Cheese 1 | Sepahit Kopi

54 10 1
                                    

Aku pikir setelah kepergian kedua-nya aku akan baik saja. Ternyata lebih buruk dari sebelumnya.

---

Pagi ini Vey sudah siap dengan seragam SMA-nya, setelah mengerjakan banyak pekerjaan rumah yang disuruh Mami-nya Nadin. Ya, setelah penangkapan Ayahnya yang terjadi 1 bulan yang lalu. Kini Vey tinggal bersama ibu tirinya. Semejak kepergian Ayahnya pula, sang Mami berubah menjadi sosok pemarah, pemaksa, dan menyiksa Vey. Ntahlah, psikis wanita itu terganggu atau memang sifat aslinya mulai kelihatan. Pasalnya sejak ia menikah dengan Ayahnya Vey 6 bulan yang lalu, tepat 2 bulan setelah meninggalnya ibu Vey, wanita itu kian baik dan selalu mengurus segala keperluan Vey. Dan sekarang??.

"Mi.. Vey mau berangkat sekolah" ucap Vey saat ia ingin menyalimi Nadin

"Ini kamu bawa segini aja.. Mami tidak punya uang. Lagi pula uang yang Ayahmu tinggalkan hanya sedikit. Jika uang itu habis kita makan apa??. Makanya kamu jadi anak berguna dong!! Cari kerja kek sana" ucap Nadin panjang lebar sembari memberi Vey uang lima ribu rupiah.  Wth? Cukup apa?.

"Makasih mi, Vey pergi dulu" ucapnya kemudian mengambil uang tersebut. Vey tau itu tak akan cukup untuk membeli sarapan di sekolah. Untungnya ia masih memiliki motor yang dapat ia naiki untuk mencapai sekolah.

---

Tring.. Tringg..

Tepat saat bel berbunyi, motor abu-abu gelap yang ditunggangi Vey sampai di parkiran SMA JAYA BANGSA.

"Astaga udah bel. Aduhh masa hari pertama telat sihh!! Semoga aja belum pada masuk kelas" ucap Vey merutuki keadaannya.

Ia pun berjalan masuk dan menuju papan pengumuman.

"Ett dah nama gue mana sihh..." ucapnya frustasi karena sedari tadi ia belum menemukan namanya sama sekali.

"E.. E.. Nahh ini dia. XI IPA 5? Harus banget kelas dipojok?" gumamnya lagi setelah ia menemukan namanya.

---

"Vey... Veyyyy bangunnn. Udah istirahat nih yuk kantin!!" suara lengking Tari, ya Utari Renafika, sahabat satu-satunya Vey sejak zaman kegelapan, membuat tidur Vey terganggu.

Oh Vey lupa, ia harus sekelas lagi dengan teman sebangku sematinya dari TK ini. Ia pun tidak mengerti, mengapa telinganya ini begitu tahan dengan suara lengking yang dimiliki Tari. 13 tahun bersama Tari bukan waktu cuma-cuma. Mereka sudah benar-benar saling mengenal sifat satu sama lain.

"Apaansih tar, gue ngantukkkk!!" pekik Vey saat tubuhnya digoncang oleh Tari.

"Ngantuk lo bilang? Dari awal masuk sampe jam ke-4 lo tidur mulu! Untung aja pak Tomo gak merhatiin lo" omel Tari yang di balas cengiran oleh Vey.

Sedikit menyesal bagi Vey memilih mengikuti ajakan Tari agar duduk disebelahnya lagi saat ia baru memasuki ruang kelasnya tadi pagi.

"Ya lagian, baru juga masuk ajaran baru udah belajar aja, Kimia lagi" gumam Vey lalu beranjak menuntun sahabatnya itu menuju kantin.

---

Di kantin.

"Eh Vey lo tau gak sih ada siswa baru di kelas sebelah super duper guanteng!! Yang gue denger nih yaa, orangnya cool terus tinggi terus lo tau dia naik apa kesekolah? " hiperbola Tari yang membuat Vey geleng-geleng.

"Gak. Apaan emang? Becak? " jawab Vey kemudian membuat Tari cemberut

"Lo tukang becak! Ya gak mungkin lah cowok se tampan dia naik becak!!" jelas Tari meninggikan suara sangking kesalnya dengan jawaban Vey.

"Ya terus apa maimunah? " tanya Vey sembari melahap cilok-nya.

"Dia naik Lamborghini Aventador LP 720-4. Lo tau itu harganya bermiliyaran cuyy" pekik Tari yang membuat Vey pening.

"Bukan urusan lo juga kan? Mending sekarang habisin makanan lo kita balik kekelas" sarkas Vey kemudian.

"Huftt nyebelin lo Vey" ucap Tari sambil memajukan bibirnya, lalu menghabiskan makanan nya segera.

---

Bel pulang sudah lama berbunyi. Kali ini Tari ikut pulang bersamanya. Terkadang Vey agak canggung untuk mengantarkan Tari pulang, karena ia takut wajah Tari akan terpapar matahari dan polusi, apalagi Tari adalah seorang gadis yang terlahir oleh keluarga kaya raya dan perawatan tubuhnya pun tidak murah. Terbukti dengan wajah Tari yang bersih dan halus. Kemana pun ia pergi pasti menggunakan mobil sport milik sang Ayah.

"Tar lo gapapa nih naik motor butut gue? Gue juga cuma bawa helm satu. Ntar wajah lo kusam lagi" tanya Vey saat sampai di parkiran sekolahnya.

"Lebay lo. Udah gapapa, gue juga lagi pengen naik motor nih nemenin orang jomblo hahahah" jawabnya sambil menertawai kejombloan Vey. Pasalnya Vey memang Single Akut Anti Galau sedari SMP.

"Oiya temenin gue ke cafe yang mau buka di pinggir jalan dekat butik aurora ya" ucap Vey sambil melajukan motornya meninggalkan sekolah

"Mau ngapain? Kan belum buka" tanya Tari bingung dengan suara agak nyaring, karena Vey melajukan motornya cukup cepat.

"Lamar kerja" jawab Vey singkat setelah itu tak dihiraukannya lagi pertanyaan konyol sahabatnya itu.

Ia melajukan motornya ke sebuah cafe yang baru akan buka lusa.

Kemarin ia melihat brosur yang ditempel di tembok pinggir jalan, menuliskan tentang mencari kasir dan waiters di cafe yang kabarnya baru akan buka minggu depan . Ia pun berniat untuk melamar kerja di cafe tersebut. Hitung-hitung untuk nambah uang jajan dan mengisi waktu luang, begitu pikirnya.

---

#katauthor

Beginilah hidup kadang kita perlu rasa pahit agar menghargai manis. Perlu sakit agar menghargai sehat. Perlu luka agar tau cara sembuh

Dont forget for like and comment guys. Biar author semangat nulis dan berimajinsi huhu:( love you all.

Happy reading!!

Cheese cakeWhere stories live. Discover now