τριάντα (tigapuluh)

2K 237 40
                                    

Sudah satu minggu ini entah mengapa aku menjadi lebih dekat dengan Thomas dan Harry. Jika chat dengan Thomas aku merasa terhibur olehnya, ia selalu membuatku tertawa dikala aku merasa sedih atau pun sedang bosan. Dan jika aku bersama Harry, aku merasa nyaman bersamanya, karena ia mau mendengarkan semua keluh kesahku. Kukira tak ada seorang pun yang ingin berteman denganku apalagi mendengarkan semua cerita-ceritaku, namun aku salah, karena ada dua orang lelaki yang berada di dekatku yang ingin berteman maupun mendengarkan cerita-ceritaku. Namun, mengapa dari kedua lelaki itu aku belum pernah melihat wajahnya secara langsung?

Semakin dekat dengan kedua lelaki itu, perasaanku kepada mereka jadi semakin—ah entahlah. Apakah aku jatuh cinta kepada mereka berdua? Oh tidak, ini tidak normal. Aku mencintai kedua lelaki itu yang sama sekali aku belum  pernah bertemu? Apakah ini normal atau memang sudah biasa?

“Habiskan rotimu, jangan melamun terus,” tegur Ibuku. Jadi dari tadi aku sedang melamun? Oh aku baru sadar.

Dengan cepat aku melahap roti tawarku yang telah dioleskan selai kacang dan cokelat, aku pun berpamitan kepada kedua orang tuaku, setelah itu aku memasuki mobilku untuk menuju kampus.

Saat sampai di pelataran parkiran aku dikejutkan oleh keempat lelaki yang sudah berada di depan mobilku sambil memberikan cengiran kudanya. Aku mendengus kesal, lalu keluar dari mobil dan menghampiri mereka.

“Ada apa?” tanyaku sambil membenarkan posisi tasku yang kurang nyaman.

“Eugenine, a-aku ingin minta maaf kepadamu, soal—” ucapan Luke langsung kupotong.

“Aku maafkan, kalau begitu apakah kalian bisa memberiku jalan?” tanyaku sambil menaikkan satu alis.

“Apakah kau bersungguh-sungguh memaafkanku?” tanya Luke, ekspresi wajahnya seperti benar-benar memohon, mungkin ia memang bersungguh-sungguh meminta maaf, apa salahnya kan untuk memaafkan kesalahan orang lain?

“Sudah kubilang, aku memaafkanmu Luke,” aku memutarkan kedua bola mataku, “meskipun aku telah disakiti dua kali olehmu, tapi aku masih mempunyai rasa kasihan, jadi aku memaafkanmu. Dan oh iya, aku berpesan kepadamu, jangan ada lagi korban setelah aku,” lanjutku, aku pun langsung berjalan menabrak keempat lelaki itu.

“Eugine tunggu!” Aku pun membalikkan tubuhku dan mendapati Ashton yang berlari ke arahku.

“Apa?”

“Jangan lupa datang ke acara pestaku, besok pukul 08.00 pm. Wa. Jib. Da. Tang. Oke?” ucap Ashton, sambil menekankan kata ‘wajib datang’ mungkin ia tahu kalau aku pasti tidak akan datang.

“Lihat saja nanti.”

“Tak ada nanti-nantian, pokoknya kau harus datang, tak boleh tidak, karena aku tahu kalau kau pasti tidak akan datang. Kau mau kan memiliki teman selain umm Sharon? Maka dari itu kau harus datang.”

“Iya.”

Apakah aku harus datang ke acara pestanya? Aku tahu, pasti jika aku datang, di sana aku pasti seorang diri, dan diacuhkan oleh yang lainnya. Tapi, apa salahnya mencoba?

Tapi pesta itu dimulai dari jam 08.00 pm sedangkan siaran Harry dimulai pukul 08.30 pm. Mungkin aku perlu 30 menit saja untuk berada di pesta Ashton.

**

Thomas: hay Eugenia selamat sore, sudah pulang ngampusnya?

Eugenia: hay Thomas, selamat sore juga, baru saja aku sampai di rumah, kau sendiri?

Thomas: sama hahaha, mungkinkah kita jodoh? :p

Eugenia: mungkin tidak ya? ;p

Thomas: tidak ada kata mungkin, yang ada hanyalah kata ya atau tidak, kau pilih yang mana?

Eugenia: aku pilih kata atau saja, hahaha

Thomas: tidka bisa-_-

Thomas: *tidak

Eugenia: eww typo :p sudah sana kau makan saja dulu, aku mau makan dulu daaah

Thomas: aku sudah makan;p jika sudah makannya, sms aku lagi ya x

Eugenia: okay xx

*************

ciee udah mulai pake xx huahahahahhahaha

aduh maafkan saya jika saya salah update, mungkin bakal ngeganggu yg lagi uas. yg lagi uas semangat yaaah sisa 4 hari lagiiii. se. ma. ngat. oke? perlu gue suruh pacar-pacar gue a.k.a 1D buat nemenin kalian di kelas ngerjain soal? biar semnagat gitu ceritanya wkwkwk

oh iya gue mau cerita 

jadi kemarin itu gue kan udh pulang sekolah, terus gue ke kantin tepatnya ke tempat batagor sama temen-temen sableng gue, nah pas di situ gue ngedenger 2 cewek lagi ngomong, nah gue nguping deh mereka bedua.

a: milih wandi atau raisa?

b: gatau

a: ya mending raisa lah, apaan wandi gak banget, wandi mah blablablabla

nah dari situ deh darah gue jadi naik, pengennya sih gue ngejenggut kerudungnya, tapi apa boleh buat karena gue murid baru yang baik hati dan tidak sombong, akhirnya gue ngurungin niatan gue.

jadi kalau kalian diposisi gue, kalian mau ngapain?

Radio Heart✈{h.s}Where stories live. Discover now