Part 13 - Funny Coincidence

Start from the beginning
                                    

"Tentu saja bibi mengenalnya. Aku juga mengenalnya. Ia adalah pemuda paling tampan dan diidam-idamkan di seluruh Northernberg." Ujar Victoria yang membuat sang Marchioness tersenyum kecil. Lord Tudor adalah satu-satunya pemuda tampan di Northernberg yang Victoria sukai.

"Ia adalah Duke of Northumbria, terakhir aku melihatnya ketika ayahnya meninggal. Usianya mungkin dua puluh tiga tahun. Sekarang ia sudah menjadi pemuda yang tampan." Ucap Marchioness Mackenzie sambil berjalan dengan tongkat mahal kesayangannya.

Charlotte sedikit tercengang ketika mendengar usia pemuda itu, Duke of Northumbria. Usianya bahkan sudah lebih tua daripada Victoria, seharusnya Charlotte berbicara lebih sopan saat berbicara dengannya.

"Dan kapan itu?" Tanya Charlotte berusaha terdengar tetap tenang.

"Sekitar lima sampai enam tahun yang lalu. Entahlah aku juga tidak terlalu mengingatnya.." Ucap Marchioness Mackenzie seperti berusaha mengingat kejadian itu. Tapi wanita itu menyerah dan memutuskan bahwa hal tersebut merupakan hal yang tidak penting. Charlotte berhenti berjalan untuk menghitung berapa kira-kira perbedaan usianya dengan Lord Tudor.

"Oh, ya Tuhan.." Gumam Charlotte ketika selesai menghitung. Perbedaan usia mereka sekitar sepuluh sampai sebelas tahun, pemuda itu juga memiliki jabatan serta kasta yang tinggi, dan berani-beraninya Charlotte berbicara dengan nada seperti tadi? Rasanya Charlotte ingin segera menghilang dari peradaban sekarang juga.

Mr. Long hanya merupakan seorang guru dansa, sedangkan Mr. Mcallagan hanya seorang pemuda kaya, tetapi Duke of Northumbria.. Pria itu bisa mengacaukan tidak hanya kehidupan Charlotte ataupun Victoria. Ia memiliki posisi yang cukup kuat dan tinggi untuk menghancurkan seluruh keluarga Pierre.

Sementara gadis itu, kakak perempuan, serta bibinya kembali melanjutkan perjalanan mereka, Lord Tudor masih harus terjebak dengan Ms. Marina Throne yang sekarang tengah merajuk karena tadi pemuda itu tidak membelanya. Ia bahkan membiarkan Ms. Throne dijambak oleh Charlotte.

"Kenapa aku harus membelamu?" Jawab Lord Tudor, pemuda itu terlihat dan terdengar tidak peduli. Ia bahkan tidak repot untuk menoleh ke arah Ms. Throne dan memastikan apakah gadis itu baik-baik saja,

"Karena kamu merupakan teman kencanku!" Balas Ms. Throne masih terdengar merajuk. Gadis itu bahkan menghentakkan kakinya ke tanah sehingga terlihat seperti anak kecil. Mungkin bagi sebagian pria lajang, Ms. Throne sangat menggemaskan, tapi sayangnya gadis itu sama sekali bukan tipe Lord Tudor.

Pemuda itu lebih menyukai seseorang yang mandiri dan tidak bersikap seperti seorang anak kecil. bermartabat, pintar, dan yang pastinya tidak suka membicarakan keburukan orang lain. Lord Tudor berusaha menahan dengusan jengkelnya ketika mendengar penjelasan gadis itu.

"Tapi apa yang keluar dari mulutmu itu bukan urusanku. Itu adalah kesalahanmu sendiri karena telah membicarakan orang lain tanpa mengetahui kebenarannya." Jawab Lord Tudor sama sekali tidak ingin menenangkan gadis itu.

Lord Tudor sudah tidak ingin mendengarkannya ketika Ms. Throne yang setengah merengek karena pemuda itu tidak dapat menjadi seorang pasangan kencan baik.

Sebenarnya Lord Tudor merasa senang karena gadis Pierre itu menghancurkan kencannya dengan Ms Throne. Mungkin hal itu didasarkan karena Ms. Throne tidak dapat menjaga lidahnya dan terus saja membicarakan keburukan-keburukan orang lain.

"Sepertinya itu adalah ganjaranmu karena telah membicarakan keburukan orang lain. Kamu membicarakan keburukan teman-temanmu di hadapanku jugakan?" Tanya pemuda tampan itu lagi sehingga kedua pipi Ms. Throne terasa memanas.

Ketika Ms. Throne mendengar tuduhan pemuda tampan itu tentang dirinya yang membahas keburukan teman-temannya, ia merasa tertuduh. Dengan segera Ms. Throne mengelaknya, "Aku-"

Misunderstood BeautyWhere stories live. Discover now