Our sex appeal

53.9K 859 82
                                    

Claudy's POV

"No one can touch you, the way I touch you, you know that, Clau?"

Kenapa sangat sulit bagiku untuk bisa menolak ciumannya? Sepasang mata cokelat gelapnya selalu berhasil menatapku dengan cara yang tidak dapat dijelaskan, kerab kali dia selalu berhasil membuatku kembali merasa lemah. Bibirnya yang lembab, nafasnya yang hangat, aroma mint yang selalu menempel padanya, membuatku kembali bernostalgia akan kenangan yang tidak ingin kuingat-ingat kembali.

Aku tidak boleh menatapnya lebih lama dari ini.

Jadi aku merapatkan mataku serapat mungkin dan berusaha untuk menahan kedua bahunya sebisaku.

Walau tidak melihatnya, tapi aku bisa merasakan pandangan matanya yang intens mengarah padaku.

"My sex appeal and your sex appeal are mixed together," Bisik Ken, melepaskan ciuman kami perlahan, tanganku masih menahan kedua bahunya, kurasa lagi-lagi aku nyaris terhipnotis olehnya, "Dan perasaan kita yang nggak bisa dijelaskan ini, yang buat kita saling nggak bisa lepas antara satu sama lain.."

Entah kenapa, jantungku serasa menggebuki rongga dadaku.

Wajahnya saat ini begitu dekat dengan wajahku, sampai-sampai aku bisa merasakan hangat nafasnya mengenaiku. Aku bisa dengan jelas menangkap kedua pasang bola mata cokelat gelapnya berhiaskan bulu matanya yang panjang, alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, serta lesung pipinya yang selalu muncul tiap kali bibirnya bergerak. Aku hampir lupa, dia adalah jelmaan Harry Styles yang selalu mampu merontokan pertahanan diri hampir semua gadis.

Termasuk diriku.

Yang sudah dihancurkannya dengan mudah dalam satu kali jentikan jari hanya pada satu malam.

Membuatku percaya setengah mati padanya hanya dalam semalam, dan membuangku menjauh tanpa arti seperti seeonggok sampah esoknya.

Aku kembali memejamkan mataku, dan menggelengkan kepala.

Dia brengsek. Dan ini bukan dongeng.

"Gue nggak,." Ujarku sembari menatapnya lurus-lurus, "Gue nggak ngerasain semua itu lagi sama lo."

Aku bisa melihat rahang Ken mengeras akibat perkataanku, "Lo bohong.!"

"Gue nggak bohong!" Tangkisku bersikeras.

"Nggak! Gue kenal lo dari kita sama-sama baru lahir. Gue yakin perasaan gue bener! Gue bisa liat dari mata lo!" Balas Ken juga tak kalah keras.

"Gue bukan orang yang sama seperti yang lo kenal, Ken! Lo kenal gue yang dulu! Bukan yang sekarang!" Aku masih meyakini jawabaku.

Ken langsung menggeleng tidak percaya, "Apa bedanya, Clau?! Lo tetep orang yang sama! Lo tetep Claudy yang gue kenal! Lo tetep cewek yang gue sayang..! Sampai.. saat ini.."

Aku mengalihkan wajahku darinya dan menutup kedua telingaku, "Bullshit! Cukup, Ken! Gue udah cukup sama semua ini! Gue juga udah pernah bilang ini semua sama lo sebelumnya!"

"Tapi lo nggak pernah bisa bilang ini semua sepenuh hati lo! Lo bahkan nggak bisa nolak ciuman gue! Iya kan, Clau?" Ken meraih wajahku dengan kedua tangannya, membuatku mau tak mau tak bisa mengalihkan pandanganku darinya, "Gue minta maaf gue nggak ada disamping lo selama setengah tahun ini.. Setelah segalanya, setelah ini, gue tau segalanya akan lebih sulit dan keruh ketimbang sebelumnya. Tapi,. Gue akan buktiin kalo apapun yang terjadi,.."

Aku menggeleng lagi dan menahan kedua tangannya yang berada di wajahku sebelum dia membodohiku untuk yang kesekian kalinya.

"Apapun yang terjadi,.. perasaan kita nggak akan bisa berubah."

SEX APPEALWhere stories live. Discover now