Back to them again

20.8K 698 89
                                    

Ken's POV

"Apa, Lin?" Jawabku pada Elin di telefon ogah-ogahan karna mulai mengantuk menunggu dirinya dan Claudy di salah satu minimarket 24 jam dekat apartemen si mengesalkan Mike. Claudy ini lama sekali. Dikira aku dan Daniel tidak kengantukan apa menunggunya untuk mengambil barang-barang miliknya di apartemen orang menyebalkan itu? Lagipula, kalau memang si Mike itu tengah ngambek dan belum mau pulang, kan dia bisa mengambil barang-barangnya itu besok gitu loh. Kenapa juga harus ditunggui segala sampai berjam-jam begini. Kenapa sih Claudy dan Elin  betah sekali di apartemen itu? Seingat otakku yang cerdas ini, sekarang kan Audy tinggal di apartemen Mike. Dan seingatku juga, keduanya tidak dekat dengan Audy sama sekali. Walau Claudy sudah memaafkan Audy tanpa dendam sedikitpun, memang tidak aneh apa kalau mendadak keduanya menghabiskan waktu bersamaan dalam kurung waktu berjam-jam begini? Di apartemen manusia menyebalkan bernama Mike pula.

"Lo berdua dimana?" Tanya Elin.

"Minimarket deket tempat gue kecelakaan waktu itu." Sahutku dan selanjutnya merasa janggal dengan jawabanku sendiri. Sebetulnya agak unik sih nongkrong didekat tempat dimana aku nyaris kehilangan nyawa dan mengucapkan selamat tinggal pada dunia.

"Hah? Lo nggak trauma apa? Kenapa nongkrong disitu?" Balas Elin agak bingung.

Sebenarnya sih tidak sama sekali, "Lo berdua udah kelar belom? Lama amat sih, ngapain aja daritadi? Belom balik juga tuh bocah? Udalah! Besok-besok aja gitu, Lin bilangin Claudy!" Aku memilih tidak meladeni pertanyaan Elin yang tidak penting dan balas mengoceh.

"Seenggaknya bantuin gue bawa barang-barang gue dong!" Seru Claudy dari sebrang sana ketika kuyakin Elin mengaktifkan speakernya.

Oh iya juga, "Iya, bawel." Sahutku, "Ketemuan di parkiran ya."

Lalu Elin mematikan panggilan tanpa menyahutiku lebih lanjut.

"Lah, Mike nggak bantuin bawa barang-barangnya apa? Tumben amat." Kata Daniel begitu kami hendak cabut dari minimarket menuju tempat Claudy dan Elin.

Aku juga tidak mengerti. Sebenarnya, apa sih yang membuat bocah tengik itu pakai acara ngambek tidak jelas segala?

Walau Claudy memang mengatakan perasaannya padaku dan aku memang masih berharap banget padanya. Tapi kan, Claudy bahkan tidak menerimaku atau apa. Dan malahan, kami tidak membahas hal itu lebih lanjut sama sekali. Karna, yah.. Jujur saja, aku tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup saat ini. Aku perlu menjadi lebih baik lagi dan aku tau kesalahanku tidak mudah untuk dimaafkan begitu saja. Aku tidak mau Claudy begini mudah memaafkanku, aku perlu dorongan agar aku bisa lebih baik untuk bisa bersanding disampingnya.

Tapi, tunggu dulu.

Perasaanku saja atau pasti ada sesuatu yang barusan saja terjadi diantara si culun Claudy dan si menyebalkan Mike?

* * *
Claudy's POV

Rasanya seharian ini, aku lelah sekali..

Aku membanting tubuhku diatas kasur dikamarku. Dikamarku sendiri. Bukan lagi di satu kamar di apartemen Mike..

Aku memejamkan mataku. Lebih baik begini. Lebih baik untuk semuanya..

Semua barang-barangku yang berada di apartemen Mike sudah kubawa pulang semua sampai bersih tak bersisa. Aku juga sempat bersih-bersih dulu tadi disana, jadi setidaknya aku bisa meninggalkan kamar tersebut dengan lebih tenang. Kuharap, Audy bisa merasa nyaman menempati kamar tersebut.

Soal liburan ke Pulau besok, tentu saja sudah batal tanpa perlu pembahasan lebih lanjut. Tadi saja baik Audy maupun Mike sama-sama tidak bisa banyak bicara dihadapanku ketika aku sibuk beres-beres bersama Elin. Sekalipun aku mengajak keduanya mengobrol dan bercanda, kurasa keduanya tetap tidak bisa sepertiku yang bisa langsung menutupi perasaannya masing-masing dengan cukup baik. Yasudahlah, mungkin segalanya memang butuh proses.

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang