I hate you

36.6K 1K 136
                                    

Claudy's POV

Pagi ini, aku pulang kerumahku sebentar untuk mengambil beberapa potong baju yang ingin kugunakan untuk dibawa ke apartement. Aku meminjam mobil Mike dan kami jadi agak salah tingkah akibat kejadian semalam. Aku berkeras menolak untuk diantarkan olehnya, soalnya aku tau dia itu kurang tidur semalam, kalian tau kan karna, ehm, obat perangsang itu. Jadi aku yakin Mike harus melakukan sesuatu pada dirinya semalaman. Uh, tapi, Mike memang semenggoda itu. Padahal aku tidak pernah mau menjadikannya salah satu FWB-ku. Tapi kalau sudah begini, apalagi namanya? Iya kan?

Jantungku serasa mencelos saat aku turun dari mobil dan kudapati..

Orang itu.

Berdiri tepat disamping mobil.

Tepat dihadapanku sekarang.

Darimana dia muncul secara mendadak begini?

Untuk pertama kalinya dalam 6 bulan terakhir, mata kami saling bertemu kembali tanpa aku yang berusaha untuk mengalihkan pandanganku darinya. Kemudian kembali menemukan mata cokelat gelap itu. Berbanding terbalik dengan mata Mike yang berwarna cokelat terang.

Warna matanya jauh lebih gelap.

Dan pribadinya jauh lebih gelap.

Aku betul-betul membenci kegelapan mata ini.

Mata yang selalu membuatku tidak mampu untuk  bisa menolaknya. Mata yang selalu berhasil membuatku mempercayainya sepenuh hati dan perasaanku. Mata yang selalu membuatku terbayang kembali akan bagaimana aku pernah merasa begitu mencintai seseorang dan menyerahkan diriku seutuhnya hanya padanya.

Aku betul-betul membencinya.

Aku benci dengan mata itu.

Aku benci sekali.

"Clau, udah cukup. Kita nggak bisa begini terus." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dariku.

Aku mengarahkan seluruh kebencianku saat membalas pandangannya, lalu berjalan melewatinya begitu saja.

"Lo tau seberapapun lo berusaha buat nggak kenal gue, hal itu nggak akan pernah bisa ngerubah kenyataan kalo lo sangat kenal gue. Kita sama-sama saling kenal satu sama lain." Ucapnya lagi mengikuti langkahku yang cepat disampingku.

Aku tidak mempedulikannya dan semakin mempercepat langkahku menuju pintu masuk rumahku. Tapi si brengsek ini malah berdiri tepat didepan pintu rumahku.

"Lo begini karna lo nggak bisa benci gue. Gue tau, Clau. Lo cuman nyiksa diri lo sendiri dengan kayak gini." Katanya lagi dan berusaha meraih tanganku.

Aku menepisnya dan berbalik arah untuk berjalan kembali kearah mobil.

"Clau! Mau sampe kapan begini? Lo nggak bisa ngancurin diri lo sendiri demi gue!"

Saat dia meraih pinggangku, aku kontan berontak dan nyaris menamparnya, tapi lagi-lagi tamparanku berhenti sebelum menyentuh wajahnya. Yang menyebalkan, dia selalu tidak pernah berusaha menghindar saat aku nyaris melakukan hal ini padanya, "Gue nggak pernah ngancurin diri gue hanya demi lo... brengsek!" Desisku sembari memicingkan mataku, mendorong tubuhnya yang meraihku kedalam tubuhnya tanpa hasil.

"Lebih baik begini.." Katanya tanpa mempedulikan usahaku yang sudah sekuat tenaga untuk mendorongnya menjauh,  "Lebih baik lo katain gue sesuka hati lo, ketimbang lo diemin gue dan ancur kayak gini.."

"Lepasin gue!" Desisku dan mendorongnya lagi-lagi tanpa hasil, "Lepasin gue atau gue bakal teriak sekarang juga!"

"Teriak aja dan gue tetep nggak akan lepasin lo gitu aja." Ucapnya sembari menyeringai.

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang