Part 6 - House Tudor

52.3K 1.5K 11
                                    

Photo: William Tudor

Satu minggu lagi sebelum musim perjodohan, William Tudor yang merupakan The Duke of Northumbria sudah berencana untuk pulang ke wilayahnya dan bertemu dengan keluarganya. Namun hari ini, tepat ketika ia pulang bekerja, pemuda itu mendapati kedua adiknya sudah berada di Manor mereka di pusat kota Northernberg.

William mengedipkan kedua matanya sambil tertawa ketika Gerald dan Poppy berhamburan untuk menyambutnya di depan pintu. Pemuda itu mengusap lembut belakang kepala kedua adiknya itu bergantian. Seperti inilah gambaran dirinya saat pulang kembali ke Northumbria.

"Will, kamu sudah pulang!" Kata Poppy, adiknya yang paling muda sambil mendongak dan melekatkan kedua tangannya di pinggang kakaknya. Sejujurnya pemuda itu tidak percaya bahwa mereka ada di rumah ini, tepatnya di pusat kota Northernberg dan bukan di Northumbria.

"Ya, apa yang kalian lakukan disini?" Tanya William pada Gerald yang sudah melepaskan pelukannya dari kakaknya itu. Gerald sudah menginjak usia empat belas tahun sedangkan Poppy masih berusia dua belas tahun, sekitar sembilan tahun lagi ia akan mengikuti pesta perjodohan.

"Mama berkata akan lebih baik untuk tahun ini kita menghabiskan waktu musim semi dan musim panas di Northernberg." Jawab Gerald sambil terus memandang kakak laki-lakinya.

"Ya. Sudah lama sekali aku tidak datang ke sini. Terakhir kali sebelum.." Poppy seperti tidak ingin melanjutkan kalimatnya saat memandang wajah William. Ketika melihat ekspresi Poppy berubah, ia mengerti maksudnya adalah sebelum papa mereka meninggal sekitar lima tahun yang lalu.

Gerald segera menoleh ketika melihat pergerakan di belakang tubuh William. Awalnya anak itu sedikit berharap bahwa itu adalah Norman, tapi alih-alih menemukan kakaknya yang kedua, ia justru menemui Alexander Bennett yang merupakan sahabat dekat William dan Norman.

"Hai G." Sapa Alexander sambil menaiki undakan Manor Tudor itu. Poppy melepaskan pelukannya dari William dan ikut menyapa Alexander, seakan tidak ingin dilupakan.

"Hai Pops, wah kamu sudah sangat besar." Ujar Alexander sambil mengacak lembut puncak kepala adik perempuan William itu. Sementara sahabatnya itu menjawab pertanyaan Poppy tentang bagaimana kabar Bethany dan Lowena, William masuk ke dalam rumah.

Mamanya, Duchess Brielle sedang berjalan ke arah pintu untuk menyambut anak laki-lakinya itu. Gerald melihat mamanya meregangkan kedua tangannya dan mengecup pipi William sehingga kakaknya itu mengerang pelan karena malu.

"Bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar perusahaan dan rumahmu?" Tanya Duchess Brielle berbasa-basi. William hanya menghela napasnya lalu mengangkat kedua bahunya terlihat pasrah.

"Ya seperti yang mama lihat sendiri. Aku baik-baik saja." Ujar William sambil berjalan dan melingkarkan lengannya di pundak mamanya. Duchess Brielle masih terlihat cantik, hanya ada sedikit keriput di dekat matanya.

"Malam ini, Alexander akan makan malam bersama kita. Apakah tidak apa-apa?" Tanya William tepat setelah mamanya mengucapkan syukur bahwa anaknya baik-baik saja. Wanita itu mengangguk dengan semangat, wajahnya ramah ketika menoleh ke arah Alexander di belakangnya.

William tidak mengucapkan gelar ataupun nama belakang Alexander karena sesungguhnya mereka merupakan teman dekat bahkan seperti saudara. Keluarga Tudor dan Keluarga Bennett juga sangat dekat bahkan keluarga mereka membuat perusahaan bersama.

"Halo Lord Bennett, bagaimana kabar bibi dan sepupu-sepupu perempuanmu?" Tanya Duchess Brielle berbasa-basi. Alexander sudah merangkulkan kedua tangannya, yang satu di pundak Poppy dan satu lagi di pundak Gerald.

"Ah, bibiku baik. Katherina, Lowena, dan Bethany juga baik." Ujar Alexander sambil mengguncang lembut pundak kedua adik William sehingga mereka mengerang marah, namun tetap tertawa.

Misunderstood BeautyOnde as histórias ganham vida. Descobre agora