[REVISI] Knowing^2

Start from the beginning
                                    

"Lo mau ngomong apa? To the point."

Tama berdeham. "Sebelumnya, gue beneran minta maaf, atas apa yang udah gue lakukan ke istri lo. Gue tau gue salah---"

"Emang lo lakuin apa ke istri gue?"

Jantung Tama berdegup kencang, rasanya mulutnya kaku untuk berbicara, dalam hati Tama meringis malu mengingat perbuatan bejat nya sendiri. Tama menoleh ke arah Fannesa, saat Fannesa mengelus kepalan tangannya. Seolah memberi semangat.

"Jujur, gue udah melakukan perbuatan yang nggak pantas ke Jennie. Gue pernah melakukan pelecehan seksual, gue pernah menyentuh bagian tubuh Jennie di kamar mandi kampus. Gue bener-bener minta maaf---"

Otak Reygan mencerna pengakuan Tama, hatinya emosi.

"Gue kemarin, m-memperkosa Jennie, di ruang penyiaran kampus Britannia, dia udah berontak, tapi gue paksa, sampe dia nangis-nangis. Dan, sebelum ke sini Kris bilang sama gue, kalo ternyata gue memperkosa Jennie dalam keadaan hamil anak lo. Gue bener-bener min---"

Reygan berdiri, meninju Tama. "BAJINGAN!"
Tama pasrah ketika Reygan membabi buta memukulnya.

"MATI LO BANGSAT! MATI!" umpatnya.

Reygan menonjok Tama, memukul yang bisa dia pukul, tanpa berpikir panjang. Tidak terima wanita yang di cintai nya diperlakukan seperti ini.

Reygan menarik kerah Tama, melihat sudut mata laki-laki itu mengeluarkan darah, entah bagaimana dengan kepalanya sekarang. "GUE UDAH PERNAH BILANG, SEKALI LO SENTUH JENNIE. LO BAKAL MATI!"

Tama terengah-engah. "Gue minta maaf Gan, gue khilaf. Gue tau gue, salah."

Reygan memukuli Tama kembali, membuat Fannesa memekik. "Reygan stop!"

Nafas Reygan terengah-engah, tangannya membiru, menatap Tama yang terkulai lemas, menahan sakit.

"Tama udah dilaporin ke kantor polisi sama Papanya Jennie." kata Fannesa.

Reygan meludah. "Gue nggak terima lo memperlakukan Jennie seperti perempuan murahan. Dia istri gue!"

"Terus apa bedanya sama lo?"

Reygan, Fannesa dan Tama menatap Ardan yang berdiri di ambang pintu.

"Lo nampar, lo bilang Jennie murahan? Sama aja, kaya bajingan itu kan?"

Reygan terdiam dan mematung, pikirannya langsung menerawang kejadian itu. Benar, Ardan benar.

"Gue kesini mau jelasin, gue meluk Jennie waktu itu, karena Jennie habis diperkosa sama laki-laki itu, Jennie nangis, Jennie ketakutan, dan sebelumnya ternyata laki-laki ini, sudah melakukan pelecehan seksual terhadap Jennie. Itu alasan utama gue dideket Jennie, waktu lo kerja jauh."

"Ternyata gue kecolongan, laki-laki ini memperkosa Jennie, disaat Jennie hamil. Dan, pulangnya gue khawatir ninggalin Jennie sendirian, akhirnya gue temenin dua dirumah. Kita nggak melakukan apapun, bahkan Jennie bilang sama gue, kalo suaminya yang harus tau, kabar kehamilannya, bukan orang lain."

"Dia sesayang itu sama lo, dia secinta itu sama lo. Gan, lo udah salah paham sama Jennie, dia nggak murahan. Alasan gue meluk Jennie, karena dia ketakutan kalo lo nggak bisa nerima dia dalam keadaaan sudah diperkosa sama laki-laki lain."

Hi, Captain! [COMPLETED]Where stories live. Discover now