έξι (enam)

3.5K 320 17
                                    

chapter ini di dedikasiin buat.... @syfaxo_ karena dia adalah fist comment di chapt sebelumnya.

enjoyxx

________________________

Sekarang waktu menunjukkan tepat pukul 9 malam, dan… waktunya acara curhat di radio. Semoga si Harry itu tak memutuskan sambungan telepon lagi seperti kemarin.

Kunyalakan radio kesayanganku, bertepatan dengan itu muncullah suara serak dari penyiar radio itu. Bisa kubayangkan jika penyiar radio itu tampak sexi dan macho.

Sebelum ia berbicara panjang lebar aku sudah meneleponnya.

“Hey, halo! Belum gue ngasih nombernya tapi lo udah nelepon.”

“Oh, jadi kau tak mau untuk aku telepon? Begitu?”

Menyebalkan sekali.

“Tidak… tidak. Maksud gue bukan seperti itu.”

“Yasudah, jadi kau mau mendengarkan curhatanku, tidak?”

“Tapi lo harus nyebutin nama lo dulu dan tempat tinggal lo dulu.”

“Itu tidak penting.”

“Yasudah terserah lo saja Mrs. Anonymous.”

“Ya… ya… ya…. Jadi, aku ini bar–“  

WHAT THE!!! KENAPA TERPUTUS LAGI? OH, GOD!

Halo? Lo masih di sana? Sudah terputus ternyata.

Saat kulihat di layar handphone-ku ternyata pulsaku sudah habis.

Apakah Tuhan sengaja menghalangi untuk aku bercerita kepada orang lain?

Apa salahku Tuhan?

 _________________________________

maaf garame:( tapi gue udah berusaha buat bikin chapt 6 ini.

setelah gue liat, banyak banget yang jadi silent reader. gue jadi sedih, dan efek sedih itu buat chapt ini gabegitu greget buat gue, sedih+badmood garagara siders sama temen-temen gue yg kek tay dan nyebelinnya naudzu. kok curhat?._.

so kalian semua leave vomment yah biar gue ada mood lagi ngelanjutin chapt 7 biar gregedhhh.

dan buat dedication di next chapt gue bakal milih random di comment

-Niall's future wife

Radio Heart✈{h.s}Where stories live. Discover now