27 | Pertemuan

22 5 0
                                    

Dentingan bel terdengar nyaring saat pintu kaca sebuah cafe terbuka. Nila masuk ke dalam cafe tersebut diikuti oleh Sian yang berada di belakangnya. Aroma kopi seketika menyeruak masuk ke dalam indra penciuman Nila dan juga Sian begitu mereka berada di dalam.

Nila menyapu pandang ke setiap penjuru cafe, mencari seseorang yang ia kenal.

"Itu." Sian menunjuk seorang laki-laki berpenampilan casual yang duduk di sudut cafe sambil menikmati secangkir kopi. Mata Nila melihat ke arah jari telunjuk Sian mengacung.

"Genta," gumam Nila perlahan. Tanpa banyak bicara lagi, ia langsung menghampiri Genta dengan Sian yang mengekor di belakangnya.

"Genta!" seru Nila dengan senyuman yang mengembang.

Laki-laki berkulit putih itu melirik Nila. "Nila! Astaga, Tuhan ... Long time no see!" Genta memeluk Nila tanpa izin.

Sian mendelik melihat Genta yang memeluk Nila secara tiba-tiba.

Nila mengurai pelukan Genta. "Sibuk sekali abang satu ini," cibir Nila disertai tawa kecil.

Genta terkekeh mendengar perkataan Nila. "Lo taulah gimana dunia perkuliahan."

"Iya, aku tau."

Genta mengalihkan perhatian pada Sian yang berada di samping Nila. "Hai dude!" Genta memeluk Sian dan menepuk-nepuk punggung Sian secara gentle, namun Sian tidak membalas pelukan Genta, ia justru mengurai pelukan tersebut. "Oh iya, ayo duduk," ajak Genta.

Nila pun duduk berhadapan dengan Genta, sementara Sian tetap berdiri sambil menatap mereka berdua dengan tatapan tidak suka.

"Sian, duduk." Nila menarik tangan Sian agar laki-laki itu mengikuti perintahnya.

"Gak, aku berdiri aja."

"Ck! C'mon, dude!" bujuk Genta.

"Sian ..." Nila memberi tatapan peringatan pada Sian.

Sian berdecak, ia lantas duduk dengan malas di sebelah Nila.

"Kalian mau pesen apa? Cappucino? creamy latte? Or Hot chocolate? Or ... Wh–"

"Yang terakhir," sela Sian.

"Hot chocolate?" tanya Genta memastikan.

"Ya," jawab Sian ketus.

"Oke, aku pesenin." Genta menatap lurus ke arah meja bar tempat waitress dan barista berada. Ia lalu memanggil seorang waitress yang langsung menghampirinya.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya perempuan cantik yang merupakan seorang waitress.

"Ya, saya mau pesan dua hot chocoate."

"Oke, pesanan akan segera dibuatkan, tunggu sebentar ya, Mas," kata sang waitress yang lalu pergi.

"Gimana kabar kamu?" tanya Nila pada Genta.

Genta mendengus geli. "Lo 'kan tadi udah nanyain hal itu lewat telpon, lo jelas tau gimana kabar gue."

"Oh, euh ... iya, aku lupa." Gadis berambut hitam itu tersenyum kikuk.

Bodoh! umpat Sian dalam hati.

"Ini soal Gading, ya?" tanya Genta to the point.

"Ah, jadi kamu udah tau."

Genta tersenyum tipis hingga hampir tak terlihat, laki-laki itu melipat kedua tangannya diatas meja.

"Jelas gue tau. Kalo bukan tentang itu, apa lagi yang buat lo mau ketemu sama gue?"

Lonely GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang