LOLIPOP 40 ✔️

25 9 0
                                    

          Acha menunggu Chiko di periksa oleh dokter yang di panggil sekolahnya. Seorang guru keluar dari UKS, Acha langsung berdiri dari tempat duduk nya.

"Siapa yang mukul Chiko?"

"Saya bu," ucap Acha langsung tanpa mikir panjang.

Bu guru itu langsung membawa Acha ke ruang kepala sekolah. Acha di interogasi oleh kepala sekolah selama tiga puluh menit.

Saat Acha keluar dari ruang kepala sekolah dengan wajah lesu, karena ia merasa sumpek akibat ceramah yang ia dapatkan dari kepala sekolah itu. Acha terkejut melihat Sastria sudah berdiri di sana dengan wajah yang serius.

"Ikut gue!" Sastria menarik tangan Acha dengan kuat. Sastria benar-benar marah saat ia mengetahui kejadian ini.

"Ya, gue capek." Acha melepas tangan Sastria dari pergelangan tangannya. Sastria melihat wajah Acha yang terlihat murung itu. Sastria pun mencoba menurunkan emosinya dan merangkul Acha untuk pergi ke suatu tempat.

***

"Kenapa lo lakuin ini cha?" Acha bungkam. Ia pun kurang pasti alasannya kenapa dia menyalahkan dirinya untuk menyelamatkan Fahri dari masalah ini.

"Lo suka sama dia? makanya lo selamatkan dia dari masalah ini."

"Ya, diam deh. Lo nggak tahu apa apa," ujar Acha dengan santai.

"Gue memang nggak tahu apa-apa. Makanya gue tanya lo, Cha."

"Ini ni rok kenapa pendek? Lo biasa nggak kayak gini, Lo mau jual diri?"

"Aya!" Acha menampar wajah Sastria, Acha terbawa emosi karena kata-kata yang Sastria lontarkan.

"Gak Fahri, gak lo. Kenapa sih nanya rok gue. Gue pakai rok biasa."

"Emang rok biasa, tapi lo potong kan. Gila ya lo Cha semakin lama berteman dengan Fahri lo kayak gini. Berubah banyak lo Cha."

"Gue nggak pernah motong rok gue."

"Ini apa?" Sastria mengambil sisa benang yang terjuntai akibat jahitan kurang rapi di bawah rok Acha. Acha melihat benang itu. ia benar-benar tidak tahu apa-apa tentang rok ini. Setaunya semalam ia begadang nonton film, bukan menjahit roknya dan di modis menjadi pendek seperti ini.

"Lo begadang hanya demi ini, Cha?" Acha menggelengkan kepalanya. Ia benar-benar sedih, ia tidak tahu harus berbicara seperti apa lagi supaya Sastria percaya dengannya. Acha pergi dari sana dan berniat tidak akan keluar kelas kecuali bel pulang telah berbunyi.

***

Sampai di rumah, Acha terburu-buru naik tangan untuk ke kamarnya. Ia membuka lemari pakaiannya dengan lebar. Mengambil beberapa rok sekolahannya, ia melihat rok itu benar benar pendek seperti rok yang ia pakai sekarang ini.

"Non, mau makan apa?" Acha melihat di ambang pintu sudah ada pembantunya yang lagi memegang kemoceng. Acha berjalan mendekat ke Bi Nah.

"Bi, jawab jujur sama Acha." Bi Nah mengangguk.

"Bibi yang motong rok Acha?" Bi Nah diam. Ia menundukkan kepalanya.

"Jawab Bi!" bentak Acha.

"Mama pulang." Acha mendengar suara mamanya dari bawah, langsung ia melempar rok itu ke lantai.

"Bibi saya pecat." Acha turun ke bawah dan menghapus air matanya.

"Mama." Teriak Acha langsung memeluk mamanya yang berada di kursi roda. Acha menumpahkan air matanya di pelukan Rachel. Betapa hangat pelukan sang ibu. Acha benar benar membutuhkan ini sedari tadi, bukan makian ataupun pertanyaan dari orang orang yang ia sayangi.

"Mama, Acha rindu," ucap Acha samar-samar. Rachel mengelus kepala Acha.

LOLIPOP [END]Where stories live. Discover now