Part 4 - Guardsman

19.7K 1.1K 5
                                    

"Aku senang kamu ikut denganku berjalan-jalan dear." Ucap Marchioness Mackenzie terdengar senang. Victoria menunjukkan senyumannya yang menggemaskan sebelum menjawab, "Sama denganku Aunt Amy, aku juga senang dapat menemanimu berjalan-jalan."

Charlotte menggunakan gaun berwarna senada dengan buah peach. Gadis itu tidak menggunakan sarung tangan dan rambut pirangnya dibiarkan terbebas. Ia sedang memegang sebuah buku di tangan kirinya ketika sedang membaca dengan keras.

Victoria berusaha untuk tidak menertawakannya ketika melihat Charlotte mengangkat kedua tangannya ke atas dan melangkah dengan lebar. Mulutnya terbuka seakan ia berusaha mempraktekkan kepada Hansel dan Peter sebuah karakter mengerikan di dalam buku tersebut.

"Lalu ia memakan manusia itu dan mencabik-cabiknya dengan mulut dan tangannya!" Ucap Charlotte sambil mempertunjukkan bagaimana seseorang memakan dengan barbar atau kejam. Victoria dapat mendengar Hansel tertawa dan berkata, "Tidak mungkin. Meskipun beruang cokelat melakukan itu di dunia nyata, tapi inikan buku untuk anak-anak."

"Tapi benar-benar terjadi! Lihat saja di halaman buku ini." Lalu menunjukkan benda itu kepada kedua sahabatnya. Peter dan Hansel memang melihat beruang itu berdiri sambil mengangkat kedua tangannya. Walaupun begitu mereka tetap tidak mempercayai Charlotte.

Sayangnya, baik Peter maupun Hansel, keduanya tidak ada yang dapat membuktikan pernyataan Charlotte salah karena mereka tidak dapat membaca. Belum sempat Peter membantah, kedua mata coklatnya melirik dan menangkap sosok Marchioness Mackenzie serta Miss Pierre.

Peter dan Hansel segera bangkit berdiri serta membungkuk ke arah mereka. Charlotte baru menyadari kerabatnya berdiri di dekat sana ketika melihat kedua sahabatnya itu membungkuk ke arah tersebut. Charlotte tanpa ragu berbalik ke arah mereka.

"Apa yang sedang kamu lakukan disini, Charlotte?" Tanya Marchioness Mackenzie terdengar berlambat-lambat. Ia melihat wanita itu mengenakan gaun berwarna merah terang terlihat sangat kontras dengan kulitnya yang pucat. Tapi ia terlihat seperti percaya diri dan membara. Rambutnya berwarna coklat, namun ada beberapa yang sudah memutih digelung ke atas terlihat elegan.

"Bukankah seharusnya kamu mengikuti pesta minum teh bersamaku, mamamu, dan saudara perempuanmu?" Wanita itu terdengar merendahkan saat menanyakan hal tersebut. Victoria menunduk kecil sambil menyentuh hidungnya yang mancung, Tanpa diberitahu, Charlotte tahu bahwa kakak perempuannya itu sedang menertawakannya.

Sebenarnya, Charlotte ingin sekali menjawab, aku tidak tertarik untuk makan kue dan minum teh serta mendengarkan gunjingan tentang keburukan masyarakat kelas atas Northernberg yang membosankan.

Tapi ia tidak bisa mengatakan hal tersebut karena ia sudah terlanjur menggunakan nyawanya untuk bersikap tidak sopan saat kedatangan Marchioness Mackenzie siang tadi. Jika Charlotte memutuskan untuk bersikap tidak sopan sekali lagi, wanita itu mungkin akan menyiksanya saat mereka berada di Northernberg.

"Ya, maafkan aku. Tapi sebentar lagi makan malam, aku masih harus menyisakan tempat di perutku untuk makanan penutup." Kata Charlotte sambil mengangkat kedua bahunya terlihat santai. Meskipun kata-katanya sudah lebih sopan, gayanya tetap terlihat tidak hormat.

"Lalu apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Marchioness Mackenzie yang sebenarnya sudah mengetahuinya. Kedua pemuda di dekat Charlotte itu masih membungkuk ke arahnya. Wanita itu tahu, salah satunya merupakan seorang anak laki-laki dari adik Lady Pierre.

"Aku membacakan buku untuk kedua temanku." Kata Charlotte sambil menoleh ke arah Peter dan Hansel. Keduanya masih membungkuk ke arah Marchioness Mackenzie, mereka mengetahui bagaimana sikap wanita itu kepada para pelayan yang kurang ajar.

"Temanmu? Apakah kamu yakin?"

"Ya. Mereka temanku." Charlotte melihat wanita itu mengangkat tongkatnya ke arah pundak Peter, ia menahan dirinya untuk tidak melindungi Peter dari tongkat tersebut. Charlotte pikir, wanita itu hendak memukul sahabatnya dengan tongkat jalannya itu, tapi ternyata Charlotte salah.

Misunderstood BeautyWhere stories live. Discover now