οκτώ (delapan)

3.3K 288 28
                                    

Semua persiapan sudah kusiapkan, mulai dari keberanian maupun pulsaku yang telah diisi. Dan sekarang waktunya aku menelopon penyiar radio itu. Semoga hari ini bisa bercerita kepadanya, agar benakku ini yang penuh dengan cerita akan berkurang setelah aku bercerita kepada orang lain.

“Halo.”

“Hey, halo! Dengan siapa dan di mana?”

“Umm, aku yang kemarin meneloponmu, yang tiba-tiba saja terputus.”

“Ooh, iya gue tau. Lo Mrs. Anonymous itu, kan?”

“Ya terserah kaulah mau memanggilku dengan sebutan apapun, yang terpenting tidak ada orang yang mengetahui identitasku.”

“Baiklah kalau begitu Nona Anonymous. Jadi, lo mau curhat apa? Biar gue kasih saran buat lo.”

“Jadi, baru saja minggu kemarin aku putus dengan pacarku.”

“Lalu?”

“Lalu, aku baru tahu alasan apa dia memutuskanku.”

“Sepertinya lo kalau ngomong gak pake lo-gue dan bahasa lo baku, ya?”

“Ya, aku tak dibiasakan oleh orang tuaku untuk berbicara dengan kata lo-gue. Jadi, bolehkah aku untuk melanjutkan curhatanku, Tuan Styles?”

“Tentu, Nona Anonymous.”

“Terimakasih. Ternyata ia memacariku hanya sekedar taruhan dengan sahabatnya….”

“Kurang ajar sekali lelaki itu. Sepertinya kau mulai menangis. Kalau begitu kau bisa lanjutkan ceritamu itu besok lagi, aku akan mendengarkannya. Durasinya sudah habis. Kalau begitu terimakasih atas curhatanmu itu.”

“Ya, sama-sama, Harr.”

_______________________________________

buat lolo yang greget pen tau cerita eugine gue udah post dia curhat ke harry, ya walaupun cuman setengah. dan mavkan jika kurang gregedhhh.

vomment guys!!!

Radio Heart✈{h.s}Where stories live. Discover now