Repairment

30.6K 1K 103
                                    

Ken's POV

Begitu memarkir mobilku didepan rumahku dan mendapati mobil Daniel terparkir dirumahnya disamping rumah Claudy, aku segera cabut kekamar sepupuku itu.

Saat gagang pegangan pintu di kamar Daniel kubuka, pintunya pakai acara dikunci segala. Di lain kesempatan mungkin aku akan membatalkan niatku untuk menemuinya dan menyerukan penyesalan karna mengganggu waktunya dengan Elin, tapi tidak untuk kali ini.

"Niel!" Seruku seraya mengetuk pintu tidak sabar, "Lin!"

"Iya-iya!" Dari balik pintu kudengar keluhan Daniel yang ketara banget terganggu dengan kedatanganku, "Apaan sih, Ken-"

"Kenapa lo berdua nggak bilang kalo Claudy sekarang tinggal sama Mike?!" Tanyaku tanpa basa-basi begitu pintu dibuka.

Daniel yang tadinya berwajah kesal karna kedatanganku yang tidak diundang, mendadak berubah serius akibat pertanyaanku yang mendadak.

"Lalu?" Elin yang menyahutiku dan maju kesamping Daniel.

Aku mengeraskan rahangku. Apa Elin sudah gila?

"Claudy tinggal sama lelaki diluar sana yang nggak jelas asal usulnya! Dan kalian bisa santai aja kayak gini? Unbelievable.." Aku memicing dan menggeleng menatap keduanya tidak percaya, "Ini Claudy, Niel! Cewek yang udah bareng sama kita sejak kita bertiga masih bayi! Gimana bisa lo biarinin hal ini?!"

Daniel menarik kerah bajuku tapi aku tidak mencoba menepisnya, "Dan apa gue harus biarinin Claudy tetep tinggal dirumahnya dan tersiksa dengan terus biarinin lo untuk tetep samperin dia yang udah milih cewek lain dan ninggalin dia, Ken?"

Aku mencengkram lengan Daniel yang menarik kerahku dan melirik Elin sekilas, "Emang lo sendiri nggak ninggalin Claudy dan milih Elin, Niel?"

Daniel seketika membeku akibat perkataanku. Aku tau ini topik yang paling sensitive diantara dirinya dan juga Elin. Tapi, peduli setan. Dia menyalahkanku seakan dia lupa akan dirinya sendiri.

"Bener kan?" Seringaiku tipis dan menepis lengan Daniel sesudahnya, "Kita nggak ada bedanya. Bener kata Claudy. Kita berdua emang sama-sama brengsek, tapi tingkat brengsek gue emang udah kelewatan saat itu. Jadi lo nggak bisa nyalahin gue sepenuhnya. Kita semua emang udah nyakitin Claudy kok. Iya kan, Lin? Lo juga pasti sadar kan akan hal ini?"

Elin tidak bisa membalas ucapanku dan hanya memalingkan wajahnya.

Sedangkan Daniel terlihat diam termenung.

Aku masih ingat bagaimana dulu saat kami berempat pernah sangat dekat sampai-sampai Claudy pasti dan akan mengorbankan perasaannya jika itu demi kebersamaan kami.

Dan bagaimana kami semua justru malah balas menyakitinya bersama-sama.

Kali ini, aku tidak akan bisa membiarkannya begitu saja.

Walau dia bilang aku dan dirinya betul-betul telah selesai,

Tapi, aku tidak bisa,

Mendengar kata selesai darinya.

* * *

Claudy's POV

Aku muak.

Aku betul-betul muak dengan Ken.

Aku muak dengan bagaimana aku tidak pernah mampu untuk bisa melupakan mata cokelat gelapnya yang seperti racun narkoba untukku.

Aku muak akan perasaan menyesalnya yang selalu dipenuhi kepalsuan tapi selalu berhasil untuk membuatku mempercayai kepalsuannya.

Aku muak dengan dirinya yang selalu berhasil menerobos masuk kedalamku saat segalanya mulai terasa lebih baik.

Pintu dibuka dari luar dan sontak membuatku bangun dari posisi tiduranku di sofa. Mike baru saja pulang dan dia tersenyum begitu melihatku. Menunjukanku satu lesung pipinya yang entah kenapa terlihat begitu menawan.

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang