Part 16 - Miss Charlotte Pierre

15.3K 1K 28
                                    

Setelah beberapa kali melihat bagaimana gadis itu berdansa, Lord Tudor tersadar bahwa kesalahan terbesar yang dilakukan Charlotte adalah melihat ke arah kakinya dan terlalu banyak menghitung. Gadis itu sama sekali tidak kelihatan santai, sehingga ia terlalu tegang untuk menikmati dansa itu.

"Berhenti menunduk dan memperhatikan kakimu." Ucap Lord Tudor sambil melipat kedua tangannya di depan dada, sementara kedua mata birunya yang dingin itu memperhatikan setiap langkah Charlotte.

Gadis itu menggeram pelan sebelum bergumam, "Tapi aku membutuhkannya untuk menghitung langkah kakiku." Charlotte tidak menyangka bahwa gerutuannya cukup keras sehingga Lord Tudor dapat mendengarnya. Sebenarnya suara Charlotte sangat pelan, namun telinga pemuda itu cukup tajam sehingga dapat mendengarnya.

"Hitung saja, tapi jangan melihat secara terang-terangan seperti itu." Omel Lord Tudor terdengar tidak bersahabat. Beruntunglah bahwa pemuda itu sedang mengajar Charlotte, karena jika ia sedang mengajar Poppy, gadis kecil itu pasti sudah menangis dan mengadu betapa kejinya suara Lord Tudor itu.

Charlotte mengerang jengkel, namun ia tidak menjawab omelan pemuda itu. Ia hanya berusaha melakukan apa yang diperintahkan Lord Tudor kepadanya. Itulah yang pemuda itu sukai dari Charlotte, meskipun ia suka memberontak, gadis itu sebenarnya seorang penurut.

"Setelah mengayunkan tanganmu seperti itu, gerakkan kakimu seperti ini." Jelas Lord Tudor lalu menunjukkan bagaimana cara berdansa yang benar. Charlotte berusaha berkonsentrasi pada materi dan ajaran yang diberikan Lord Tudor kepadanya, tapi keberadaan pemuda tampan itu saja sudah membuat jantungnya berdebar.

"Bukan. Aku bilang seperti ini!" Ucap Lord Tudor sedikit menekankan ketika ia menggerakkan kakinya. Dalam hatinya, William tahu bahwa ia menggunakan nada yang sekarang adiknya itu pasti akan menangis. Tapi Charlotte hanya terlihat tertekan, bukan karena ia takut pada Lord Tudor.

Gadis itu tertekan karena ia belum juga bisa. Ketika sudah hampir setengah jam, Charlotte sudah mulai bisa dan terbiasa dengan keberadaan Lord Tudor. Ia mulai berkonsentrasi serta melakukan gerakan dansanya dengan benar.

"Karena kamu sudah mulai bisa, bagaimana kalau kita coba pakai musik?" Tanya Lord Tudor sambil menunjuk Grand Piano itu dengan tenang. Selama hampir setengah jam tadi, mereka hanya menggunakan perhitungan suara Lord Tudor dan tidak menggunakan musik.

Meskipun Charlotte merasa sedikit bersemangat dan ingin mencoba bagaimana jadinya jika ia berdansa dengan musik, namun Charlotte sedikit khawatir jika ternyata ia mengacau. Lord Tudor sudah berjalan menuju Grand Piano itu dan duduk di bangkunya.

"Kita mulai?" Tanya Lord Tudor dengan suara beratnya yang seksi. Jantung Charlotte bukan hanya berdebar karena ia mendengar suara pemuda itu, tetapi juga karena ia takut jika mengacaukan latihannya.

Kekhawatiran Charlotte rupanya berlebihan, karena ia baik-baik saja. Gadis itu berdansa dengan baik, ia bergerak mengikuti tempo dan yang paling penting, ia bersenang-senang. Lord Tudor mencoba menahan senyumnya ketika dengan sengaja ia memainkan piano itu lebih cepat daripada temponya.

Charlotte menoleh ke arah Lord Tudor dan Grand Piano itu ketika tersadar bahwa musiknya semakin lama jadi semakin cepat. Tentu saja, hal itu membuat Charlotte jadi kewalahan. Ia bahkan hampir tersandung dengan kakinya sendiri karena temponya yang kacau. Charlotte langsung memarahi pemuda itu ketika mendapatinya tertawa puas.

Sementara itu, Lady Pierre bingung karena Lord Pierre anehnya tidak kembali juga. Ini sudah hampir satu jam namun pemuda itu tidak kunjung kembali. Lady Pierre memutuskan untuk mencari Lord Tudor sehingga ia izin kepada suaminya untuk meninggalkan ruang tamu itu.

Lady Pierre berjalan memutari Manor Mackenzie. Ia sama sekali tidak bermaksud untuk ikut campur urusan Lord Tudor, tapi pemuda itu tidak punya hak untuk berkeliaran di wilayah Manor Mackenzie. Wanita itu sudah berada di lantai atas untuk memeriksa toilet yang mungkin digunakan William Tudor. Namun ia justru mendengar suara tawa dari ruang dansa di dekat tangga.

Misunderstood BeautyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang