Part 20 - The Duke's Mother

15.8K 1K 14
                                    

Setelah Marchioness Mackenzie pulang dari acaranya, Victoria menceritakan segala sesuatu yang terjadi di rumahnya. Gadis itu menjelaskan bagaimana Alexander Bennett, William, dan Norman Tudor menemaninya menghabiskan waktu minum teh di ruang tamu Manor itu. Victoria juga bercerita bahwa sore itu berjalan sempurna, tidak seperti saat bersama James Mcallagan dan segala kecelakaannya.

Charlotte melotot ke arah kakaknya ketika ia sampai pada bagian Lord Tudor mengajak Charlotte untuk pergi ke pesta dansa Baron Tromp hari Jumat nanti. Sementara itu, kedua sahabat Charlotte, Peter dan Hansel yang berada di dalam ruangan itu membantu pelayanan di meja makan tersebut, juga mendengarnya.

Charlotte melirik ke arah Hansel terlebih dahulu dan melihat pemuda itu juga melirik ke arahnya. Dari ekspresi wajahnya pemuda itu seperti meminta setiap detail apa yang terjadi sampai William Tudor mau mengajak Charlotte pergi ke pesta dansa.

Sedangkan Peter tetap terlihat tenang dan cenderung bersikap tidak peduli saat menuangkan air mineral ke gelas Marchioness Mackenzie. Biasanya Charlotte mengetahui jalan pikiran kedua sahabatnya, namun ekspresi Peter sama sekali tidak terbaca.

Karena cerita Victoria pada saat makan malam kemarin, Marchioness Mackenzie dan Lady Pierre sibuk mencarikan gaun yang layak untuk Charlotte gunakan di pesta dansa Baron Tromp. Victoria bahkan membantunya mencarikan kalung serta perhiasan yang cantik untuknya.

"Aku tidak pernah membayangkan bahwa ada seorang yang mengundang Charlotte secara langsung untuk pergi ke pesta dansa. Dan apakah kamu percaya bahwa itu adalah Lord Tudor?" Tanya Lady Pierre masih terdengar tidak menyangka.

Charlotte tetap diam sambil memandangi dirinya sendiri di depan cermin ketika mamanya mengatakan hal tersebut sambil meraba-raba rambutnya. Sejujurnya, hati Charlotte sakit ketika mamanya berpikir bahwa ia tidak dapat memikat seorang pria bangsawan pun di Northernberg.

Tapi Charlotte seharusnya tahu diri, ia sebenarnya tidak memikat Lord Tudor. Pemuda itu hanya sangat baik hati karena telah mengundangnya ke pesta dansa itu.

"Tentu saja aku percaya. Sejak Lord Tudor bertemu dengannya, ia sudah menyukai Charlotte." Gadis itu menoleh ke arah Marchioness Mackenzie yang mengerlingkan sebelah mata ke arahnya.

Beberapa hari setelah itu, Marchioness Mackenzie serta keluarga Pierre pun pergi ke pesta dansa Keluarga Tromp. Charlotte berusaha menyembunyikan semangatnya yang membara dan kebahagiaannya yang hendak meledak karena ia akan bertemu dengan William Tudor sekali lagi.

Gadis itu sudah dipakaikan gaun berwarna hijau tosca yang pucat, ia juga menggunakan perhiasan seperti kalung dan gelang, Charlotte bahkan membiarkan dirinya di dandani dengan riasan wajah yang sederhana dan mengizinkan para pelayan perempuannya untuk menata rambut pirangnya.

Tidak kalah dengan Charlotte, Victoria mengenakan gaun merah muda pucat yang membuatnya terlihat semakin cantik. Seperti menunjukkan gadis manis yang masih melajang. Rambut pirangnya yang mengkilap, sama-sama digelung ke atas membuatnya terlihat lebih elegan.

Wajah Victoria diberikan sedikit riasan supaya terlihat lebih tegas, ia juga menggunakan kalung dan gelang sebagai pemanisnya. Tak lupa Charlotte dan Victoria menggunakan sarung tangan putih.

Sepanjang perjalanan itu, jantung Charlotte terus berdebar karena perasaannya yang bersemangat untuk bertemu dengan Lord Tudor. Charlotte mengedipkan kedua matanya beberapa kali sebelum menoleh ke arah Victoria karena gadis itu meremas lembut punggung tangannya.

"Kamu tidak perlu merasa gugup Charlotte, aku akan ada di sini bersamamu." Ujar Victoria yang anehnya terdengar baik. Gadis itu terlihat ingin menguatkan Charlotte, padahal sebenarnya Victoria lah yang membutuhkan kekuatan itu dari adiknya.

Misunderstood BeautyDär berättelser lever. Upptäck nu