Part 2 - The Pierre Sister

23.8K 1.3K 10
                                    

Photo: Victoria Pierre

Pemecatan Mr. Long membuat Victoria merasa sangat sedih. Jika bukan karena Charlotte, hubungannya dan Mr. Long pasti tidak akan kandas dan berakhir buruk seperti ini. Semua ini terasa tidak adil bagi Victoria, sehingga ia berlari ke kamarnya dan mengunci diri di dalam.

Melihat betapa marah Victoria kepadanya, Charlotte juga merasa marah karena ia yang seharusnya melakukan itu. Tapi bukannya mengurung diri di kamarnya sendiri, Charlotte berlari keluar dari Manor Pierre dan berlari ke arah sungai yang dekat dari situ.

Charlotte menarik kedua kakinya ke depan dada dan memeluknya. Dagunya ditumpu ke salah satu lututnya sambil memandang kosong air sungai yang mengalir.

Sejujurnya, Charlotte merasa lega karena Mr. Long tidak akan menikahi Victoria, tapi ia merasa sangat sedih ketika mengetahui bahwa kakak perempuannya itu tidak akan berbicara kepadanya untuk beberapa saat.

Gadis itu menoleh ke belakang ketika mendengar seseorang berusaha menyelinap ke belakangnya. Ternyata itu bukan seseorang, melainkan dua orang. Tepatnya Hansel dan Peter. Keduanya langsung memutar tubuh mereka sambil mengerang kesal karena tidak berhasil mengejutkan Charlotte yang sedang sedih.

"Apakah kalian berusaha mengejutkanku?" Tanya Charlotte sambil mengangkat sebelah alisnya dan menyeringai kecil. Setidaknya usaha keduanya berhasil membuat gadis itu memiliki tenaga untuk mengangkat sebelah ujung bibirnya.

"Jangan terlalu percaya diri." Kata Peter sambil tersenyum dan merangkul gadis itu. Berbeda dengan Hansel yang dibeli dari seorang saudagar Brynton yang menjarah perkemahan Nemnora, Peter adalah seorang anak yang tidak diinginkan dari seorang bangsawan dan seorang pelayan perempuan.

Lady Pierre bersedia mengambil pelayan perempuan itu dan Peter menjadi pelayan di rumahnya, karena bangsawan yang telah menghamili perempuan itu adalah adik laki-lakinya sendiri. Jadi secara teknis, Peter adalah sepupu Victoria dan Charlotte.

Tapi tentu saja, Lord dan Lady Pierre tidak menganggapnya sebagai seorang keponakan, namun mereka cukup berbaik hati dengan menyediakan tempat tinggal bagi Peter dan mamanya. Hanya Charlotte yang menganggap pemuda itu sebagai sepupu serta seorang keluarga.

"Kami telah mendengar perihalmu dengan Mr. Long." Ucap Peter setelah mengumpulkan beberapa informasi dari mencuri dengar pada beberapa gadis pelayan yang sibuk bergunjing. Hansel mengulurkan tangannya dan menyentuh pundak sahabat perempuannya dengan lembut.

"Aku yakin kalian pasti berpikir bahwa aku hanya seorang pembual." Kata Charlotte dengan suara gemetar. Meskipun ia sudah menahan seluruh tangisnya sampai membuat tenggorokannya sakit, air mata itu tetap meluncur turun di pipinya. Charlotte segera mengusapnya supaya kedua sahabat lelakinya tidak menyadari bahwa iamenangis.

"Tentu saja kami percaya padamu. Aku juga merasa ada yang tidak beres dengan Mr. Long." Ucap Hansel yang membuat Charlotte menoleh ke arahnya. Pemuda berkulit gelap itu hanya mengangkat kedua bahunya terlihat tidak peduli. Charlotte tersenyum ke arahnya sebelum mendengar Peter berkomentar sinis,

"Bukannya aku tidak mempercayaimu, tapi jika apa yang dikatakan para gadis pelayan itu benar. Bahwa Mr. Long dan Miss Pierre menjalin hubungan, mengapa ia memilihmu untuk ia sentuh? Maksudku, kenapa tidak Victoria? kakakmu jelas lebih cantik daripada mu." Komentar Peter yang membuat Hansel melotot ke arahnya.

Charlotte juga ikut menoleh ke arahnya seakan tidak percaya dengan perkataan Peter. Pelecehan seperti itu bisa terjadi kepada siapa saja, tidak hanya kepada seseorang yang cantik atau berpakaian terbuka. Tapi jika memang tabiat pelaku sudah buruk, Peter seharusnya tidak menyalahkan korban.

"Maksud Peter adalah... kalau memang Mr. Long benar-benar mencintai Miss Victoria, ia tidak mungkin menyentuhmu pada bagian yang tidak seharusnya. Jadi mungkin pria itu memang tidak baik." Kata Hansel meluruskan perkataan sahabatnya. Charlotte kembali menoleh ke arah pemuda itu, Hansel sangat baik hati dan pemilihan kata dalam berbicara pun, ia pintar.

Misunderstood BeautyWhere stories live. Discover now