36 | Menyusun Rencana

25 1 0
                                    

Malam ini hujan turun, air yang tandinya hanya rintik kecil sekarang berubah menjadi begitu deras membasahi bumi. Gemuruh petir saling bersautan di langit malam yang gelap gulita. Kilatan cahaya pun terlihat menyambar di sana-sini.

Dalam hening, Nila beberapa kali merapalkan doa tatkala suara petir terdengar begitu hebatnya. Ia merapatkan tubuhnya pada Biru yang sedang menantikan reaksi Genta yang masih terdiam sedari tadi. Ya, mereka—Biru, Sian, dan Nila—telah menceritakan semua kecurigaan terhadap Violet yang mereka rasakan selama ini.

Pada awalnya Genta hanya tergelak dan menganggap semua kecurigaan itu hanya lelucon semata. Ia bersikukuh membela Violet yang merupakan pacarnya, bahwa gadis itu tidak bersalah dan tidak tahu menahu soal keberadaan Gading maupun Caramel saat ini. Namun, pertahanannya pun kini telah goyah, ketika Nila menuturkan penjelasan yang menohok hatinya, ia juga memohon pada Genta agar ia bisa ikut bekerjasama dengan mereka untuk menyelesaikan semua persoalan ini.

Laki-laki bernama asli Magenta itu seketika bungkam. Ia larut dalam pikirannya setelah mendengar penuturan Nila yang masuk akal dan menyentil hatinya. Genta tiba-tiba kembali teringat pada sosok gadis yang selama kurang lebih dua tahun telah bersamanya itu.

Di awal Genta mendekatinya, ia sering dicampakkan, dan saat ia mengutarakan perasaannya pada gadis itu, gadis itu menolaknya mentah-mentah, bahkan sumpah serapah pun terlontar dari mulut gadis itu untuknya, ia bahkan sempat menghilang dari Genta. Dengan berat hati, Genta akhirnya memutuskan untuk berhenti mengejar dan akan melupakan Violet.

Genta yang saat itu sedang bersusah payah melupakan Violet, tiba-tiba menerima sebuah pesan singkat yang berisi ajakkan makan siang dari nomor yang tidak ia kenal, tapi saat melihat nama Violet tertera di dalam pesan itu, ia terkejut. Awalnya Genta merasa tidak percaya dengan hal itu, ia kira ini hanyalah pesan dari teman-temannya yang menjahilinya. Ia mengabaikan pesan itu hingga sebuah dering panggilan masuk mengganggunya.

Genta mengernyit melihat nomor tak dikenal tertera di layar benda pipih miliknya. Karena merasa terganggu, Genta pun me-reject panggilan itu. Seperti tak pantang menyerah, si penelepon beberapa kali kembali menghubunginya, dengan kesal akhirnya Genta mengangkat panggilan itu.

Suara halus milik seorang Gadis masuk kedalam indra pendengarannya. Suara itu ... suara gadis yang ia cintai, itu suara Violet. Ada apa ini? Secara tiba-tiba, gadis itu datang setelah sebulan ia tak terdengar kabarnya.

Mengalirlah pembicaraan mereka lewat telepon sampai mereka sepakat untuk bertemu di sebuah restoran.

Saat mereka bertemu, Violet memeluk Genta dengan erat, gadis itu meminta maaf atas semua kesalahannya pada Genta. Ia meminta maaf karena telah mencampakkan laki-laki itu, ia juga mengaku bahwa ia menyesal telah menolak Genta saat itu.

Berbagai penjelasan ia tuturkan pada Genta, hingga akhirnya ia berani meminta Genta untuk menerimanya kembali, ia ingin mereka berhubungan lebih dari teman.

Genta yang sejujurnya masih memiliki perasaan pada Violet, akhirnya menerima permintaan gadis itu, dan kemudian mereka pun menjalin sebuah hubungan.

Di bulan-bulan pertama mereka menjalin hubungan, Genta sering merasakan keanehan pada diri Violet, gadis itu sering menerima telepon dari orang yang tak ia kenali, saat Genta mempertanyakan hal itu, Violet sering marah dan cuek padanya. Namun, Violet terkadang juga tiba-tiba menjadi sangat manis.

Genta sangat memaklumi hal itu, ia sangat mencintai Violet, ia tidak ingin hal sepele menghancurkan hubungannya, meski keanehan itu sering ia rasakan.

Seiring berjalannya waktu, keanehan-keanehan itu tidak pernah ia temukan lagi. Hubungan mereka semakin erat, Violet tidak lagi cuek padanya, ia sangat perhatian. Saat Genta memergoki Violet sedang berbica lewat sambungan telepon dengan seseorang, Violet pasti akan menjelaskan semuanya dengan tenang, hal itulah yang membuat Genta percaya dan tidak pernah memperpanjang masalah.

Lonely GirlWhere stories live. Discover now