LOLIPOP 28 ✔️

41 8 0
                                    

Sastria yang lagi bersantai-santai di rumahnya. Satu hari ia bolos dan sudah berapa jam ia berada di rumah tetapi Bundanya belum pulang juga. Sastria yang setiap jam sudah berulang kali menelepon Bunda, tetapi nomornya tetap sama, tidak aktif. Ini tidak seperti biasanya seperti ini.

Sastria yang ingin ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya yang tertunda karena ia memberes-bereskan rumahnya saat ia pulang dari apartemen cewek mabuk. Sastria mengingat itu menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya ia berjumpa dengan cewek itu. Sastria bingung apa dia harus bersyukur atau menggerutu perjumpaan itu.

Hp Sastria berdering. Pemiliknya yang berdiri agak jauh dari benda pipih itu. Berlari kecil ke arah meja tempat hp nya berada. Sastria mengambil hp nya. Ia melihat nomor tak di kenal muncul di layar hp nya.

"Mungkin inI Bunda," gumam Sastria langsung menekan tombol hijau di layar ponselnya, dan mendekatkan hp nya ke telinganya. Sastria diam, menunggu orang di sebrang sana untuk berbicara terlebih dahulu.

"Hallo." Sastria terkejut, itu bukanlah suara bundanya tapi suara itu seperti tidak asing baginya.

"Hallo, siapa ni?" tanya Sastria to the point dengan si penelepon sebelum ke topik.

"Gue tunggu lo di mall. Tiga puluh menit lo harus sudah sampai di sini," ucap si penelepon dengan lantang.

"Hallo, siapa ni?" Tanya Sastria sekali lagi, tetapi orang yang menelepon itu memnutuskan teleponnya dengan sepihak tanpa memberi tahu namanya kepada Sastria. Ia tidak tahu itu siapa dan orang itu langsung menyuruhnya datang ke sebuah mall, benar-benar aneh.

Sastria melihat layar ponselnya yang berwallpaper foto dirinya. Ia melihat terus sampai satu menit sudah berlalu. Sastria mendapat pesan singkat dari nomor itu lagi.

+628228743****

|Gue Sharon, pemilik apartemen yang lo nginap tadi malam.

Mulut Sastria terbuka sedikit, ia tidak menyangka cewek itu bisa mendapatkan nomor hp nya. Sastria bingung ingin mengekspresikan seperti apa, antara senang dan marah. Ia senang karena tidak payah ia meminta nomor cewek secantik itu lagi, dan ingin marah bagaimana cewek itu bisa mengetahui nomornya dan orang yang memberi nomornya kepada cewek itu.

Sastria menyimpan ponselnya di saku celananya dan berjalan ke arah lemari untuk mengambil jaket kulitnya.

***

Sastria meneliti setiap sudut mall yang sudah ia datangi menjadi tempat pertemuan dirinya dan Sharon. Sastria mencari-cari keberadaan Sharon di sana. Sastria mengedipkan matanya, sambil melihat setiap sudut tanp ia lewatkan. Sastria melihat seorang cewek yang duduk di sebuah kafe di samping toko baju dengan berpakaian sama dengan apa yang Sharon beritahu dari pesan singkat tadi.

Dengan santai Sastria menghampiri Sharon yang duduk manis di sebuah kafe daerah mall tersebut. "Hai," sapa Sastria duduk di hadapan Sharon. Sharon melihat sebentar dan fokus ke Hp nya lagi. Ada sebuah informasi yang tidak boleh ia abaikan begitu saja. Ia kesel kenapa Sastria datangnya di saat waktu yang tidak tepat. Shoran yang merasa gelisah, ia ingin bertelepon dengan orang yang berkirim pesan dengannya. Tetapi ia tidak mau mengambil risiko karena Sastria berada di dekatnya.

Sastria yang masih diam duduk di hadapan Sharon, ia merasa di cuekin, Sastria memanggil pelayan dan memesan minuman untuk dirinya. Selain ia haus mungkin itu bisa membuat cara agar dirinya tidak terlalu bosan menunggu Sharon sesuai dengan hp nya.

"Mbak greentea dingin satu," ucap Sastria dengan pelayan cewek tersebut.

"Ada lagi Mas?" Sastria menggelengkan kepalanya.

"Tunggu sebentar ya, Mas," pamit pelayan itu tersenyum ramah dengan Sastria. Sastria melihat Sharon masih memainkan hp nya. Ia tetap mencoba diam. Sebenarnya Sastria sangat membenci situasi ini sama seperti Acha. Apa ini karma untuknya ya? Karena sering mengcueki Acha. Pikir-pikir soalnya Acha, Sastria jadi kangen dengan sahabatnya itu.

Sastria menghela napasnya. pesanan minumannya sudah datang dan Sharon masih juga sibuk dengan Hpnya. Sharon yang menyadari Sastria yang sudah gelisah karena bosan sedari tadi, ia mengirim pesan dengan teman cowoknya tadi untuk mengurus semuanya sendiri dulu, dan ia akan nyusul nanti setelah urusannya dengan Sastria selesai.

"Sorry, teman gue ada keperluan tadi. Makanya gue main hp terus," Sastria hanya berdeham. mukanya sudah sangat bete sekali.

"Oke, yuk cabut!" Sharon berdiri dan menarik tangan Sastria untuk pergi dari sana. Sharon dan Sastria berkeliling di mall itu. Belum ada barang yang mau Sharon beli, ataupun Sastria. Mereka diam sambil berjalan. rasanya canggung, bukan ini yang Sharon inginkan. satu ide terlintas di otaknya.

"Gue nggak ada yang mau beli ni. Barangnya nggak ada yang baru. Gimana kalau kita ke taman bermain di daerah sana?" tanya Sharon yang sudah antusias membayangkan ia menaiki wahana dengan Sastria.

Sastria diam berpikir. Sebenarnya dari tadi Sastria memikirkan apa tujuan Sharon mengajak ia untuk berjumpa? Apakah karena ini. Sastria melihat ke arah Sharon dengan tatapan serius. Sharon yang sama karena ia menunggu jawaban dari Sastria, ia melihat di wajah Sastria yang perlahan bibirnya melengkung. Sastria tersenyum, menyetujui ide dari Sharon.

LOLIPOP [END]Where stories live. Discover now