είκοσι οκτώ (duapuluhdelapan)

2K 228 39
                                    

yeayy chapter ini didedikasiin buat kak Brina yaa @takeoverthesky <3<3 kalian harus baca ceritanya yang judulnya Takeover rameee tau gakkkk*-*

**

Akhirnya setelah berabad-abad lamanya—oke Harry mulai hiperbola. Setelah beberapa minggu ini aku penasaran dengan nama gadis misterius itu. Dan, pada hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini aku mengetahui namanya!

YOHOOOOOO!

 Namun, dengan cara yang berbeda aku dapat mengetahui namanya.

Ya, Thomas adalah nama samaranku untuk Eunia, eh Eugeyn, Eu—eu. Oh my God susah sekali namanya.

Tarik nafas, tahan, lalu buang perlahan melalui mulut.

Eugenia Ginny.

Okay, I got it.

Ternyata gadis misterius yang akhir-akhir ini menjadi bayangan keseharianku itu bernama Eugenia. Indah sekali namanya.

Eugenia dan Harry.

Apakah itu cocok? Tolong katakan ya karena aku akan mentraktirmu makan seperti halnya aku mentraktir makan kepada Niall.

“Harry.”

“Harry!”

“Uh—oh, Niall. Apa?”

“Kenapa lo dari tadi senyum-senyum sendiri? Lo tau gak, lo ‘tuh kayak orang gila.”

“Gue lagi seneng, Niall! Oh my God….”

“Oh iya, tadi lo kenapa teriak-teriak ‘I got it!’ terus dengan ajaibnya lo traktir gue.”

“Niall, kalau lo jatuh cinta sama seseorang yang entah seperti apa wajahnya, bagaimana?”

“Jangan bilang, kau….”

“Gadis yang sering kusebut Mrs. Anonymous itu Niall!”

What?! Bagaimana bisa? Oh my God, Harry.”

“Gue juga gak tau kenpa bisa, tiba-tiba aja perasaan ini muncul dengan sendirinya dan tanpa dipaksakan.”

“Coba lo ceritain awal mula kenapa lo bisa suka sama dia.”

“Awal mula? Umm, apa ya? Gue gak tau Niall, setiap kali dia nelepon ‘tuh rasanya gue seneng banget, mood gue langsung naik, dan gue selalu excited ngedenger suaranya.”

“Terus, tadi kenapa?”

“Tadi gue dapet namanya!”

“Oh ya? Namanya siapa?”

“Eugenia Ginny, bagus bukan?”

“Keren. Terus kenapa lo bisa tau namanya, kan dia gak pernah ngasih tau lo namanya.”

“Lo banyak nanya banget! Jadi kemarin-kemarin itu penasaran gue udah sampe klimaks, terus gue putuskan untuk ke Caroline—operator radio—buat nanyain nomor telepon yang akhir-akhir ini sering nelepon, dan dapatlah gue nomor itu.

Setelah gue dapet itu nomor, gue langsung sms dia dengan menspamnya, tapi gue ngaku-ngaku dengan nama Thomas. Lo tau kan Thomas Sangster?”

“Tau.”

“Gue pake nama Thomas itu sebab gue merasa muka gue agak mirip sama dia, hahahaha.”

“Jauh Harry, jauh!”

“Terserahlah. Jadi tadi itu gue nanya namanya, dan… dia ngasih tau namanya, Niall! Namanya! Biar ku ulang, NA. MA. NYA!”

“Tanpa lo ulang juga gue kedengeran kali! Cupu banget sih lo ngapain juga pake nama samaran, lo harusnya ngaku aja nama asli lo siapa ke dia, terus lo kasih tau kalau lo itu penyiar radio yang selalu buat temen curhatannya dia. Duh, gimana sih lo.”

“Jangan sok tau deh lo! Gue punya rencana dibalik nama samaran itu!”

“Rencana apaan sih?”

“Kepo lo!”

**

“Halo, Harry.”

“Halo, Eu—eh dengan siapa?”

“Harry? Kau tak tahu siapa aku? Oh my God. Aku sudah lama selalu meneleponmu dan kau sampai saat ini tak ingat dengan suaraku, keterlaluan, Harr.”

Oh tidak, Eugenia. Kau salah, aku selalu tahu dengan suaramu, namun aku selalu berpura-pura tak tahu siapa kau. Oke bahasaku kenapa jadi seperti ini?!

“Tidak, tidak, aku hanya berpura-pura tidak tahu, hehe. Jangan marah.”

“Uhh, ya sudah.”

“Ada cerita baru lagi?”

“Tidak sih. Cuma aku hanya ingin mendengar sua—eh tidak apa itu.”

“Bilang saja kau hanya ingin mendengar suaraku untukmu iya kan? Haha.”

“Tidak Harry, oh my God, jangan terlalu percaya diri.”

“Jangan mengelak, hahaha.”

Bye!”

Tutt…tutt

Eh, dimatikan?

**

sesuai permintaan kalian, panjang kannnnnn?

Radio Heart✈{h.s}Where stories live. Discover now