena ia mengenal dekat kakaknya itu.

Tapi dengan William, Poppy merasa sedikit takut karena mereka jarang bertemu. Meskipun seringkali ia terlihat bersemangat ketika bertemu dengannya, jika untuk berbicara, ia masih merasa sedikit segan.

"Hai Pops, apakah ada sesuatu yang bisa aku bantu?" Tanya William terdengar lembut. Pemuda itu menaruh sisir rambutnya di atas meja sebelum berbalik menatap adik perempuannya.

Poppy mengenakan gaun berwarna merah muda pucat dan ada pita di sekitar pinggangnya. Seorang pelayan pasti telah mengepang rambut coklatnya serta menghiasnya dengan bunga-bunga berwarna merah muda supaya terlihat rapi.

"Mama memintaku mengingatkanmu, hari ini kamu ada jadwal berkencan dengan Miss Marina Throne." Ucap Poppy terdengar sedikit tertekan. Sepertinya gadis itu tidak ingin datang dan berbicara dengan kakak laki-lakinya, mengingat William terlihat tidak senang dengan hal tersebut ketika ia mendengarnya kemarin malam.

William menghela napasnya karena ia benci jika seseorang mengetahui kelemahannya. Duchess Brielle sengaja mengirim Poppy supaya ia tidak mengamuk dan berakhir menyetujuinya. Walaupun Lord Tudor terlihat dingin dan tidak berperasaan, kelemahan pemuda itu adalah adik perempuannya.

"Baiklah, terima kasih telah mengingatkanku Pops." Ucap William sambil mengusap rambut Poppy dengan lembut supaya tidak menghancurkan kepangan rambutnya yang rapi. Kedua mata coklat gadis itu berbinar ketika merasakan kecupan lembut di puncak kepalanya.

"Hari ini, kamu akan latihan dansa dengan Mr. Long. Latihan dengan baik ya." Ucap William sambil tersenyum ke arah adik perempuannya itu. Poppy mengangguk sambil melambai ke arah kakak laki-lakinya yang hendak pergi bekerja. Di depan pintu depan Manor Tudor itu, Alexander Bennett udah berdiri menunggu William untuk berangkat bekerja bersama.

"Sampai jumpa Poppy!" Pamit Alexander yang sudah berada di dalam kereta kuda mereka untuk pergi bekerja. Kedua pipi gadis itu merona ketika melihat sahabat kakak laki-lakinya mengucapkan selamat tinggal.

"Jangan pernah coba-coba dengan adikku." Ancam William sambil menepuk pelan pipi Alexander seakan berusaha menyadarkannya. Pemuda itu tertawa karena tentu saja ia tidak mungkin mencoba mendekati Poppy. Selain karena gadis itu jauh dibawah umur, Alexander tidak ingin bermacam-macam dengan keluarga Tudor.

William duduk di depan Alexander di kereta kudanya. Pemuda itu menghembuskan napasnya terlihat jengkel sebelum mengeluh, "Aku tidak percaya bahwa mama mengatur jadwal kencan untukku dan mengirim Poppy untuk mengingatkanku."

"Ya. Aku tidak percaya bahwa mamaMU juga mengatur jadwal kencan untukKU." Balas Alexander yang membuat William menyemburkan tawanya. Sahabatnya itu kembali mengoceh tentang betapa tidak masuk akalnya Duchess Brielle melakukan hal tersebut sehingga membuat William tidak dapat berhenti tertawa.

Setelah pertemuannya dengan para pengusaha itu, William merasa jengkel karena tidak ada dari pengusaha itu yang idenya cukup bagus. Pemuda itu masih memikirkan resiko dan kerugian jika ia akan berinvestasi. Ia merogoh kantong celananya untuk mengambil jam.

Misunderstood BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang