Pillow talk part 2

27.5K 916 84
                                    

Claudy's POV

Rasanya sih ingin kutonjok si keparat satu ini sampai mental kemana-mana. Dia pikir aku gembrotan hah??? Hei, sori-sori saja ya, gini-gini beratku hanya 45kilo dan tinggiku 158cm, kurasa masih termasuk normal dan tidak bantet-bantet amat kok. Sialan. Tapi karna ucapannya, aku jadi merasa gembrot beneran dan sensi mendadak.

Apa kutendang saja agar dia menggelepar dari kasurku ya?

Kalau aku tidak ingat dia sahabatku sejak bayi juga kecelakaan yang baru saja menimpahnya, kurasa aku betul-betul akan menjalankan pikiran kriminalku yang satu itu.

Kutahan emosiku sekuat tenaga dan kupaksakan wajahku agat terlihat seserius mungkin menanggapinya, "Emm, keliatan banget ya?" Tanyaku dengan intonasi suara yang mengecil.

Si sialan ini kenapa wajahnya tak kalah serius denganku ya?

Lalu, Ken mengangguk pasti.

Mengangguk pasti????

Memang minta kujotos kok anak ini. Jadi menurut dia, aku makin gembrot betulan begitu?

Aku memasang tampang nelangsa banget, "Gitu ya.. Yah, mau gimana lagi kalau udah mulai ketauan.." Keluhku seraya menarik nafas panjang, tampak begitu kehilangan harapan.

Ken mengerutkan alisnya, "Ketauan gimana maksud lo? Ketauan berat badan lo naik gitu?"

Aku sengaja tidak langsung menjawabnya dan memilih berlaga tenggelam dengan pikiranku sendiri.

Diam-diam aku jadi kepikiran. Apa aku memang kelihatan segemuk itu ya?

"Clau?" Aku tau Ken mulai terpancing masuk perangkapku, "Lo.. cuman naik berat badan kan? Iya kan?"

Haha, mampus kamu Kenzo. Siapa suruh membuatku merasa begitu gembrot?

Eh, dan lagi aku tidak naik berat badan ya! Kuharap sih.

Aku menghela nafas panjang sekali, berusaha setengah mati menyembunyikan tawa iblisku yang begitu ingin kusembur keluar, "Gue..emang,. belum kasih tau siapapun.."

Ups, sepertinya reaksi Ken lebih parah dari yang kuduga.

"A-apa.." Desisnya seketika dan membangunkan tubuhnya yang menegang menjadi terduduk, wajahnya menyorotkan sorot mata yang belum pernah kulihat sebelumnya, "Belum kasih tau siapapun? Clau,. I mean.. A-ap,. Apa.. maksud..lo?"

Ketika menangkap kedua pasang bola mata cokelat gelapnya, aku sebetulnya jadi tidak tega juga. Namun aku memilih melanjutkan aktingku yang ternyata lumayan oke ini, "Ken.. gue..sebenernya.. beberapa waktu ini.., Gue memang, emm.." Aku menggigit bibir bawahku dengan gaya sok khawatir seakan tidak bisa melanjutkan perkataanku sendiri.

Aku terkesiap karna sedetik kemudian Ken sudah menarik kedua tanganku hingga tubuhku tertarik padanya, "Nggak.. nggak mungkin!"

Ya tentu saja tidak mungkin. Kalau beneran sih tentu aku akan kalang kabut juga seperti dirinya dahulu.

Duh, mengingat yang dulu, lagi-lagi menimbulkan rasa nyeri di hatiku. Ah, sudahlah..

"Nggak..mungkin. Nggak, Clau. Lo.., nggak, mungkin,..serius kan?" Sergah Ken seraya meremas lenganku semakin kuat. Sampai kurasakan tangannya bergetar akibat tipu dayaku.

Aku segera menyetel wajahku seperti mau menangis. Soalnya kalau tidak begitu, kuyakin aku sudah ngakak sedari tadi.

"Si-.. siapa..? Siapa..Clau?" Suara Ken bergetar saat menanyakan hal tersebut, kedua bola matanya yang menatapku menjadi semakin kelam, "Gue mohon.. kasih tau gue.." Pintanya sungguh-sungguh.

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang