SEX APPEAL

The Story

Claudy's POV

"Apa yang udah terjadi diantara lo dan Ken tadi pagi?"

Tubuhku terasa membeku saat mendengar pertanyaan tersebut. Bagaimana mungkin Mike bisa menyadarinya?

"Forget it," Mike mengelus rambutku saat aku tidak juga bisa menjawabnya dan memutar posisi tubuh kami, membuat tubuhku jadi berada dibawah rentangan tubuhnya.

Aku mengalihkan mataku saat mata kami bertemu pandang.

"Lo bener-bener nggak mau bahas ya?" Tanya Mike padaku.

Aku mengangguk samar, "Gue bahkan nggak mau denger namanya lagi."

Aku sangat membencinya.

"Sampai kapan?" Tanya Mike lagi, matanya tidak beranjak pergi dariku.

Aku memejamkan mataku, menekan seluruh kehancuran yang masih terasa menyiksa hingga sekarang, "Sampai kapanpun."

Kurasakan ibu jari Mike mengelus wajahku perlahan, "Gue juga pernah ada di posisi lo."

Aku kembali membuka mataku untuk menatapnya kali ini.

"Percayalah, semuanya memang sakit, tapi akan lebih sakit kalo lo terus membenci dan bukan merelakan.."

Mike tersenyum seraya menghela nafasnya, menyangga samping wajahnya dengan lengannya sembari menatapku, aku menggeser tubuhku dan berbalik agar bisa membalas tatapannya,

"Audy.. juga sahabat gue dari kecil. Dulu, gue pernah pacaran sama dia. Saat itu, dimata gue cuman ada dia.. Keluarganya kacau dan hancur, itulah kenapa udah dari sejak kecil dia haus perhatian dan selalu nempel sama nyokap gue ataupun gue. Gue selalu punya rasa untuk terus ngelindungin dia kapanpun itu.. Bahkan sampai akhirnya gue dan dia pacaran, bagi gue nggak ada cewek selain dia. Gue mau selalu lindungin dia sampai kapanpun, itu yang selalu ada di otak gue, dan gue yakin itu juga yang selalu ada di otak Daniel maupun Ken saat kalian bersama.."

Aku terdiam menyimak seluruh perkataan Mike yang seakan membuatku kembali teringat bagaimana rasanya perasaanku pada saat itu..

"Gue udah pacaran sama dia dari awal SMA, sampai akhirnya dia selingkuh didepan mata gue saat kami baru masuk kampus di tahun pertama,.." Mike tersenyum pahit melanjutkan ceritanya

"Selingkuhnya..gimana? Kalo gue boleh tau.." Tanyaku hati-hati.

"Selingkuhnya, diem-diem.. di belakang gue. Intinya, tau-tau aja, gue nangkep mereka having sex dirumah Audy. Dan..yah, gue harus apa kalau keduanya sama-sama enjoy doing it? Bener nggak?"

Aku bisa melihat nada getir pada tiap perkataan Mike yang walau terdengar datar, tapi aku tau lebih baik.. Aku mengerti perasaannya.

"Lalu,.. lo putusin Audy?" Tanyaku lagi memberanikan diri.

Mike menggeleng sembari tersenyum, "Gue nggak bisa putusin dia. Sampai akhirnya, hubungan kita isinya ribut terus karna gue terus mendem semuanya yang gue tau udah dia lakuin diem-diem dibelakang gue. Lalu, kita putus saat gue bilang sama dia kalo ada cewek lain yang gue suka."

"Loh?! Kok gitu sih? Kenapa lo malah bilang kalo lo suka cewek lain? Sementara dia yang udah selingkuh dibelakang lo?" Sergahku ikut kesal, mulai terbawa dengan cerita Mike seraya menarik kedua lengannya.

"Karna gue nggak butuh dia untuk nyalahin dirinya sendiri. Masalah dia udah terlalu banyak, gue tau seberapa hancur keluarganya dan seberat apa kehidupan dia. It's okay dia benci gue, itu yang gue pikir selama ini, asal dia  terus benci gue, gue akan terus ada di otaknya. Pikiran yang bodoh bukan?" Mike menidurkan tubuhnya dan menyisir rambutnya kebelakang, "Tapi saat itu, gue udah terlalu sakit untuk bisa terus bersama dengan dia, makanya gue bilang gue udah suka sama cewek lain. Namun di lain sisi, walau dia udah sama orang lain, gue mau dia untuk terus benci sama gue agar walau dia udah sama orang lain, dia akan terus keinget dengan diri gue yang dia benci. Balas dendam terbaik kalo menurut pandangan gue saat itu. Gue tau saat itu gue stres dan bertingkah super tolol, karna sebenarnya yang nggak mau gue akuin, gue-lah yang membenci Audy akibat perselingkuhan yang udah dia lakukan dibelakang gue. Gue benci, bener-bener gue benci banget. Tapi dengan semakin besar gue benci, maka gue akan semakin sakit. Apalagi dengan tingkah dia yang konyol dan terus-terusan manasin gue dengan cowok itu."