Part 13 - Funny Coincidence

15.3K 1K 22
                                    

"Apa?" Tanya Charlotte terdengar sedikit tidak percaya. Ketika Lord Tudor mengulangi perkataannya lagi, gadis itu akhirnya membalas, "Kalau begitu kamu kakak laki-lakinya?" Ia terdengar seperti seseorang yang mengusulkan.

"Bukan."

"Sepupu?"

"Bukan." Jawab Lord Tudor masih dengan nada yang sama. Ini sudah ketiga kalinya pemuda itu menjawab perkataan yang sama.

Entah mengapa, Marchioness Mackenzie merasa sedikit ngeri jika tiba-tiba Lord Tudor memaki Charlotte karena terlalu banyak bicara. Jadi Marchioness Mackenzie tidak dapat menahan dirinya dan menegur keponakannya. "Charlotte."

"Kalau begitu kalian bertemankan?" Tanya gadis itu lagi. Ketika mendengar pertanyaan Charlotte seperti sedang mengusulkan bagaimana hubungan Lord Tudor dengan gadis bernama Marina itu, Lord Tudor tidak dapat kekehannya.

"Bukan." Jawab Lord Tudor terdengar sedikit lebih ramah. Sebelum ia melenyapkan senyumannya dalam sekejap berusaha terlihat lebih seram sehingga Charlotte merasa segan padanya. " Dan berhenti untuk menebak-nebak hubungan kami. Karena Itu sama sekali bukan urusanmu."

"Baiklah, terserahlah. Tapi tolong katakan padanya, jangan membicarakan keluargaku tanpa mengetahui bagaimana kebenarannya." Jawab Charlotte sambil membelalak ke arah Ms. Throne. Gadis itu mengangkat kedua bahunya seakan hubungan Lord Tudor dan Ms. Throne memang tidak penting.

Kedua mata biru Lord Tudor berkilat ketika melihat gadis itu berbalik dan berjalan menuju Marchioness Mackenzie dan Ms. Pierre yang berdiri beberapa langkah dari mereka.

Rahang Lord Tudor semakin mengeras karena menyadari betapa santainya gadis itu saat menghadapinya. Ia sama sekali tidak kelihatan takut atau segan, ia juga tidak seperti gadis-gadis lain yang memandangnya dengan memuja.

Charlotte berjalan hampir melewati bibi dan kakak perempuannya sebelum mendengar Marchioness Mackenzie bergumam untuk menyapa pemuda itu. "Selamat sore, Your Grace."

Seluruh tubuh Charlotte terasa kebas, ia berhenti melangkah dan berdiri dengan kaku di tempat ia berdiri sekarang. Jantungnya bertalu dengan cepat, tangannya terasa gemetar ketika mendengar bibinya yang memiliki kasta yang cukup tinggi sampai mengatakan hal itu.

Charlotte menelan dengan keras sebelum melirik ke arah Marchioness Mackenzie yang sedang menunduk kecil ke arah William Tudor, Duke of Northumbria. Victoria ikut menunduk karena ia mengikuti segala hal yang dilakukan oleh bibinya.

Hal yang ingin Charlotte lakukan adalah pulang ke rumah dan menangis karena ia terlalu malu untuk berbalik menatap pemuda tampan itu. Tapi ternyata, rasa penasarannya lebih besar daripada rasa malunya. Sehingga Charlotte tetap memberanikan diri untuk menoleh ke arah Lord Tudor.

"Lady Mackenzie." Sapa Lord Tudor sambil tersenyum sambil membungkuk kecil ke arahnya sebagai rasa hormat terhadap wanita paruh baya itu. Hanya selang beberapa detik, pemuda itu menggeser pandangan matanya langsung ke arah Charlotte dan mengunci pandangan matanya.

Wajah Charlotte langsung merah padam ketika pemuda itu tanpa ragu melambai genit ke arahnya. Victoria bahkan sampai menoleh ke arah adik perempuannya saat melihat pemuda tampan dan gagah itu mengedipkan sebelah matanya ke arah Charlotte.

Victoria terlalu terkejut ketika melihat Lord Tudor berperilaku genit seperti itu kepada adik perempuannya, sedangkan beberapa hari yang lalu saat pesta, pemuda itu justru membuang wajahnya ke samping dan meninggalkannya.

Setelah mereka berjalan kepada tujuannya masing-masing, Charlotte memberanikan diri untuk bertanya kepada bibinya.

"Apakah bibi mengenalnya?" Tanya Charlotte, jantungnya cukup berdebar ketika mengingat betapa canggungnya ia saat Marchioness Mackenzie memanggil pemuda itu dengan sebutan Your Grace.

Misunderstood BeautyWhere stories live. Discover now